BPS Provinsi Bali mencatat inflasi sebesar 0,34 persen secara tahunan. Pergerakan inflasi di Bali pada Juli 2023 juga dipengaruhi bertambahnya pengeluaran masyarakat di Bali untuk pendidikan dan kebutuhan hari besar.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyatakan laju inflasi di Bali pada Juli 2023 sebesar 0,34 persen secara bulanan. Pergerakan inflasi di Bali pada Juli 2023 turut dipengaruhi kenaikan harga barang konsumsi masyarakat, antara lain, pengeluaran untuk menyambut hari Galungan dan kebutuhan pendidikan.
Dalam penyampaian Berita Resmi Statistik tentang Indikator Strategis Provinsi Bali, Selasa (1/8/2023), Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan, dibandingkan dengan Juni 2023, inflasi di Bali pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,34 persen.
Salah satu upaya mengendalikan harga adalah perlunya perhatian dan keterlibatan pemerintah terhadap peternakan agar mereka bisa meneruskan usahanya. (Hari Suyasa)
Adapun inflasi di Bali secara tahunan (year over year/yoy) pada Juli 2023 sebesar 2,52 persen. Angka inflasi tersebut dinyatakan sebagai indikator tidak langsung atau indikator proxy dari gabungan perkembangan indeks harga konsumen di dua kota pantauan, yakni Denpasar dan Singaraja di Buleleng.
Tujuh dari sembilan kelompok pengeluaran, yang menjadi indikator indeks harga konsumen, tercatat mengalami kenaikan, di antaranya, kelompok pendidikan; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
Deflasi
Selain itu, juga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau terpantau mengalami penurunan atau deflasi.
Endang juga menyatakan, perkembangan indeks harga konsumen (IHK) di Bali pada Juli 2023 juga dipengaruhi beberapa peristiwa, seperti dimulainya tahun ajaran baru sekolah pada Juli 2023 dan persiapan masyarakat menyambut hari Galungan yang jatuh pada Rabu (2/8/2023).
Dirinci dalam Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Bali itu, biaya sekolah menengah pertama dan biaya sekolah dasar serta taman kanak-kanak, bimbingan belajar, dan canang sari termasuk komoditas yang mengalami kenaikan harga atau berkontribusi terhadap laju inflasi pada Juli 2023.
Sementara itu, sejumlah kebutuhan rumah tangga, misalnya cabai merah, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, dan daging babi, tercatat mengalami penurunan harga dan menjadi penahan laju inflasi di Bali pada Juli 2023.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (Gupbi) Bali I Ketut Hari Suyasa mengungkapkan, stok daging babi di Bali menjelang hari Galungan dan Kuningan mendatang diperkirakan sangat mencukupi. Kondisi itu juga dinilai Hari Suyasa memengaruhi kecenderungan bertahannya harga daging babi menjelang hari besar keagamaan Hindu ini.
Adapun harga daging babi di Pasar Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (26/7/2023), berada di kisaran Rp 75.000 sampai Rp 80.000 per kilogram. Pedagang daging babi di Pasar Badung saat itu mengakui harga daging babi masih bertahan dan tidak mengalami kenaikan.
Bahkan, pedagang itu mengaku penjualan daging babi cenderung sepi. Sebaliknya, canang sari dan sarana upacara keagamaan, termasuk bunga dan buah-buahan, sudah mengalami kenaikan harga menjelang hari Galungan dan Kuningan.
Terkait kondisi itu, kalangan pemerintah daerah di Bali menggelar kegiatan operasi pasar. Selain bertujuan mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok menjelang hari besar keagamaan, operasi pasar itu juga digelar untuk memantau ketersediaan dan pasokan bahan kebutuhan pokok. Pada Jumat (28/7/2023), Pemprov Bali mengadakan kegiatan pasar gotong royong.
Pada Senin (31/7/2023), tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polresta Denpasar bersama Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar mengadakan kegiatan pemantauan stok, pasokan, dan harga pangan menjelang hari Galungan di Pasar Badung, Kota Denpasar.
Lebih lanjut Hari Suyasa menyebutkan, harga per kilogram babi hidup di Bali menjelang hari Galungan dan Kuningan saat ini masih bertahan di kisaran Rp 35.000 per kilogram. Harga itu disebutkan masih lebih rendah dibandingkan harga pokok produksi yang mencapai Rp 40.000 per kilogram.
”Salah satu upaya mengendalikan harga adalah perlunya perhatian dan keterlibatan pemerintah terhadap peternakan agar mereka bisa meneruskan usahanya,” ujarnya.