Ekonomi Bali pada triwulan II-2023 kembali bertumbuh positif, mencapai 5,60 persen secara tahunan. Momen pertumbuhan ekonomi daerah didukung pulihnya pariwisata di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Ekonomi Bali pada triwulan II-2023 bertumbuh positif sebesar 5,60 persen dibandingkan kondisi ekonomi Bali triwulan II-2022, atau tumbuh sebesar 6,96 persen dibandingkan ekonomi Bali triwulan I-2023. Pertumbuhan positif ekonomi Bali pascapandemi Covid-19 dipengaruhi pulihnya pariwisata.
Dalam penyampaian Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tentang pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II-2023, Senin (7/8/2023), Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan, kondisi ekonomi Bali pada triwulan II-2023 mengindikasikan pertumbuhan, yang mengesankan hal baik dan positif. Endang menambahkan, seluruh lapangan usaha, yang menjadi indikator pertumbuhan ekonomi, menunjukkan pertumbuhan positif.
Diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, PDRB pada periode triwulan II-2023 tercatat sebesar Rp 68,68 triliun, atau bertumbuh sebesar Rp 40,09 triliun jikalau diukur atas dasar harga konstan pada tahun 2010. Ekonomi Bali triwulan II tumbuh positif sebesar 5,60 persen secara tahunan (year over year/yoy) dibandingkan dengan periode triwulan II-2022, atau tumbuh sebesar 6,96 persen ketimbang periode triwulan I-2023.
Perihal kondisi ekonomi Bali triwulan II-2023, yang kembali mengalami pertumbuhan positif pascapandemi Covid-19, juga disinggung Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra ketika membacakan sambutan Gubernur Bali dalam acara pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Senin (7/8/2023).
Indra menyebutkan, pertumbuhan positif itu menjadi luar biasa setelah ekonomi Bali mengalami tekanan selama pandemi Covid-19. Ekonomi Bali pernah terkontraksi hingga -9,85 persen pada triwulan I-2021.
Lebih lanjut dalam penyampaian BRS tentang pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II-2023 di Kantor BPS Provinsi Bali, Senin (7/8), Kepala BPS Provinsi Bali Endang menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2023 dari sisi produksi masih didominasi kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum. Kontribusinya mencapai 19,54 persen meskipun situasi ekonomi menunjukkan tren perlambatan dalam tiga bulan terakhir. Adapun dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar dari komponen konsumsi rumah tangga, yakni mencapai 52,58 persen.
Beberapa peristiwa selama triwulan II-2023, yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Bali, antara lain, adanya momen Hari Raya Idul Fitri 2023 dan Hari Raya Idul Adha 2023, yang diikuti cuti bersama, masa libur sekolah, dan adanya acara Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023. Kondisi itu memengaruhi peningkatan mobilitas dan konsumsi masyarakat. Peristiwa lain, di antaranya, adanya pembayaran tunjangan hari raya (THR) pada April dan gaji ke-13 pada Juni bagi buruh dan pegawai.
Kemudian, peningkatan jumlah keberangkatan penumpang, baik penumpang domestik maupun penumpang internasional, melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama periode triwulan II-2023. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali juga bertumbuh sebesar 273,82 persen secara tahunan (yoy), atau dibandingkan periode triwulan II-2022.
Kondisi itu juga memengaruhi meningkatnya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang dengan rata-rata peningkatan mencapai 18,70 persen secara tahunan (yoy). Hal itu didukung pula tingkat inflasi tahunan (yoy) di Bali, yang terjaga, bahkan menunjukkan kecenderungan menurun.
Selain mengandalkan pariwisata, yang masih menjadi lokomotif penggerak ekonomi, Bali juga harus tetap mengembangkan sektor-sektor produksi lain, misalnya, pertanian dalam arti luas dan perikanan, agar juga meningkat kontribusinya.
Dalam laporan BPS perihal perekonomian Indonesia triwulan II-2023 disebutkan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diproyeksikan melambat dari 2022. Di tengah proyeksi perlambatan ekonomi dunia itu, beberapa negara ekonomi besar dunia dinyatakan tetap tumbuh. Adapun ekonomi negara berkembang diproyeksikan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi global dan negara maju.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (depan, kiri) ketika menghadiri acara pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Kota Denpasar, Senin (7/8/2023). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali kini dijabat R Erwin Soeriadimadja (kanan), yang menggantikan Trisno Nugroho (tengah).
Secara terpisah, pengamat ekonomi, yang juga mantan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan kondisi positif, yang mendukung pertumbuhan ekonomi Bali pascapandemi Covid-19, harus diupayakan dijaga. Pemerintah daerah bersama pihak pemangku kepentingan terkait diharapkan agar menyiapkan strategi untuk menjaga momen pertumbuhan positif ekonomi daerah.
”Selain mengandalkan pariwisata, yang masih menjadi lokomotif penggerak ekonomi, Bali juga harus tetap mengembangkan sektor-sektor produksi lain, misalnya, pertanian dalam arti luas dan perikanan, agar juga meningkat kontribusinya,” kata Trisno di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Senin (7/8/2023).
Ketika memberikan sambutan dalam acara pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali di Denpasar, Senin (7/8/2023), Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran penting, terutama bagi Bali. Perry mengungkapkan, Bali harus mengembangkan ekonomi inklusi, mengembangkan dan menguatkan usaha mikro, kecil, dan mandiri (UMKM), dan membangun serta mengembangkan ekonomi hijau demi menjaga keseimbangan struktur ekonomi daerah.
”Tidak bisa lagi hanya tergantung pada pariwisata,” kata Perry. Perry juga mengajak kalangan pemerintah daerah di Bali agar memperhatikan sektor produksi, yang juga memengaruhi ketahanan pangan daerah, misalnya, pertanian. ”Pariwisata Bali pun harus menuju pariwisata berkualitas dengan menarik lebih banyak turis berkualitas pula,” ujar Perry lebih lanjut.