Latihan Gabungan untuk Menguji Kesiapsiagaan di Tiga Wilayah Pertahanan
Kesiapsiagaan komando gabungan wilayah pertahanan di tiga lokasi di Tanah Air diuji. Selain mengevaluasi efektivitas komando pengendalian, kegiatan itu bertujuan mengevaluasi alat utama sistem persenjataan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
SITUBONDO, KOMPAS — Kesiapsiagaan komando gabungan wilayah pertahanan atau kogabwilhan di tiga lokasi di Tanah Air diuji. Selain mengevaluasi efektivitas komando pengendalian, kegiatan ini juga akan diikuti dengan evaluasi alat utama sistem persenjataan atau alutsistau.
Hal itu dikatakan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Senin (31/7/2023), seusai peluncuran rudal di Laut Jawa, tepatnya di kawasan Situbondo, Jawa Timur. Kegiatan itu merupakan rangkaian dari manuver lapangan latihan gabungan TNI di wilayah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II.
Saat itu, TNI Angkatan Laut (AL) menembakkan empat rudal ke sasaran. Berikutnya, pesawat F-16 TNI AU turut menyerang sasaran dengan bom MK-12. Sasaran dimaksud adalah eks Kapal Perang RI Slamet Riyadi (KRI SRI)-352 yang masuk ke jajaran TNI AL sejak tahun 1987. Kapal perang bekas Belanda ini tidak lagi dioperasikan oleh TNI AL sejak Agustus 2019.
”Di sistem pembinaan TNI ada latihan individu, satuan, matra, dan puncaknya latihan gabungan. Ini tujuannya meningkatkan profesionalitas prajurit dan untuk menguji kesiapsiagaan alutsista kita. Baik KRI, matra darat, dan udara. Juga seluruh prajurit yang mengawaki. Inilah puncak semua latihan yang selama ini dilakukan oleh para matra,” kata Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, nanti akan ada evaluasi dan pembinaan lagi setelah ini. ”Evaluasi seperti ini juga bisa, apabila Panglima TNI menginginkan menguji atau melihat kesiapsiagaan TNI. Apalagi sekarang ini, setelah kemarin Covid-19, saya ingin melihat dan menguji kesiapan TNI. Bedanya pada latgab kali ini, saya uji kesiapan kogabwilhan, yang telah dibentuk dan selama ini belum diuji,” katanya.
Ada tiga kogabwilhan, yaitu Kogabwilhan I (di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau), Kogabwilhan II (Kalimantan Timur), dan Kogabwilhan III (Papua).
Kita tak boleh lengah meski situasi kita damai. Alutsista tetap kita siapkan. Bagaimana menguji kesiapan saat perang, yaitu dengan latihan.
Seusai latihan gabungan ini, menurut Panglima TNI, alutsista TNI akan turut dievaluasi. ”Ada evaluasi setelah ini, apa yang dibutuhkan ketika menghadapi tiga trouble spot atau satu trouble spot. Yang penting, efektivitas komando pengendalian yang dilaksanakan kogabwilhan harus diuji. Organisasi ini mampu tidak ketika dibentuk,” katanya.
Latihan tetap harus digelar meski dalam situasi damai, menurut Yudo, sebab bangsa ini harus siap menghadapi segala sesuatu. ”Apalagi kalau kita ingin damai, kita juga harus siap perang. Bagaimana caranya? Kita juga uji kesiapsiagaannya. Kita tak boleh lengah meski situasi kita damai. Alutsista tetap kita siapkan. Bagaimana menguji kesiapan saat perang, yaitu dengan latihan,” katanya.
Empat rudal
Adapun dalam latihan tersebut, empat rudal dan sebuah bom meledak dan menghancurkan sebuah kapal di Laut Jawa, tepatnya di perairan Situbondo, Jawa Timur. Meski begitu, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Ledakan rudal tersebut merupakan rangkaian dari manuver lapangan latihan gabungan TNI di wilayah Kogabwilhan II.
Empat rudal meledak tersebut adalah dua rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang ditembakkan dari KRI RE Martadinata (KRI REM)-331 sebagai penembak utama dan KRI John Lie (KRI JOL)-358 sebagai penembak cadangan. Berikutnya adalah rudal C-802 yang ditembakkan dari KRI Yos Sudarso (KRI YOS)-353 sebagai penembak utama dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (KRI AHP)-355 sebagai cadangan. Ketiga adalah rudal C-705 yang ditembakkan dari KRI Tombak (KRI TOK)-629 sebagai penembak utama dan KRI Sampari (KRISPR)-628 sebagai penembak cadangan.
Rudal SSM Exocet MM40 Block 3 merupakan rudal berkecepatan 0,93 mach dengan jarak jelajah 6,5-97 mil laut serta tinggi jelajah hingga 9 mil. Rudal C-802 memiliki kecepatan 0,9 mach dengan jarak jelajah 5,4-64,7 mil laut serta tinggi jelajah hingga 20 mil. Adapun rudal C-705 memiliki kecepatan 0,8 mach dengan jarak jelajah 6-70 mil laut dan tinggi jelajah hingga 20 mil.
Sementara sebuah bom meledak adalah bom MK-12 yang dijatuhkan dari pesawat F-16 TNI AU. Sasarannya sama, yaitu eks KRI Slamet Riyadi.
”Sebelum manuver lapangan kali ini, kegiatan didahului dengan pelaksanaan geladi posko, yaitu metode latihan taktis tanpa pasukan yang bertujuan memelihara dan meningkatkan prosedur hubungan komandan dan staf dalam merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan operasi. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak pada tanggal 17- 24 Juli. Geladi posko Kogabwilhan I berada di Seskoal, Kogabwilhan ll dilaksanakan di Sesko TNI, dan Kogabwilhan III dilaksanakan di Seskoau,” kata Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady AW dalam siaran persnya.