Garuda Indonesia Buka Penerbangan Umrah Reguler, Bandara Kertajati Kian Bergeliat
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka kini melayani penerbangan umrah reguler dengan maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan itu diharapkan menggeliatkan aktivitas bandara.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kini melayani penerbangan umrah reguler dengan maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan itu diharapkan menggeliatkan bandara yang akan beroperasi penuh pada Oktober 2023 ini.
Penerbangan langsung dari Bandara Kertajati menuju Jeddah, Arab Saudi, itu berangkat pada Minggu (6/8/2023) pukul 11.40. Penerbangan akan ditempuh delapan sampai sembilan jam. Pesawat jenis Boeing 777 tersebut juga bakal kembali lagi ke Kertajati.
Dari total 393 tempat duduk, okupansi pesawat dengan nomor penerbangan GA 902 itu mencapai 95 persen atau 371 penumpang. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Jabar, seperti Subang, Tasikmalaya, dan Bandung, hingga dari Pemalang, Jawa Tengah.
Senior Manager Sales dan Marketing Haji dan Umrah Garuda Indonesia Dimas Aditya Yudabrata mengatakan, penerbangan umrah reguler perdana itu akan berlanjut sekali sepekan setiap hari Minggu. Menurut rencana, penerbangan tersebut berlangsung hingga Maret 2024 nanti.
”Penerbangan ini pilotproject (proyek percontohan) seminggu sekali. Kalau antusiasmenya tinggi, akan dilanjutkan. Tapi, okupansi hari ini menunjukkan peluang (penerbangan umrah reguler) yang bagus. Minggu depan, (okupansinya) juga sekitar 100 persen,” ungkap Dimas.
Sebelumnya, Garuda Indonesia pernah melayani penerbangan umrah November 2022 lalu. Pesawat jenis Airbus A330-300 itu mengangkut 225 penumpang atau hampir 80 persen dari ketersediaan tempat duduk. Maskapai Lion Air dan Citilink juga pernah melayani penerbangan umrah.
Menurut Dimas, potensi penerbangan umrah di Jabar sangat besar. Setiap tahun, pihaknya memperkirakan 300.000–400.000 warga di provinsi itu melaksanakan umrah. Sebagian besar jemaah masih terbang melalui Bandara Internasional Soekarno–Hatta di Cengkareng.
Tahun ini, pihaknya bahkan telah menambah frekuensi penerbangan umrah di Bandara Soekarno-Hatta menuju Jeddah dari sebelumnya 12 kali menjadi 16 kali per minggu. Adapun penerbangan umrah ke Madinah meningkat dari tiga kali menjadi tujuh kali dalam sepekan.
Dimas menilai, Bandara Kertajati berpotensi menggaet penumpang umrah, terutama dari daerah timur Jabar, seperti Majalengka, Cirebon, Subang, dan Indramayu. Begitu pun bagian barat Jateng, seperti Brebes dan Tegal. Apalagi, penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sudah padat.
Pengoperasian penuh Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) juga mempermudah akses warga dari Bandung dan sekitarnya ke Kertajati dengan waktu tempuh bisa hanya sejam. ”Kami berharap agen travel dan masyarakat memanfaatkan Kertajati,” ucapnya.
Kami juga berharap penerbangan umrah bisa lebih dari sekali sepekan dan ada penambahan rute.
Wawan Hermawan, Direktur PT Cahaya Raudhah, perusahaan travel umrah, mengatakan, penerbangan umrah di Bandara Kertajati punya beberapa keunggulan dibandingkan Bandara Soekarno-Hatta. Selain tidak sepadat Cengkareng, Kertajati juga lebih dekat bagi warga Subang.
”Kalau ke sana (Cengkareng) bisa tiga jam. Bahkan, unpredictable (tidak terprediksi). Kalau di sini (Kertajati), perjalanan bisa diperkirakan, satu jam paling lama,” ucap Wawan. Pihaknya pun bisa menekan biaya operasional karena jaraknya lebih dekat dan waktu tempuh lebih cepat.
Meski demikian, Wawan menyoroti tenant di bandara yang belum beroperasi penuh. Di ruang tunggu lantai tiga, misalnya, tidak ada tenant kuliner yang buka. ”Kami juga berharap penerbangan umrah bisa lebih dari sekali sepekan dan ada penambahan rute,” ujarnya.
Executive General Manager Bandara Kertajati Nuril Huda mengatakan, penerbangan umrah reguler kali ini menggeliatkan aktivitas bandara. Sejak pertengahan Mei lalu, maskapai AirAsia juga melayani penerbangan dari dan menuju Kuala Lumpur, Malaysia, setiap Rabu dan Minggu.
Bandara yang beroperasi sejak 2018 ini juga menjadi embarkasi haji pertama kali pada akhir Mei hingga awal Agustus. Sebanyak 25 kloter dengan 9.239 anggota jemaah telah terbang dari Bandara Kertajati ke Tanah Suci dan sebaliknya. Penambahan rute pun sangat mungkin terjadi.
”Apalagi, insya Allah mulai 29 Oktober nanti, penerbangan dari Bandung (Bandara Internasional Husein Sastranegara) pindah Kertajati sesuai keputusan Presiden Joko Widodo. Bandara ini pasti akan lebih berkembang,” katanya.