Menanti 4G di Sikakap yang Tak Kunjung Tiba
Warga Sikakap, Kepulauan Mentawai, masih menunggu kehadiran jaringan internet layak di pusat perdagangan tertua di kabupaten itu. Penantian bertahun-tahun atas jaringan 4G tak kunjung berakhir.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2Ffdad3bbb-a014-45bd-9212-adf30e7d0a83_jpg.jpg)
Menara internet radio Wi-Fi berbayar milik PT Citra Satelit Pratama di Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023). Wi-Fi berbayar dari internet satelit/radio merupakan satu-satunya cara mengakses internet di Sikakap, pusat perdagangan tertua di Kepulauan Mentawai. Jaringan operator Telkomsel cuma "E" atau EDGE dan hanya dapat dipakai untuk sambungan telepon seluler.
Saat jaringan internet 4G menembus sebagian pelosok desa di Kepulauan Mentawai, masyarakat di Sikakap, pusat perdagangan tertua di kabupaten itu, justru tak tersentuh sama sekali. Selama belasan tahun mereka berkutat dengan jaringan EDGE yang sekarang tak bisa digunakan untuk mengakses internet. Warga Sikakap masih menanti 4G yang tak kunjung tiba.
Ayu (26) dan kawannya, Deborah (26), tetap bertahan menatap gawai masing-masing di serambi sebuah warung saat matahari mulai terbenam. Keduanya masih menunggu pesan Whatsapp (WA) dari atasan tempat mereka bekerja. Nyamuk-nyamuk yang bergentayangan berburu darah di kawasan pelabuhan itu tak begitu mereka hiraukan.
Kedua petugas survei Badan Pusat Statistik (BPS) ini sudah 1,5 jam sejak pukul 17.00 nongkrong di tempat itu untuk mengirim data hasil survei. Jaringan internet hanya bisa diakses melalui layanan Wi-Fi berbayar dari internet satelit/radio di sekitar lokasi. Maka, mereka tak bisa pulang sebelum dapat kepastian pekerjaan hari itu beres.
”Informasi soal pekerjaan semuanya pakai internet, pakai WA. Jadi, kadang malam-malam, pukul 22.00-23.00, kami baru bisa pulang. Jaringan internet Wi-Fi tidak sampai ke rumah,” kata Ayu di Dermaga Polaga, Desa Sikakap, yang berada di Pulau Pagai Selatan, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Mendambakan Sinyal Telekomunikasi di Ujung Selatan Mentawai
Wilayah Kecamatan Sikakap berada di dua pulau besar di kabupaten ini, yaitu Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Menurut data BPS tahun 2022, Kecamatan Sikakap merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak dan terpadat kedua di Kepulauan Mentawai dengan 10.280 jiwa dan 32,88 jiwa per km.
Menurut Ayu, pekerjaan mereka tidak sulit. Namun, susahnya jaringan internet di pusat kecamatan itu membuat semuanya serba repot. Jaringan EDGE dari Telkomsel, satu-satunya operator seluler di kawasan itu, tak bisa digunakan untuk internet. Jaringan hanya dapat dipakai untuk sambungan telepon seluler. Sementara itu, layanan Wi-Fi berbayar selain jauh dari rumah juga lelet dan mahal.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F06%2F2acca586-9ad6-4385-bc8e-be78fd1466a9_jpg.jpg)
Menara BTS Telkomsel menjulang di salah satu bukit di Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023). Jaringan operator Telkomsel di Sikakap cuma "E" atau EDGE dan hanya dapat dipakai untuk sambungan telepon seluler.
Pengalaman Kompas saat menjajal Wi-Fi berbayar dari internet satelit ataupun radio di Sikakap 21-22 Juni lalu, koneksinya tidak lancar dan sering terputus serta tidak bisa jauh-jauh dari titik Wi-Fi. Butuh waktu lama untuk sekadar berkirim foto melalui WA dan e-mail. Adapun jaringan EDGE yang berasal dari dua menara BTS Telkomsel hanya bisa digunakan untuk sambungan telepon seluler.
Harga Wi-Fi berbayar yang dijual melalui voucher juga relatif mahal untuk kualitas seperti itu. Salah satu operator internet satelit menjual voucher 1 gigabyte (GB) Rp 15.000 dengan masa berlaku dua hari (1 perangkat), 4 GB Rp 25.000 sepekan (1 perangkat), dan 20 GB Rp 200.000 sebulan (2 perangkat). Adapun operator internet berbasis radio menjual voucher 1 GB Rp 15.000 sehari, 3 GB Rp 25.000 sepekan, dan 5 GB Rp 35.000 sepekan.
Sangat dibutuhkan
Seandainya ada jaringan 4G, kata Ayu, ia dan Deborah tak mesti pulang larut malam. Akses informasi dan pekerjaan bisa dilakukan dari rumah sembari mengerjakan urusan lain. Pekerjaan juga akan lebih aman, nyaman, dan hemat biaya jika internet bisa diakses dari rumah.
”Kami sangat butuh 4G. Orang-orang bekerja butuh internet. Sudah lama saya berharap, bahkan sejak jadi mahasiswa. Saat sedang di rumah, susah kami dapat informasi kuliah dan mengirimkan tugas karena tidak ada sinyal internet,” ujar Ayu.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2F4219981b-ccec-40c5-84a2-a913e520cff4_jpg.jpg)
Dua perempuan sedang mengakses Wi-Fi berbayar dari internet satelit untuk urusan pekerjaan di sebuah warung di Dermaga Polaga, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (21/6/2023) jelang malam.
Alfian (49), warga di sekitar Pelabuhan Sikakap, Desa Sikakap, yang berada di Pulau Pagai Utara, mengeluhkan hal serupa. Warga Sikakap tak kunjung mendapatkan layanan internet yang layak. Era jaringan internet 3G dan 4G di Sikakap berlalu begitu saja di saat warga ibu kota provinsi sedang menyambut kehadiran 5G.
“Kan, tidak lucu 4G tidak masuk, sementara tower-nya ada di belakang rumah. Tower untuk 4G itu sudah ada sejak 2016 atau 2017, tetapi tak pernah diaktifkan. Katanya, ada masalah dengan pemilik lahan. Tapi, menurut saya itu akal-akalan saja,” kata Alfian, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pangkas rambut.
Menurut Alfian, warga sudah lama menanti-nanti jaringan internet layak. Warga juga berulang kali mendesak dan mempertanyakan kenapa Sikakap sebagai pusat perdagangan tertua di Kepulauan Mentawai tak tersentuh 4G. Walakin, hingga saat ini, penantian itu tak kunjung berakhir.
Baca juga: Pabrik Terkendala Listrik, Nelayan di Mentawai Kesulitan Mendapatkan Es
Akibat tak juga mendapatkan layanan internet layak di Sikakap, Alfian pun berprasangka buruk. Ia menduga kondisi ini sengaja diciptakan karena kawasan ini masih lahan basah korupsi bagi oknum tertentu. Dengan sulitnya akses internet, permasalahan dan kendala yang dihadapi warga Sikakap akan susah untuk diviralkan.
”Saking capeknya saya mengeluh, saya cari nomor KPK di Google. Saya kirim WA tentang susahnya masuk 4G di Sikakap. Aliran listrik yang sering padam juga saya laporkan. Tapi admin KPK membalas, katanya, laporan saya tidak sesuai standar,” ujarnya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F22%2F2e4af76a-df7d-4322-976d-d82177c31163_jpeg.jpeg)
Warga menunjukkan foto percakapannya dengan admin Whatsapp KPK terkait keluhan aliran listrik dan jaringan 4G di Dusun Sikakap Timur, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023).
Alfian menjelaskan, jaringan internet yang lancar dan stabil sudah menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Baginya, internet dibutuhkan mengetahui model guntingan rambut terbaru. Selain itu, ia ingin pula membuat konten TikTok untuk menambah pendapatan seperti warga di daerah lainnya.
”Wi-Fi berbayar di sini, selain mahal, sinyalnya susah. Harus duduk mencongkong di pinggir jalan (agar koneksinya bagus). Seperti pengemis saya dibuatnya. Sering juga saya mengoceh. ‘Percuma den bali voucher ko, ndak bisa dipakai (percuma saya beli voucher, tak bisa dipakai)’,” katanya.
Tak berubah
Sementara itu, Adi Prima (38), warga Kota Padang yang sedang singgah, mengatakan, tak ada yang berubah dari akses telekomunikasi di Sikakap dalam 13 tahun terakhir. Ia pernah bertugas beberapa bulan di Sikakap sebagai relawan saat masa tanggap darurat bencana gempa dan tsunami Mentawai 25 Oktober 2010.
”Waktu itu jaringannya masih EDGE. Kami dulu berkumpul di Pelabuhan Sikakap untuk berkomunikasi. Sekarang, tahun 2023, ternyata kondisinya sama saja. Sinyal EDGE sekarang bahkan tak bisa dipakai untuk internet,” kata Adi, yang sehari-hari bekerja sebagai fotografer lepas.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2F75119e3b-de8f-4c44-9cc5-0a37527589cc_jpg.jpg)
Bentuk kupon dan daftar harga Wi-Fi berbayar dari internet satelit di kawasan dermaga Polaga, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (21/6/2023).
Menurut Adi, sulitnya jaringan internet menyulitkan orang luar sepertinya saat berkunjung ke Sikakap. Ia mesti keluar uang lebih banyak untuk membeli voucherWi-Fi internet satelit/radio yang kualitasnya belum memadai. Selama semalam-sehari singgah di Sikakap, ia menghabiskan uang Rp 50.000 untuk membeli voucher 1 GB dan 5 GB.
”Sikakap tertinggal dari desa-desa pelosok lain di Mentawai kalau soal internet. Padahal, Sikakap sebagai pusat perdagangan pertama di Mentawai dulu paling maju. Sekarang justru tertinggal,” ujar pria yang kerap berkunjung ke Kepulauan Mentawai ini.
Kekosongan jaringan internet 4G dari operator seluler di Sikakap justru menjadi ladang bisnis bagi pengusaha internet satelit/radio. Layanan Wi-Fi berbayar menjamur di Sikakap. Dari pengamatan Kompas, setidaknya ada tiga operator swasta penyedia layanan internet satelit/radio di sekitar dermaga Polaga dan Pelabuhan Sikakap.
Operator terbesar di kawasan itu adalah PT Citra Satelit Pratama. Pimpinan Citra Satelit Pratama Cabang Sikakap Asep Kurniawan mengatakan, perusahaan ini milik seorang pensiunan pejabat di Telkom Sumbar. Saat ini, Wi-Fi Citra Satelit Pratama punya sekitar 50 titik di Sikakap. Adapun penggunanya sekitar 50-100 orang per hari.
”Yang lain masih pakai internet satelit. Kalau kami, kan nembak (terhubung) radio di Sioban (Sipora Selatan, dekat Ibu Kota Kepulauan Mentawai di Pulau Sipora). Kami nembak ke jaringan Astinet Telkom. Kecepatannya hampir setara dengan 4G normal,” kata Asep, Kamis (22/6/2023).
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2F3838e244-1690-4b21-a1d6-fef49235081d_jpg.jpg)
Tangkapan layar laman log in Wi-Fi berbayar dari internet radio milik PT Citra Satelit Pratama di Pelabuhan Sikakap, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023).
Asep menuturkan, Citra Satelit Pratama hadir di Sikakap sekitar tahun 2020, saat pandemi Covid-19. Waktu itu, jaringan 4G tidak kunjung masuk, sedangkan kantor desa sedang butuh akses internet. Pemilik Citra Satelit dihubungi untuk mengatasi masalah ini. Usaha Wi-Fi berbayar pun dimulai dan penjualannya bagus.
Sejak saat itu, bisnis Wi-Fi berbayar tumbuh subur di Sikakap. Para kompetitor pun berdatangan. Menurut Asep, operator lainnya yang menyediakan layanan Wi-Fi berbayar adalah Sikakap Online dan Ubiqu.
Menurut Asep, suburnya usaha Wi-Fi berbayar saat kekosongan jaringan 4G dari operator seluler di Sikakap menimbulkan spekulasi liar. Pengusaha Wi-Fi berbayar dituding melakukan praktik kartel untuk menghambat masuknya 4G ke Sikakap.
”Citra Satelit Pratama tidak ada sangkut-pautnya dengan itu. Kalau mau memasukkan 4G, silakan saja. Kami hanya perusahaan swasta, jangan kambing hitamkan kami. Kami tidak ada menghambat-hambat,” kata alumnus Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Padang ini.
Asep menambahkan, sebenarnya jika Telkomsel mau bekerja sama dengan Citra Satelit Pratama, bisa saja 4G masuk ke Sikakap. Sebab, perusahaan ini sudah punya jaringan radio dari Tuapejat hingga ke Sikakap. ”Tapi harus jelas hitung-hitungannya. Harus ada MoU,” katanya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F06%2Fba51bcff-a234-490b-b869-80a9c7343ba2_jpg.jpg)
Perangkat internet satelit berbayar terpasang di lantai II ruko warga di Dermaga Polaga, Dusun Seay Baru, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (21/6/2023).
Kendala geografis
Manager Network Service Telkomsel Padang Andy Suapril mengatakan, belum masuknya jaringan internet 4G Telkomsel di Sikakap disebabkan belum adanya jaringan teresterial radio ataupun fiber optic yang terhubung ke kawasan itu. Jadi, internet di Sikakap masih menggunakan satelit.
”Telkomsel sudah memprogramkan membangun jaringan radio MW (medium wave) yang akan menghubungkan Sipora dan Sikakap,” kata Andy melalui keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).
Terkait desas-desus adanya hambatan terhadap Telkomsel menghadirkan 4G di Sikakap, Andy pun membantah. Menurutnya, ketiadaan 4G tidak ada hubungan dan tidak ada intervensi dari pihak lain.
”Ini murni kendala teknis geografis. Yang jelas saat ini programnya sedang on progress. Butuh effort dan dukungan masyarakat Mentawai. Bukti usaha Telkomsel ke arah sana adalah dengan sudah terlayaninya jaringan di Sioban dan sebentar lagi di Nemnemleleu (Sipora Selatan). Nanti akan lanjut terus sampai ke Sikakap,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Bidang Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika Kepulauan Mentawai Samuel Haratua Siswono, Senin (3/7/2023). Menurutnya, isu pengusaha internet satelit/radio menghalangi masuknya 4G di Sikakap tidak sesuai fakta. ”Bisnis internet satelit itu tidak akan menghalangi pembangunan yang ada,” katanya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2Fc3e479e4-2f89-49bb-bd02-8f2eb1a153c4_jpg.jpg)
Menara BTS Telkomsel terbaru menjulang di Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023). Menara yang berdiri sejak 2016-2017 ini belum punya jaringan 4G dan hanya berfungsi sebagai pembagi sinyal EDGE dari menara BTS Telkomsel lama.
Samuel menjelaskan, ketiadaan 4G di Sikakap murni karena faktor geografis. Posisi Sikakap dari sentral untuk membagi sinyal begitu jauh. Sinyal dari Tuapejat, Ibu Kota Kepulauan Mentawai, tidak sampai ke Sikakap, begitu pula sinyal dari Pesisir Selatan, daratan Pulau Sumatera terdekat ke lokasi itu.
Jika membangun FO, kata Samuel, biayanya sangat mahal dan proyek itu hanya bisa dilakukan pemerintah pusat. Telkomsel pun menempuh solusi jangka menengah dengan membangun menara-menara yang akan menyambungkan sinyal dari Tuapejat sampai ke Sikakap.
Pusat kecamatan yang belum tersentuh 4G memang hanya Sikakap.
Sejauh ini, Telkomsel sudah membangun menara di Desa Nemnemleleu. Rencananya juga sedang membangun menara di Katiet, Desa Bosua (Sipora Selatan). Kemudian, menara juga akan dibangun di Desa Saumanganya (Pagai Utara) dan Taparaukat, Desa Matobe (Sikakap).
”Jadi harapannya, di Sikakap bisa 4G. Cuma, memang pembangunannya tidak segampang yang kita pikirkan ternyata. Ada beberapa kendala, seperti ada wilayahnya hutan di sana yang harus dilepas juga. Kami harus dapat izin (dari KLHK). Makanya belum dieksekusi,” katanya.
Terkait menara BTS baru di Sikakap itu, Samuel mengatakan, menara itu sudah dioperasikan Telkomsel. Walakin, menara itu belum memiliki transportasi sendiri. Fungsinya masih sebagai pembagi sinyal dari menara BTS lama yang memiliki jaringan EDGE. Jika menara BTS lama hidup, menara BTS yang baru juga hidup.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F13%2F0fb752c6-7e43-42f0-b0e8-d3b0159c65ba_jpg.jpg)
Seorang perempuan menunjukkan lama log in Wi-Fi berbayar dari internet satelit di kawasan dermaga Polaga, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (21/6/2023) jelang malam.
Samuel mengakui, ketiadaan 4G di Sikakap memang sudah lama dikeluhkan warga. Warga Sikakap cemburu, desa-desa lain yang lebih pelosok dapat jaringan 4G, sedangkan mereka masih berkutat dengan EDGE. Sejauh ini, katanya, pusat kecamatan yang belum tersentuh 4G memang hanya Sikakap.
Menurut Samuel, ada dua jenis jaringan 4G yang melayani masyarakat Kepulauan Mentawai saat itu. Pertama, bantuan dari program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo, tetapi kapasitas pemakainya terbatas. Kedua, jaringan reguler yang dibangun oleh Telkomsel.
Masalahnya, menurut Samuel, Sikakap bukan target program Bakti. Sebab, di Sikakap sudah ada jaringan seluler reguler EDGE yang dibangun Telkomsel. Bakti tidak akan membangun menara BTS di lokasi yang sudah terjangkau jaringan seluler.
”Di Sikakap, setelah kami usulkan, mereka (Bakti) melakukan survei. Dari hasil survei, mereka temukan sinyal di Sikakap. Mereka men-drop usulan kami, minta dipindahkan ke tempat lain yang belum ada sinyal,” kata Samuel.
Jadi, sampai kapan warga Sikakap akan menanti kehadiran 4G? Semoga tidak sampai saat era 5G di daerah lain berakhir.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F06%2F22%2F6c219243-1c9b-4d62-a637-61b18548a48b_jpeg.jpg)
Suasana di pusat perekonomian di Dusun Sikakap Timur, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (22/6/2023).