Antisipasi Kekeringan di Papua Tengah Terulang, Pemerintah Siapkan Sejumlah Langkah
Saat ini, dampak kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, disebut pemerintah sudah teratasi. Setiap hari, 2,6 ton bantuan diturunkan di daerah yang mengalami kekeringan di Puncak.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
Warga yang menerima bantuan dari Kementerian Sosial karena terdampak bencana kekeringan di dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, sejak awal Juni 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mengantisipasi kekeringan yang berujung pada kelaparan kembali terulang di Papua Tengah, pemerintah menyiapkan berbagai langkah jangka pendek hingga jangka panjang, di antaranya membangun gudang logistik dan rencana perpanjangan landasan pacu di Bandara Udara Sinak.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga di tiga distrik di Lembah Agandugume, yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, mengalami kelaparan karena tanaman umbi-umbian warga busuk akibat cuaca ekstrem. Tahun ini setidaknya enam warga dilaporkan meninggal akibat kelaparan.
”Penanganan dampak kekeringan ini sudah teratasi, rata-rata setiap hari kami sudah bisa drop 2,6 ton ke Agandugume untuk suplai 9.000-10.000 penduduk dari 4.000 keluarga di tiga distrik,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, seusai rapat terbatas membahas penanganan bencana di Papua Tengah yang dipimpin Presiden Jokowi, Kamis (10/8/2023).
Menurut Muhadjir, pemerintah mengalami kendala untuk mengirim bahan makanan ke Agandugume secara langsung. ”Kenapa? Pertama, cuaca, ketinggiannya itu 9.000 kaki, tidak semua pilot punya sertifikat untuk bisa mendarat di situ,” tambah Muhadjir yang saat memberikan keterangan pers didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta.
Selain mengirim bantuan secara langsung ke Agandugume, pemerintah juga mengirimkan bantuan melalui Bandara Sinak. ”Kalo ditahan di Sinak ini, harus diambil secara jalan kaki. Perlu perjalanan dua hari satu malam. Itu yang sekarang masih agak menyulitkan karena jalannya masih belum bagus,” kata Muhadjir.
Dalam rapat terbatas kali ini, Presiden Joko Widodo meminta agar landasan pacu di Bandara Sinak diperpanjang sebagai rencana jangka menengah untuk mengantisipasi kejadian kekeringan berulang ke depan. Dengan perpanjangan landasan pacu ini, Bandara Sinak bisa menampung dan mendaratkan pesawat-pesawat angkut yang lebih lebar dan lebih berat seperti Hercules.
”Kalau nanti pesawat sudah Hercules bisa mendarat di Sinak, bukan hanya bahan pangan yang bisa diangkut, melainkan juga material untuk infrastruktur, terutamanya untuk jalan,” tambah Muhadjir.
Kementerian Perhubungan disebutnya telah menyatakan kesanggupan dan menyediakan anggaran untuk perpanjangan landasan pacu di Sinak dalam kurun waktu tiga bulan. Posisi Bandara Sinak tergolong strategis karena menghubungkan beberapa distrik, termasuk wilayah kabupaten lain, seperti Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Intan Jaya. ”Jadi, kalau nanti ada kasus yang sama terjadi, seperti kemarin di Lanny Jaya, itu suplainya dari Sinak akan lebih cepat daripada harus dari Timika dan Wamena,” kata Muhadjir.
Pemerintah juga akan membangun infrastruktur jalan agar distribusi bantuan tidak lagi berbiaya tinggi. ”Satu kali penerbangan Rp 35 juta. Dari Timika ke Agandugume dan Sinak itu Rp 35 juta. Nanti kalau sudah bisa melalui darat, kita harapkan bisa lebih murah,” ucapnya.
Presiden Jokowi memberikan arahan agar jalan darat yang akan dibangun itu melalui Jayapura, Wamena, hingga Sinak. Infrastruktur jalan ini melewati beberapa distrik, termasuk distrik ibu kota Puncak Jaya, yaitu Distrik Mulia. ”Kemudian Sinak ke Agandugume, daratnya juga akan dibangun,” tambah Muhadjir.
Dalam jangka panjang, Presiden berharap infrastruktur jalan tersebut bisa secara efektif memakmurkan masyarakat Papua. Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden untuk membangun Trans-Papua.
Sebagai langkah jangka pendek, pembangunan gudang logistik di Lembah Agandugume sudah akan dimulai pekan depan. Gudang logistik tersebut diharapkan bisa selesai dalam kurun waktu satu bulan. Sesuai arahan dari Presiden, gudang stok pangan ini akan dibangun di dua tempat, yaitu di Agandugume dan Sinak.
Gudang logistik ini akan memenuhi kebutuhan pangan di tiga distrik yang paling rentan mengalami kegagalan panen dan kelaparan, yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri, yang berlokasi di Lembah Agandugume. Pemerintah juga telah menggandeng perguruan tinggi untuk mencari varietas umbi-umbian yang cocok dengan cuaca ekstrem. ”Sementara kami persiapkan,” ujar Syahrul.
Sesuai arahan Presiden, transfer teknologi tepat guna juga akan dilakukan agar masyarakat bisa mengolah umbi-umbian untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari makanan lokal. Dengan sentuhan teknologi tepat guna, masyarakat bisa membangun ketahanan pangannya sendiri.
Terkait musim kemarau kering yang terjadi bersamaan dengan El-Nino, Kepala Badan Meteorologi, Klimatolog, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta agar masyarakat menghemat air. Selain itu, adaptasi pola tanam yang sesuai dengan kondisi kering juga harus dilakukan. ”Dan juga menjaga lingkungan. Jangan makin merusak lingkungan,” kata Dwikorita.