Dewan Konsultores Tentukan Administrator Diosesan Surabaya
Dewan Konsultares akan memilih administrator diosesan karena Takhta Keuskupan Surabaya lowong setelah Uskup Surabaya Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono mangkat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Takhta Keuskupan Surabaya lowong (sede vacante) karena Uskup Surabaya Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono mangkat pada Kamis (10/8/2023) pukul 10.29 di Rumah Sakit Katolik Vincentius a Paulo, Jawa Timur. Dewan Konsultores akan menentukan Administrator Diosesan Surabaya dari imam atau uskup.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang juga Uskup Bandung Antonius Subijanto Bunjamin, OSC, saat menjadi selebran utama misa arwah Uskup Surabaya di Gereja Hati Kudus Yesus (Katedral) Surabaya, Jumat (11/8/2023) malam. Hadir dalam kesempatan itu Nunsius Apostolik (Duta Besar Takhta Suci Vatikan) untuk Indonesia dan ASEAN Uskup Agung Monsinyur (Mgr) Piero Pioppo.
Selain itu, dari Regio Sumatera hadir Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung, OFM Cap; Uskup Agung Palembang emeritus Mgr Aloysius Sudarso, SCJ; Uskup Pangkalpinang Mgr Adrianus Sunarko, OFM; RD Benny Margono selaku utusan Uskup Padang Vitus Rubianto Solichin, SX; dan RD Kornelius Anjarsi selaku utusan Uskup Tanjungkarang Vinsensius Setiawan Triatmojo.
Selain Ketua KWI, dari Regio Jawa hadir Sekretaris Jenderal KWI sekaligus Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM dan Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono. Dari Regio Kalimantan ada Uskup Agung Samarinda Yustinus Harjosusanto, MSF; Uskup Banjarmasin emeritus Petrus Boddeng Timang; dan RD Gregorius Eko selaku utusan Uskup Sanggau Mgr Valentinus Saeng, SC.
Adapun dari Regio Nusa Tenggara hadir Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang. Sementara Regio Papua diwakilkan oleh RD Lulus Widodo selaku utusan Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito, OFM.
”Kegembalaan di Keuskupan Surabaya akan dijalankan oleh seorang administrator diosesan yang akan dipilih oleh Dewan Konsultores (Kolegium Konsultor),” ujar Bunjamin.
Dewan Konsultores menurut rencana bersidang pada Senin (14/8/2023) untuk memilih administrator diosesan. ”Mari mendoakan agar Dewan Konsultores dengan bimbingan Roh Kudus dapat memilih administrator diosesan bagi Keuskupan Surabaya sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan,” kata Bunjamin sebelum berkat di pengujung misa arwah.
Di dalam perayaan ekaristi itu juga dibacakan surat apostolik dari Paus Fransiskus oleh Pioppo. ”Uskup kita, bapa, dan gembala sudah mengembuskan napas terakhir dalam damai Tuhan,” kata Pioppo.
”Saya sebagai nuncio menyatakan belasungkawa dari lubuk hati dan menyemangati Anda semua untuk mengikuti teladan Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono,” ujar Pioppo yang sebelumnya Nunsius Apostolik untuk Kamerun dan Guinea Ekuatorial.
Wisaksono, kata Pioppo, telah berpulang ke surga abadi sambil tersenyum untuk menghibur, menyemangati, dan memberkati umat Katolik di Keuskupan Surabaya, keluarga, paroki, komunitas, imam, biarawan biarawati, dan umat. Berkat dari mendiang Wisaksono menjadi kesatuan dalam Bapa Suci Fransiskus.
Wisaksono telah berpulang ke surga abadi sambil tersenyum untuk menghibur, menyemangati, dan memberkati umat Katolik di Keuskupan Surabaya, keluarga, paroki, komunitas, imam, biarawan biarawati, dan umat. (Mgr Piero Pioppo)
”Mari menyimpan dalam hati kenangan akan Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono, gembala yang baik sebagai kebaikan Allah yang menginspirasi. Amin,” ujar Pioppo, salah satu pakar teologi dogmatik Gereja Katolik Roma.
Mengutip laman resmi Keuskupan Surabaya, Dewan Konsultores adalah penasihat uskup. Tugas dan fungsinya terdapat dalam Kitab Hukum Kanonik. Ketika takhta keuskupan lowong, kolegium ini mengambil alih fungsi dan tugas Dewan Imam. Kolegium melaporkan kematian uskup kepada Takhta Suci Vatikan dan memilih administrator diosesan dalam waktu delapan hari setelah kematian uskup.
Catatan Kompas, Takhta Keuskupan Surabaya pernah lowong karena Uskup Surabaya saat itu Mgr Yohanes Hadiwikarta mangkat pada 23 Desember 2004. Pastor Yulius Haryanto, CM, kemudian ditunjuk sebagai administrator diosesan sampai pengumuman penunjukan Wisaksono sebagai Uskup Surabaya oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1 April 2007.
Ketika ditunjuk untuk menjadi uskup, Wisaksono sedang berada di Manila, Filipina, guna menyelesaikan disertasi studi doktoral. Wisaksono menjalani tahbisan uskup (episkopal) pada 29 Juni 2007 di Stadion Wijaya Kusuma, Kodiklatal AAL, Surabaya. Situasi sede vacante di Surabaya pernah berlangsung cukup lama yakni sekitar 3 tahun 4 bulan.
Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya RD Yosef Eka Budi Susila mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para uskup, imam, dan rohaniwan-rohaniwati yang telah hadir dalam misa arwah untuk mendoakan Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono. Juga dihaturkan terima kasih untuk Jaringan Gusdurian, Forum Komunikasi Umat Beragama Surabaya, dokter, suster, dan perawat RS Katolik Vincentius a Paulo.
Pada Sabtu (12/8/2023) pukul 09.00 di Katedral Surabaya kembali diadakan misa dan pemberangkatan jenazah Wisaksono ke Mausoleum Pieta Goa Maria Pohsarang, Puhsarang, Kediri.
Di mausoleum, pada pukul 14.00, akan diadakan misa pemakaman. Mausoleum merupakan makam untuk para uskup dan imam Keuskupan Surabaya yang dibangun sejak kegembalaan Hadiwikarta dan diselesaikan oleh Wisaksono.