Rakit Penyeberangan Teluk di Buton Tengah Tenggelam, 15 Penumpang Tewas
Sebuah rakit penyeberangan rakyat yang membawa puluhan penumpang tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 15 orang tewas dan 6 orang lainnya dirawat.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebuah rakit penyeberangan rakyat yang membawa puluhan penumpang tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 15 orang tewas dan enam orang lainnya dirawat. Pencarian kemungkinan korban lain dan pengecekan data masih terus dilakukan.
Kepala Polres Buton Tengah Ajun Komisaris Besar Yanna Nurhandiana menjelaskan, kecelakaan laut ini terjadi pada pukul 00.20 Wita, Senin (24/7/2023). Sebuah rakit penyeberangan yang rutin melintasi teluk itu tenggelam saat mengangkut puluhan penumpang.
”Data hingga pukul 10.00 Wita, sebanyak 15 orang meninggal dan enam orang selamat. Lalu ada juga 28 orang yang selamat dan telah kembali ke rumah. Tapi, kami masih melakukan pencarian dan pencocokan data,” katanya.
Dari data jumlah penumpang sejauh ini, menurut Yanna, terlihat penumpang rakit tersebut melebihi kapasitas. Seharusnya rakit hanya ditumpangi maksimal 20 orang. Akan tetapi, jumlah penumpang sementara mencapai 49 orang. ”Kami juga sedang memeriksa operator kapal yang selamat dari kejadian ini. Dia berada di Polres Buton Tengah saat ini untuk dimintai keterangan,” katanya.
Terkait penumpang yang sangat padat, Yanna menjelaskan, pada Minggu malam itu memang ada kegiatan memperingati HUT Buton Tengah yang dipusatkan di Kecamatan Mawasangka. Warga dari sejumlah daerah datang, termasuk dari Mawasangka Timur yang menyeberangi teluk.
Setelah mengikuti acara, ia melanjutkan, puluhan warga dari Mawasangka Timur beranjak pulang. Mereka kembali menumpangi rakit dari Desa Lanto, Mawasangka Tengah.
Perjalanan melintasi jarak sekitar satu mil laut (1,8 kilometer) itu memakan waktu sekitar 15 menit. Penyeberangan menggunakan rakit yang dimodifikasi dari dua sampan yang disatukan. Itu adalah sarana penyeberangan yang rutin digunakan warga dari dua lokasi itu.Akan tetapi, di tengah perjalanan, rakit tersebut bocor dan miring. Puluhan penumpang mulai panik. Kapal semakin tenggelam hingga akhirnya terbalik. Semua penumpang lompat dan berusaha menyelamatkan diri.
Hingga Senin jelang Siang, pencarian korban rakit tenggelam masih terus dilakukan. Tim dari berbagai instansi menyisir lokasi kejadian dan melakukan penyelaman untuk mencari jika ada korban yang belum ditemukan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kendari Muhammad Arafah menuturkan, pihaknya menerima laporan kecelakaan kapal ini pada Senin dini hari. Tim lalu diturunkan untuk melakukan bantuan dan pencarian awal.
Sejauh ini, sebagian besar korban meninggal yang ditemukan adalah perempuan yang rata-rata berusia remaja. Semua korban yang ditemukan ini berasal dari Desa Lagili, Mawasangka Timur. Enam orang berhasil dievakuasi dalam perawatan di fasilitas kesehatan.
”Kami menurunkan dua tim, dari Pos SAR Muna dan Pos SAR Baubau. Tim dibagi dua, yaitu melakukan penyelaman di sekitar lokasi dan pencarian dan penyisiran di permukaan,” kata Arafah.