Ilustrasi keracunan makanan
SLEMAN, KOMPAS — Puluhan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta yang diduga keracunan makanan kini sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Sabtu (19/8/2023). Seluruh biaya perawatan akan ditanggung Batalyon Yonif Mekanis 403.
Dugaan keracunan muncul di sela-sela Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ”Veteran” Yogyakarta di Kompleks Yonif Mekanis 403, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (18/8/2023). Sebanyak 96 dari total 715 mahasiswa sakit perut, mual, dan muntah.
”Gejala itu muncul saat peserta sudah mau pulang. Ada yang gejalanya langsung, ada yang muncul setelah pulang,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPN ”Veteran” Yogyakarta Singgih Saptono di Sleman, Sabtu siang.
Baca juga: Diduga Keracunan Makanan Saat ”Outbond”, Puluhan Mahasiswa UPN Yogyakarta Dibawa ke RS
Siswa SD 29 Gunung Sarik menjalani perawatan dan observasi di IGD RSUD dr Rasidin Padang, Sumatera Barat, karena mengalami keracunan jajanan bakso bakar, Selasa (11/1/2022). Total ada 30 siswa SD 29 Gunung Sarik dan 5 orangtua siswa dan warga sekitar yang mengalami keracunan makanan yang dijual di sekitar sekolah tersebut.
Puluhan mahasiswa itu lantas dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, RS Condongcatur, RS Jogja International Hospital, RS Akademik UGM, RS Hermina, RS Pantirini. Sebagian juga dirawat di sejumlah klinik.
Hingga Sabtu siang, hanya tinggal tiga mahasiswa yang dirawat inap di RS Jogja International Hospital. Selain itu, ada seorang mahasiswa yang tengah diobservasi. Dia baru datang ke RS Bethesda, Sabtu pagi.
Para mahasiswa baru dari Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta yang sedang menerima pembekalan tentang bela negara, di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (13/8/2019).
”Langkah-langkah lain yang disiapkan meliputi biaya rumah sakit. Biaya rawat inap dan berobat akan ditanggung Batalyon Yonmek (Yonif Mekanis) 403,” kata Singgih.
Sejauh ini, Singgih mengatakan, sampel makanan telah dikirimkan ke laboratorium untuk diuji. Sejumlah sampel itu, antara lain, ialah nasi, kerupuk, ayam, dan bakmi. Namun, penyebabnya belum dipastikan.
Di sisi lain, kata Singgih, pihaknya juga menyiapkan pos darurat sebagai pusat informasi dan penanganan masalah ini. Letaknya di lantai dasar di Gedung Rektorat UPN ”Veteran” Yogyakarta.
Baca juga: Tiga Kasus Keracunan Makanan Akibatkan 259 Korban di Bogor
Korban keracunan massal seusai mengonsumsi olahan keong sawah atau tutut dirawat di Puskesmas Kecamatan Bogor Utara, Minggu (27/5/2018).
Kepala Subbagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menyampaikan, Jumat malam, ada 17 mahasiswa dirawat terkait kasus ini. Kondisi mereka membaik dan sudah diperbolehkan pulang.
Ketika dirawat, kata Banu, gejala klinis yang ditunjukkan pasien, seperti nyeri perut, mual, pusing, hingga diare. ”Masalah penyebab (dugaan keracunan) apa, kami serahkan kepada pihak yang berwenang,” kata Banu.