Kabupaten Puncak Tersandera Aksi KKB, Warga Ditembak dan Fasilitas Umum Dibakar
Ibu kota Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dalam cengkeraman teror KKB. Kelompok ini menyerang warga dan membakar fasilitas umum dalam sepekan terakhir.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata terus meneror Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, Papua Tengah, selama sepekan terakhir. Kelompok ini menyerang seorang warga hingga luka berat dan membakar gudang penyimpanan beras di Ilaga pada Rabu (23/8/2023) malam.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo, Kamis (24/8/2023), mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak seorang warga bernama Lukman Ahmad di bagian pelipis kanan pada Rabu pukul 18.40. Pria berusia 32 tahun itu ditembak salah seorang anggota KKB saat sedang berjualan di kiosnya.
Ignatius pun memaparkan, KKB juga membakar gudang penyimpanan beras setelah menembak Lukman di kiosnya. Fasilitas itu milik Pemerintah Kabupaten Puncak.
”Penembakan Lukman terjadi di kompleks pasar tradisional Ilaga. Lukman selamat dalam peristiwa ini dan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ilaga,” kata Ignatius.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Puncak Komisaris I Nyoman Punia memaparkan, pelaku menggunakan senjata laras pendek saat menembak Lukman. Saat ini, tim gabungan TNI-Polri terus berpatroli untuk mengantisipasi aksi KKB yang terus meningkat dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya, KKB membakar satu rumah warga dan fasilitas pendukung menara telekomunikasi (base transceiver station/BTS) di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Selasa (15/8/2023). Aksi itu menyebabkan jaringan telekomunikasi di daerah tersebut terganggu.
Pimpinan senior kelompok sipil bersenjata harus berperan untuk menghentikan aksi penyerangan ke fasilitas publik.
Selang dua hari kemudian, KKB membakar fasilitas perpustakaan SMA Negeri 1 Ilaga pada perayaan Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia di Kabupaten Puncak, Kamis (17/8/2023). SMA Negeri 1 Ilaga menjadi sekolah ke-17 yang diserang kelompok tersebut dalam tiga tahun terakhir di wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
”Dalam menghadapi situasi ini, aparat gabungan TNI-Polri selalu berkoordinasi dan menjaga situasi agar tetap terkendali. Terdapat kekhawatiran bahwa situasi di sekitar kompleks pasar tradisional Ilaga masih rawan. Karena itu, tindakan pengamanan dan patroli terus dilakukan,” kata Nyoman.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menyesalkan aksi pembakaran fasilitas umum dan penyerangan warga di Puncak oleh kelompok sipil bersenjata terus terjadi saat ini. Ia menilai, selain merampas hak masyarakat untuk mendapatkan rasa aman, aksi kelompok itu juga menghambat akses terhadap layanan publik.
Ia berpendapat, serangan kelompok sipil bersenjata terhadap warga dan fasilitas publik telah melenceng dari latar belakang gerakan mereka. Gerakan kelompok ini tidak lagi mengarah pada perjuangan politik, tetapi mengarah pada perbuatan kriminal.
”Pimpinan senior kelompok sipil bersenjata harus berperan untuk menghentikan aksi penyerangan ke fasilitas publik. Saat ini banyak kelompok sipil bersenjata baru bermunculan dengan aksi yang melenceng dari perjuangan politik untuk kemerdekaan Papua,” ujarnya.