Penduduk Miskin 970.670 Orang, Pemprov Lampung Optimalkan Program Pengentasan Rakyat dari Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2023 masih ada 970.670 orang. Pemerintah Provinsi Lampung berupaya mengoptimalkan pengentasan rakyat dari kemiskinan ekstrem di sejumlah kabupaten.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2023 masih ada 970.670 orang. Pemerintah Provinsi Lampung berupaya mengoptimalkan program pengentasan rakyat dari kemiskinan ekstrem di sejumlah kabupaten.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin di Lampung tercatat 11,11 persen atau setara dengan 970.670 orang. Jumlah itu berkurang 24.920 orang dibandingkan dengan September 2022 yang tercatat 995.590 orang (11,44 persen).
”Ini artinya, program pemerintah sudah memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat dengan berkurangnya penduduk miskin. Ke depan, kami akan terus melakukan akselerasi dan menggali potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung Kusnardi di Bandar Lampung, Kamis (20/7/2023).
Menurut dia, Pemprov Lampung bakal lebih fokus mengentaskan rakyat dari kemiskinan ekstrem yang terkonsentrasi di perdesaan. Dari data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Lampung, persentase penduduk miskin ekstrem di Lampung mencapai 2,29 persen pada 2022.
Angka tersebut setara dengan 737.710 jiwa di perdesaan dan 232.960 jiwa di perkotaan.
Sejumlah kabupaten dengan tingkat penduduk miskin ekstrem yang cukup tinggi antara lain Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Timur, dan Lampung Tengah.
Pascapandemi Covid-19, Pemprov Lampung berupaya memulihkan perekonomian daerah dengan menggelar berbagai festival dengan melibatkan banyak pelaku UMKM. Berbagai kegiatan itu diharapkan dapat mendatangkan wisatawan dan mendongkrak perekonomian daerah.
Selain itu, Pemprov Lampung juga berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk menyinergikan program pengentasan rakyat dari kemiskinan. Selain bantuan kebutuhan pokok untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, pemerintah juga berupaya menangani tengkes (stunting) di desa-desa yang menjadi kantong kemiskinan di perdesaan.
Pemerintah desa juga diminta mengoptimalkan dana desa untuk membantu menggerakkan perekonomian desa.
Kusnardi menyebutkan, rokok menempati urutan kedua yang berpengaruh terhadap garis kemiskinan di Lampung. Hal ini menandakan prioritas masyarakat dalam membelanjakan uang masih kurang tepat. Ke depan, pemerintah juga bakal memperkuat larangan merokok di ruang publik.
Dominasi perdesaan
Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis menyampaikan, jumlah penduduk miskin di Lampung masih didominasi di daerah perdesaan dengan tingkat kemiskinan 12,65 persen. Sementara tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 8,02 persen. ”Angka tersebut setara dengan 737.710 jiwa di perdesaan dan 232.960 jiwa di perkotaan,” katanya.
Ia memaparkan, beberapa faktor yang berpengaruh pada penurunan tingkat kemiskinan di Lampung adalah pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Selain itu, laju inflasi juga terjaga, yakni di angka 1,19 persen selama periode September 2022-Maret 2023.
Penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 0,13 persen pada Februari 2023 juga turut mendorong turunnya tingkat kemiskinan di Lampung. Selama triwulan pertama 2023, BPS Lampung mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat Lampung tumbuh.
Faktor lainnya adalah penyaluran bantuan sosial yang terus digulirkan pemerintah untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin serta tren nilai tukar petani yang meningkat pada Maret 2023 sebesar 104,29 dibandingkan dengan September 2022 sebesar 101,54.