Diduga Keracunan Makanan Saat ”Outbound”, Puluhan Mahasiswa UPN Yogyakarta Dibawa ke RS
Puluhan mahasiswa UPN ”Veteran” Yogyakarta diduga mengalami keracunan makanan saat mengikuti kegiatan ”outbound”. Sebagian dari mereka dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Puluhan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta diduga mengalami keracunan makanan saat mengikuti kegiatan outbound di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (18/8/2023). Sebagian mahasiswa itu harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kegiatan outbound itu diadakan dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus Belanegara (PKKBN) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ”Veteran” Yogyakarta yang digelar sejak Sabtu (12/8/2023).
Kegiatan outbound itu dilaksanakan di kompleks Yonif 403, Kabupaten Sleman. Acara tersebut diselenggarakan dua kali, yakni pada Rabu (16/8/2023) dan Jumat (18/8/2023).
”Seharusnya kegiatan memang selesai Jumat ini. Insidennya kebetulan terjadi yang hari ini. Ini sekarang juga sudah di-handle (ditangani),” kata Kepala Subbagian Kerja Sama dan Humas UPN Veteran Yogyakarta Markus Kusnardijanto saat dihubungi, Jumat malam.
Markus memaparkan, gejala keracunan makanan itu ditunjukkan sejumlah mahasiswa pada Jumat sore. Selang waktunya agak lama sejak terakhir kali mereka makan pada siang hari. Beberapa gejala yang ditunjukkan antara lain mual, muntah, dan sakit kepala.
Markus menambahkan, para mahasiswa yang menunjukkan gejala keracunan tingkat sedang dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Menurut catatannya, jumlah mahasiswa yang butuh penanganan lanjutan mencapai 56 orang.
Mereka dibawa ke sejumlah fasilitas kesehatan, misalnya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, RS Hermina, RS Akademik UGM, dan RS Jogja International Hospital.
Selan itu, sebanyak 45 mahasiswa lain mengalami dugaan keracunan dengan gejala yang lebih ringan. Mereka diizinkan pulang ke rumahnya masing-masing setelah kondisi kesehatannya membaik.
Markus menyebut, total jumlah peserta kegiatan outbound itu mencapai sekitar 700 orang. Semua peserta menyantap menu makan siang yang sama. Namun, sebagian ternyata mengalami gejala dugaan keracunan.
”Kampus masih terus memantau kondisi para mahasiswa. Khususnya untuk beberapa yang masih perlu dirawat di rumah sakit,” kata Markus.
Jumlah mahasiswa yang butuh penanganan lanjutan mencapai 56 orang.
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menyampaikan, ada 15 pasien terkait dugaan keracunan itu yang dirawat di rumah sakit tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak dua pasien sedang ditangani di instalasi gawat darurat, sedangkan 13 pasien lainnya ditangani dan dirawat di ruang rawat inap.
”Semua pasien sudah kami tangani sesuai tata laksana keluhan yang muncul pada pasien tersebut,” kata Banu lewat keterangan tertulisnya.
Banu menyampaikan, gejala klinis yang ditunjukkan para pasien tersebut adalah nyeri perut, mual, pusing, dan diare. Dia menyebut, pihak rumah sakit hanya berfokus menangani gejala klinis tersebut agar kondisi pasien tidak semakin parah. ”Masalah penyebabnya apa, kami serahkan yang berwenang lebih lanjut,” kata Banu.