Ratusan Peserta Meriahkan Lari untuk Kesetaraan di Mataram
Sebanyak 740 peserta mengikuti Lari untuk Kesetaraan yang diselenggarakan Plan Indonesia bersama Pemprov NTB dan Pemkot Mataram. Kegiatan ini bertujuan mendorong perlindungan anak dan kesetaraan bagi disabilitas.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Ajang lari dan jalan gembira bertajuk ”Run for Equality” mengusung misi perlindungan anak dan kesetaraan disabilitas digelar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (30/7/2023). Kegiatan ini sekaligus menjadi advokasi bagi difabel dan anak mendapat fasilitas setara.
Kegiatan ini diselenggarakan Yayasan Plan Indonesia. Total pesertanya 740 orang.
Resource Mobilization Director dari Plan Indonesia Linda Sukandar mengatakan, ”Run for Equality” baru pertama kali diselenggarakan di Kota Mataram. Plan Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kota Mataram.
”Selain pelari umum, peserta juga berasal dari pelajar dan teman-teman difabel (penyandang disabilitas),” kata Linda.
Linda mengatakan, ”Run for Equality” merupakan bagian dari perayaan Hari Anak Nasional 2023 yang digagas Pemprov NTB dan Pemkot Mataram. Tema khususnya, ”Sampai Semua Setara”.
”Kita ingin mengingatkan, inklusifitas itu sangat penting dalam segala aspek kehidupan kita. Seperti hari ini, kita yakin dan percaya teman-teman difabel dan anak-anak, bisa melakukan yang sama apabila difasilitasi,” kata Linda.
Linda berharap, melalui ”Run for Equality”, nilai-nilai yang ingin didorong bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama perlindungan anak dan kesetaraan disabilitas.
”Semua orang bisa ambil bagian dalam memperjuangkan kesetaraan. Teman-teman minoritas atau difabel, tidak bisa berjuang sediri,” kata Linda.
Linda mengapresiasi antusiasme semua pihak yang terlibat. Mulai dari peserta, panitia, sponsor, hingga pemerintah daerah. Itu membuka peluang Plan Indonesia kelak menyelenggarakan kegiatan serupa Jelajah Timur (lari ultra penggalangan donasi untuk bantuan air bagi desa-desa di Nusa Tenggara Timur) di NTB.
Sejak Minggu pukul 06.00 Wita, para peserta sudah tiba di Jalan Pejanggik, tepatnya di Taman Sangkareang yang menjadi lokasi acara. Baik itu para peserta difabel termasuk yang menggunakan kursi roda, maupun pelajar dan pelari umum dari komunitas lari di Kota Mataram.
Sebelum dilepas, para peserta menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”. Lalu, peserta dilepas secara bertahap. Mulai dari pelari umum yang berlari 5 kilometer, pelajar yang berjalan kaki, dan terakhir kelompok difabel.
Semua peserta terlihat antusias. Termasuk para peserta difabel dan keluarga, guru, dan sukarelawan yang mendampingi. Mereka saling dukung dan menyemangati hingga garis finis.
Setelah finis, mereka berbaur mengikuti berbagai kegiatan. Mulai dari senam bersama hingga menyaksikan pertunjukan pantomim yang disuguhkan penyelenggara.
”Senang sekali. Tadi saya ikut jalan dan dapat medali,” kata Hisyam Nafis Nurachman (17), pelajar kelas 2 Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Mataram.
Sri Rahayu (55), ibu Hisyam, mengatakan, senang karena anaknya antusias. ”Kalau bisa, setiap tahun ada kegiatan seperti ini. Pelibatan anak saya dan penyandang disabilitas lain, membuat mereka merasa dihargai,” kata Sri.
Kepala SLBN 1 Mataram Agung Wijayanto mengatakan, dalam momen Hari Anak Nasional, melihat anak didiknya tersenyum saja sudah membuatnya gembira. ”Apalagi, anak-anak kami bisa ikut berpartisipasi. Selama ini, mereka cenderung ’dinomorkesekiankan’. Padahal, potensi mereka besar, tinggal kita berikan kesempatan saja,” kata Agung.
Pendiri Lombok Independen Difabel Indonesia (LIDI) Lalu Wisnu Pradipta menambahkan, pihaknya mengajak 40 pengguna kursi roda dalam ”Run for Equality”. Menurut Wisnu, mereka sudah rutin berpartisipasi dalam kegiatan serupa, baik tingkat nasional maupun internasional.
”Kegiatan seperti ini sangat bagus buat teman-teman karena menunjukkan bahwa mereka yang sama dengan teman-teman mereka yang nondifabel,” kata Wisnu.
Menurut Wisnu, pelibatan kelompok difabel menjadi ruang untuk menunjukkan kemampuan. Hal ini sekaligus jadi advokasi agar mereka mendapatkan hak-hak yang sama, seperti fasilitas umum.
Anja Kusuma (57), pelari kategori umum, senang bisa ambil bagian, apalagi berbaur dengan para penyandang disabilitas.
”Jarang sekali ajang seperti ini. Ini sangat inklusif,” kata Anja dari Runjani, komunitas lari asal Lombok.
Walikota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan, ”Run for Equality” menjadi salah satu komponen kegiatan penting dalam komitmen pemerintah kota Mataram. Termasuk anak-anak itu sendiri agar bisa menyuarakan kesetaraan hak-hak anak, dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
”Kami ingin mengajak masyarakat Kota Mataram memahami pentingnya inklusivitas, kesetaraan, serta pemenuhan hak anak. Kita semua sangat berperan mencapai hal itu,” kata Mohan.