Dalam Empat Hari Terjadi Empat Kecelakaan Laut di Perairan Riau-Kepri
Dalam empat hari terakhir, gelombang tinggi di perairan Riau dan Kepulauan Riau memicu terjadi empat kecelakaan laut. Satu orang tewas dari total 34 orang yang menjadi korban dalam sejumlah kecelakaan laut tersebut.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Empat kecelakaan laut terjadi di perairan Riau dan Kepulauan Riau dalam empat hari terakhir. Nelayan dan pengguna transportasi laut diminta mewaspadai peningkatan tinggi gelombang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lingga di Kepri, Oktanius Wirsal, Selasa (1/8/2023), mengatakan, cuaca buruk dan gelombang tinggi yang terjadi pada pagi tadi mengakibatkan kapal motor (KM) Mekar Sari 02 karam. KM Mekar Sari 02 merupakan kapal ikan berukuran 27 groston yang diawaki 15 orang.
Wirsal menuturkan, KM Mekar Sari 02 berangkat dari Kabupaten Karimun, Kepri, untuk menangkap ikan di perairan Lingga. Lokasi karamnya kapal itu berada di perairan dekat Pulau Lalang, Kecamatan Singkep Selatan, Lingga.
Yang paling perlu mewaspadai hal ini adalah warga yang melakukan kegiatan di laut dengan kapal-kapal kecil. (Suratman)
”Semua awak kapal KM Mekar Sari 02 diselamatkan oleh nelayan yang melintas di lokasi kejadian. Tadi mereka sudah ditangani oleh tim SAR (pencarian dan pertolongan) gabungan dan akan segera dipulangkan ke Karimun,” kata Wirsal saat dihubungi.
Karamnya KM Mekar Sari 02 merupakan kecelakaan laut keempat yang terjadi dalam empat hari terakhir di perairan Riau dan Kepri. Pada 31 Juli 2023, KM Lintang Timur Samudera mengalami kebocoran lambung setelah diempas ombak tinggi saat melintas di Selat Malaka.
Kepala Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Pekanbaru di Riau, Budi Cahyadi, mengatakan, KM Lintang Timur Samudera melintasi Selat Malaka untuk mengangkut hasil pertanian dari Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, menuju Malaysia. Kapal itu diawaki 11 orang.
Mengerahkan kapal
Basarnas Pekanbaru mengerahkan perahu karet (rigid inflatable boat/RIB) 213 dan Basarnas Medan mengerahkan Kapal Negara (KN) Sanjaya untuk mencari awak KM Lintang Timur Samudera. Namun, setelah sampai di lokasi kejadian, ternyata kapal tersebut sudah tenggelam seluruhnya.
”Ternyata, awak KM Lintang Timur Samudera sudah diselamatkan oleh KM Timur Mas yang lebih dulu melintas di lokasi kejadian. KM Timur Mas sudah sampai di Kabupaten Rokan Hilir (Riau) pada pagi tadi,” ujar Budi.
Menurut dia, 11 awak KM Lintang Timur Samudera kemudian akan dipulangkan menuju Tanjung Balai Asahan menggunakan jalur darat. Budi telah berkoordinasi dengan Basarnas di Medan untuk segera menangani para korban setelah mereka sampai di Sumut.
Budi mengatakan, selain menangani KM Lintang Timur Samudera, Basarnas Pekanbaru sebelumnya juga melakukan operasi pencarian terhadap Mesakh (59), awak kapal KM MI 01 yang hilang di perairan Kabupaten Meranti pada 29 Juli. Ia tercebur ke laut ketika KM MI 01 diempas ombak tinggi.
”Korban ditemukan dalam keadaan meninggal pada 31 Juli 2023. Jenazah telah dibawa ke RSUD Selat Panjang untuk selanjutnya segera diserahkan kepada keluarga,” ucap Budi.
Selain di sekitar Selat Malaka, cuaca buruk dan gelombang tinggi juga mengakibatkan kecelakaan laut di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri. Pada 30 Juli, kapal pesiar berbendera Malaysia mengalami kebocoran lambung di perairan dekat Pulau Mentayu.
Kepala Kantor SAR Natuna dan Anambas Abdul Rahman, Minggu (30/7/2023), menyatakan, penumpang yacht itu terdiri dari 5 warga negara asing asal Singapura, 1 asal Malaysia, dan 1 asal Perancis. Semua penumpang berhasil selamat berkat pertolongan nelayan lokal.
Secara terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Suratman menyatakan, tinggi gelombang di perairan Kepri dan Riau saat ini berkisar 1,25-2,5 meter. Hal ini bisa berdampak menambah waktu tempuh transportasi laut di daerah tersebut.
”Yang paling perlu mewaspadai hal ini adalah warga yang melakukan kegiatan di laut dengan kapal-kapal kecil,” kata Suratman.