Tiga Orang Tewas di Nduga akibat Teror KKB Jelang Peringatan HUT RI
Kelompok kriminal bersenjata menebar teror di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Tiga warga tewas dalam serangan kelompok ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Situasi di Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, justru mencekam saat Indonesia tengah merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-78 Republik Indonesia. Kelompok kriminal bersenjata berulah hingga menewaskan tiga warga, Rabu (16/8/2023) malam.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri saat ditemui di Jayapura, Kamis (17/8/2023), mengatakan, KKB menembak tiga warga di kompleks Yosoma, Kenyam, Rabu pukul 21.45 WIT. Korban tewas adalah adalah Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad.
Mathius memaparkan, sebelum dibunuh, korban tengah melakukan perjalanan menggunakan satu mobil dan satu truk. Mereka datang dari Batas Batu menuju Kenyam.
Tiba di lokasi kejadian, para pelaku tampaknya sudah menunggu korban. Setelah kendaraan dihentikan, korban dihadang lalu ditembak. Mobil korban juga dibakar.
Setelah mendengar kejadian itu, aparat Kepolisian Resor Nduga tiba di lokasi kejadian pada pukul 22.06. Mereka masih melakukan kontak senjata dengan para pelaku.
”Setelah kontak senjata berakhir, ketiga korban dievakuasi ke Puskesmas Kenyam,” kata Mathius.
Meski terjadi insiden berdarah ini, Mathius menyatakan, pelaksanaan peringatan HUT Ke-78 RI di Papua umumnya berjalan aman. Ia telah menginstruksikan seluruh personel rawan gangguan keamanan untuk bersiaga.
”Kami bersyukur pelaksanaan upacara peringatan HUT Ke-78 RI berjalan aman meskipun terjadi insiden di Nduga. Kami berharap masyarakat bisa bersinergi dengan aparat TNI-Polri untuk menjaga situasi keamanan Papua tetap kondusif,” tutur Mathius.
Kapolres Nduga Komisaris Vinsensius Jimmy Parapaga menuturkan, situasi di Kenyam masih aman. Namun, personel gabungan TNI-Polri tetap siaga mengantisipasi potensi serangan susulan.
”Selain ditembak, para korban juga dianiaya. Kami sedang berupaya mengidentifikasi dan menangkap para pelaku yang terlibat dalam insiden ini,” tegas Vinsensius.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey sangat menyesalkan aksi itu. Apa pun alasannya, pembunuhan bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia.
”Kelompok sipil bersenjata melakukan kekerasan ke kelompok sipil yang tidak memiliki kepentingan apa pun. Perbuatan mereka sangat sporadis dan adanya unsur kriminal,” ujar Frits.