Mengarak bendera dengan berenang dari daratan Kota Makassar ke Pulau Gusung yang dilakukan ratusan perenang bukan sekadar peringatan HUT Ke-78 RI. Ini juga momentum untuk menanamkan cinta tanah air dan laut.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sebanyak 150 perenang mengarak bendera Merah Putih di Selat Makassar, Sabtu (12/8/2023). Para perenang membawa bendera dan baliho sepanjang 78 meter dari Makassar ke Pulau Gusung sejauh lebih dari 1 mil laut atau 1,852 kilometer.
Bendera yang diarak terdiri atas tiga bagian masing-masing sepanjang 17 meter, 8 meter, dan 45 meter. Ada pula baliho berukuran panjang 8 meter yang bertuliskan HUT Ke-78 RI. Total panjang bendera dan baliho adalah 78 meter sesuai usia kemerdekaan Indonesia.
Bendera ini dibentang dengan cara diikat seluruh sisinya pada rangka bambu yang bagian bawahnya diberi jerigen. Para perenang berada di seluruh sisi bendera. Sebelum berangkat, para perenang menggelar upacara di dermaga.
Cinta tanah air
”Kegiatan ini yang kedua kali kami laksanakan dengan rute yang sama dan bekerja sama dengan Makassar Watersport Community. Dengan kegiatan ini, kami ingin menanamkan cinta tanah air dan lingkungan, termasuk cinta laut,” kata Kombes Supeno Amir. Dirpolairud Polda Sulsel, usai melepas peserta.
Para pembawa bendera yang tergabung dalam Makassar Watersport Community ini mulai berenang dari dermaga penyeberangan Ditpilaorud Polda Sulsel di kawasan Pantai Losari. Usia perenang beragam dari 6-74 tahun. Tak hanya usia yang beragam, latar belakang budaya, ekonomi, sosial, dan suku juga beragam.
”Kami membawa bendera dan baliho sepanjang 78 meter bukan sekadar simbol atau peringatan hari kemerdekaan. Ini juga mengingatkan kembali tentang Bhinneka Tunggal Ika. Karena itu, yang ikut membawa bendera datang dari beragam suku, latar belakang ekonomi, sosial, dan budaya yang berbeda. Kami juga ingin menanamkan cinta tanah air dan cinta laut,” kata ketua panitia, Pelda Purnawirawan Sudirman.
Pulau Gusung yang menjadi tujuan merah putih ini adalah pulau kecil di antara Pulau Lae-lae dan Pulau Kayangan. Belakangan keindahan pantai di pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi warga kota Makassar.
Kami membawa bendera dan baliho sepanjang 78 meter bukan sekadar simbol atau peringatan hari kemerdekaan. Ini juga mengingatkan kembali tentang Bhinneka Tunggal Ika. (Sudirman)
Acara ini diikuti dengan penuh antusias oleh peserta termasuk yang berusia lanjut. Menurut rencana, pihak Dirpolairud Polda Sulsel akan melibatkan para peserta dalam lain, yakni menanam mangrove.