Nelayan Hilang Saat Mencari Udang di Perairan Kalsel
Seorang nelayan hilang di perairan Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Laut, setelah perahunya ditemukan terbalik dihantam gelombang. Pencarian terhadap korban masih dilakukan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
TANAH LAUT, KOMPAS — Seorang nelayan dilaporkan hilang saat melaut mencari udang di perairan Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Laut. Nelayan itu diduga tenggelam setelah perahunya ditemukan terbalik akibat dihantam gelombang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin Al Amrad menyampaikan, menerima informasi nelayan diduga tenggelam pada Senin (24/7/2023). Lokasinya di muara Pantai Bawah Layung, Desa Bawah Layung, Kecamatan Kurau, Tanah Laut.
Berdasarkan penuturan saksi, yaitu teman korban, sekitar pukul 08.00 Wita, perahu naas itu ditemukan terbalik di dekat muara Pantai Bawah Layung. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.
”Korban bernama Mahfud (50). Dia pergi setelah shalat Subuh, sekitar pukul 05.30,” kata Al Amrad di Banjarmasin, Selasa (25/7/2023).
Menurut Al Amrad, pihaknya sudah menurunkan satu regu SAR ke lokasi kejadian. Tim lantas menyisir lokasi kejadian dan sekitarnya untuk mencari korban.
Setiaji Panji Widodo, koordinator lapangan Basarnas Banjarmasin, mengatakan, tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban. Namun, hingga Senin petang, korban belum juga ditemukan.
”Kami berupaya semaksimal mungkin mencari korban dan berharap korban dapat segera ditemukan,” katanya.
Rara Rahmita Nurafifah, staf Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, menyampaikan, ada potensi gelombang tinggi di perairan selatan Kalsel atau Laut Jawa dan perairan Kotabaru. Pada Senin, tinggi gelombang mencapai 2,5 meter hingga 3,5 meter.
”Kondisi itu bisa mengganggu aktivitas pelayaran. Perahu nelayan, tongkang, dan feri harus waspada terhadap gelombang tinggi yang dapat mencapai 3,5 meter di Laut Jawa dan perairan Kotabaru,” ujarnya.
Dalam prospek cuaca mingguan wilayah Kalsel, 19-25 Juli, juga disebutkan, angin umumnya bertiup dari arah timur hingga selatan dengan kecepatan 5-30 kilometer per jam.
Ada potensi gelombang tinggi di perairan selatan Kalimantan atau Laut Jawa dan perairan Kotabaru pada 19-25 Juli. Kapal nelayan, tongkang, dan feri harus waspada terhadap potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 meter.