Kebakaran lahan gambut di Kalimantan Barat hingga Senin (21/8/2023) masih terjadi. Akibatnya, kabut asap masih menyelimuti Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak. Modifikasi cuaca akan dilakukan dalam waktu dekat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kebakaran lahan gambut di Kalimantan Barat hingga Senin (21/8/2023) masih terjadi. Akibatnya, Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak masih ditutupi kabut asap. Modifikasi cuaca akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pantauan Kompas, di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin (21/8/2023) pagi hingga siang, kabut asap masih menyelimuti kedua wilayah tersebut. Kebakaran lahan gambut masih terjadi di Kabupaten Kubu Raya.
Berdasarkan aplikasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Net pada Senin pukul 10.00 kualitas udara di Kota Pontianak berada pada level tidak sehat. Sementara itu, kualitas udara di Kabupaten Kubu Raya berdasarkan aplikasi Info BMKG pada Senin pukul 08.00 berada pada level sangat tidak sehat.
Pada Senin, tim gabungan dari sejumlah instansi terlihat masih berjibaku memadamkan kebakaran lahan gambut di salah satu lokasi di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Kebakaran lahan gambut di daerah tersebut bahkan mendekati SMAN 04 Kabupaten Kubu Raya.
Tim gabungan di lokasi sejauh ini masih bisa melokalisasi sebaran api. Namun, sumber air untuk memadamkan api dari parit-parit di sekitar lokasi kian mengering sehingga cukup menyulitkan petugas.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar Ridwan, saat ditemui di lokasi kebakaran lahan, menuturkan, kebakaran tersebut terjadi di Desa Arang Limbung, yang masih masuk Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Luasan yang terbakar belum diketahui pasti. Namun, sebaran asap cukup luas.
”Fokus hari ini mengamankan bangunan SMAN 04 Kubu Raya. Kebakaran di lokasi tersebut terjadi sudah dua hari,” tuturnya.
Kendala tim gabungan di lapangan, sumber air terbatas. Beberapa hari ke depan pemadaman masih fokus di lokasi tersebut karena termasuk daerah strategis dan rawan juga untuk penerbangan.
”Semoga dalam beberapa hari ini sudah ada hujan untuk mengurangi titik api,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Rabu (16/8/2023), Gubernur Kalbar Sutarmidji telah mengirim surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta bantuan agar di Kalbar dilakukan teknologi motifikasi cuaca (TMC). Diharapkan TMC dapat mengurangi kabut asap yang kini melanda Kota Pontianak, ibu kota Kalbar, serta Kabupaten Kubu Raya.
TMC pun dalam waktu dekat segera dilaksanakan di Kalbar. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar Daniel, Senin (21/8/2023), menuturkan, operasi TMI dijadwalkan akan dilakukan pada 24-31 Agustus.
Di Kalbar sejauh ini masih terpantau ribuan titik panas. Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalbar terakhir pada 20 Agustus pukul 00.00-23.00, di Kalbar terdapat 1.292 titik panas. Titik panas tersebut terdapat di 13 kabupaten/kota.
Semoga dalam beberapa hari ini sudah ada hujan untuk mengurangi titik api.
Luas lahan yang terbakar di Kalbar selama periode Januari-Juli 2023 seluas 5.772 hektar. Sementara luas lahan terbakar di Kabupaten Kubu Raya dalam periode tersebut seluas 1.481,24 hektar.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkunga Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale menuturkan, pemerintah memiliki data mengenai area-area yang rentan kebakaran hutan dan lahan. Nikodemus menilai, tidak cukup hanya memiliki pemetaan area yang rawan kebakaran, tetapi juga perlu dibangun infrastruktur pendukung penanggulangan kebakaran.
Nikodemus menuturkan lebih lanjut, jika memang mengetahui lokasi yang rentan kebakaran lahan, artinya harus disiapkan sarana-prasarana penanggulangan. Sebagai contoh, membuat sumber-sumber air, embung, dan sumur bor.
”Jika sarana-prasarana disiapkan secara optimal, ketika terjadi kebakaran lahan setidaknya dalam penanggulangan tidak lagi kesulitan sumber air. Sekarang aspek sarana dan prasarana tersebut belum begitu maksimal,” ungkap Nikodemus.