Evakuasi Petambang di Banyumas Terkendala Genangan Air
Selain kendala debit air yang deras, tim SAR gabungan terkendala air yang keruh. Opsi penyelaman oleh TNI AL disiapkan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Evakuasi delapan pekerja tambang ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terkendala debit air yang terus menggenangi lubang sumur. Upaya penyedotan terus dilakukan dan direncanakan tim Komando Pasukan Katak atau Kopaska akan dikerahkan untuk melakukan penyelaman.
”Mulai Rabu pukul 04.00 sudah dilakukan penyedotan menggunakan sembilan alkon. Namun, airnya tidak berkurang. Proses evakuasi mengalami kesulitan karena adanya suplai air yang begitu besar,” kata Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap Priyo Prayudha Utama di lokasi tambang, Kamis (27/7/2023).
Priyo menyampaikan, air diduga berasal dari air tanah yang rembes akibat lapisan kedap pada kedalaman 30 meter berlubang karena penggalian sumur. ”Lapisan kedap ini harusnya air di bawah tanah tidak bisa keluar. Namun, dikarenakan diduga tidak sengaja tergali oleh petambang, air keluar dengan tekanan besar,” ujarnya.
Selain suplai air yang begitu besar, lanjut Priyo, air juga sudah tercampur dengan lumpur sehingga keruh. Apalagi lubang atau lorong sumur hanya berukuran 70 cm-90 cm. Meski demikian, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi korban.
Komandan Pangkalan Laut Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno menyebutkan, akan ada tiga personel Kopaska TNI Angkatan Laut melakukan penyelaman di lubang sumur itu. ”Ini obstacle-nya banyak. Tentunya kami melakukan penyelaman dengan prioritas keselamatan penyelam. Langkah awalnya adalah pengurasan air sampai besok pagi. Kalau tidak berhasil, obstacle dinaikkan seperti selang dan kabel listrik dinaikkan semua baru akan dilakukan penyelaman fisik,” papar Bambang.
Sementara itu, Ujang (46), saudara dari Rama Abd Rohman (38), berharap Rohman ditemukan dalam kondisi selamat. ”Keinginan dari pihak keluarga dia selamat. Dia berangkat hari Senin, lalu kejadian hari Selasa,” kata Ujang warga Bogor.
Menurut Ujang, Rohman baru saja mengantarkan anaknya ke pondok pesantren. Dia memiliki tiga anak dan seorang istri. Rohman merupakan tulang punggung bagi keluarganya serta menanggung biaya hidup ayah dan ibunya yang sakit 5 tahun terakhir. ”Saat mengantar anaknya ke pesantren, dia berpesan ’doain nak, bapak mau usaha, mudah-mudahan selamat buat menjadikan anak yang saleh, berbakti kepada orangtua dan masyarakat’,” kata Ujang.
Seperti diberitakan sebelumnya, delapan petambang terjebak pada Selasa sekitar pukul 22.00. Delapan orang yang terjebak air itu berasal dari Kabupaten Bogor. Mereka adalah Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), dan Mulyadi (40).