Jateng Bakal Ambil Peluang Ekonomi dari Pariwisata Halal
Jawa Tengah disebut berpeluang meningkatkan perekonomian melalui pariwisata halal. Untuk itu, sejumlah pihak terus berupaya mengembangkan wisata halal di wilayah tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE
Juru masak sedang menyiapkan makanan di TFP Kopi Warung di Pasar Gede, Solo, Jateng, (22/12/2020). Pasar Gede yang selama ini identik dengan pusat jual beli sayuran disulap menjadi pusat wisata kuliner kekinian. Wisata kuliner menjadi hal yang dicari dalam wisata halal.
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah pihak terus berupaya mengoptimalkan potensi pariwisata halal untuk menggenjot perekonomian di Jawa Tengah. Berbagai upaya terus dilakukan, seperti membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah atau KDEKS serta mendorong penerbitan peraturan gubernur terkait pariwisata halal dan ekonomi syariah.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, pada 2024 Indonesia bakal kedatangan sekitar 35.000 pelancong mancanegara dalam acara Global Moeslem Travel Index (GMTI). Para pelancong tersebut diharapkan bisa tertarik untuk berkunjung dan membelanjakan uangnya di Jateng sehingga perekonomian di Jateng bisa turut terdongkrak.
Yasin menyebut, Jateng sudah menyiapkan sejumlah hal, seperti membentuk KDEKS yang memiliki peta jalan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. KDEKS Jateng dan dinas-dinas terkait akan mengajukan usulan peraturan gubernur terkait pariwisata halal dan ekonomi syariah. Pergub tersebut akan mengatur kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha pariwisata halal, baik pelaku usaha wisata, kuliner, maupun perhotelan.
”Kami sudah menginstruksikan supaya segera disiapkan apa saja yang diperlukan. Misalnya, hotel yang ramah Muslim. Di hotel yang ramah Muslim harus dicari tahu juga apa saja kebutuhannya, seperti mushala. Lalu, apakah makanannya harus dipisah atau bagaimana sehingga para pelancong bisa tinggal lebih lama,” kata Yasin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/8/2023).
Warga mengisi ibadah puasa mereka dengan kegiatan rohani di Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (23/3/2023). Selama sebulan penuh masjid tersebut menyediakan menu berbuka puasa bersama.
Yasin juga berharap pelaku usaha makanan memperhatikan kehalalan produk, dari hulu hingga hilir. Untuk itu, Pemeritah Provinsi Jateng bersama pihak-pihak terkait berupaya mendirikan rumah pemotongan hewan (RPH) dan rumah pemotongan unggas (RPU) yang halal.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menyebut, Jateng memiliki peluang mengembangkan ekonomi syariah karena wilayah itu memiliki pangsa pasar ekonomi syariah sebesar 14 persen.
Melihat peluang tersebut, Bank Indonesia sejak tahun 2021 konsisten mendampingi ratusan pelaku ekonomi, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah, untuk mendapatkan sertifikasi halal. Hingga Agustus 2023, ada 284 UMKM yang didampingi Bank Indonesia untuk mendapatkan sertifikat halal.
”Dari sektor pariwisata, Jateng punya peluang yang baik. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, misalnya, meskipun itu candi agama Buddha dan Hindu, pengunjungnya didominasi oleh pengunjung Muslim. Jadi, mereka menyediakan fasilitas-fasilitas yang ramah Muslim. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi tempat wisata, hotel, dan restoran lain,” ucap Rahmat.
Meskipun itu candi agama Buddha dan Hindu, pengunjungnya didominasi oleh pengunjung Muslim.
Rahmat berharap Jateng bisa menjadi pusat halal dunia sehingga Bank Indonesia Jateng meluncurkan sejumlah program, yakni mengembangkan Aplikasi Jejak Wisata Sejarah (Jasirah), Modest Fesyen Muslim, menandatangani letter of intent business matching antara lembaga pariwisata Turki dan lima UMKM berbasis syariah, hingga mempercepat sertifikasi halal bagi RPH dan RPU.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Jateng Ahmad Daroji juga mendorong pengembangan wisata yang ramah Muslim di Jateng. Sebab, dari sisi devisa, perputaran uang dari wisata halal global bisa mencapai 274 miliar dollar AS.
”Kita sudah punya payung hukum tentang produk halal yang mendorong kita untuk berwisata karena banyak hikmah yang akan didapatkan. Selain bisa menjadikan tubuh lebih sehat, berwisata akan jadi sumber pertumbuhan ekonomi dan rezeki bagi masyarakat,” ujar Daroji.
Menurut Daroji, saat ini tengah berlangsung sertifikasi terhadap 10 juta UMKM dengan jumlah pelaku usaha 59,2 juta. Dengan upaya tersebut, kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk UMKM di Jateng bisa terus meningkat.