Kecelakaan KLM Putri Kuning, Dua Orang Tewas Tenggelam di Selat Madura
Tiga orang tewas akibat kecelakaan Kapal Layar Motor Putri Kuning dari Panarukan menuju Giliraja di Selat Madura, Jawa Timur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampai dengan Kamis (20/7/2023) siang, tim SAR terpadu masih melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kru dan penumpang Kapal Layar Motor Putri Kuning yang mengalami kecelakaan fatal di Selat Madura, perairan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur.
Informasi dari Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Jatim serta Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, kapal naas itu rusak karena kebocoran lalu karam di perairan Giligenting, Rabu (19/7/2023) selepas pukul 02.00. Selain membawa material bangunan berupa semen, kayu, dan asbes, kapal dengan tiga kru itu juga mengangkut air minum dan enam penumpang.
Kapal dengan tanda selar GT06 No531/JWT itu berangkat dari Pelabuhan Panarukan, Kabupaten Situbondo, menuju Pulau Giliraja, Kabupaten Sumenep. ”Diduga cuaca buruk dan sarat muatan, kapal sulit dikendalikan oleh nakhoda sehingga menabrak sesuatu, lalu bocor dan tenggelam,” kata Kepala Satuan Polairud Kepolisian Resor Situbondo Ajun Komisaris Muhammad Hasanuddin saat dihubungi dari Surabaya, Kamis siang.
Titik tersebut jauh dari sumur MAC.
Kecelakaan itu mengakibatkan dua korban tewas, yakni Sumarni dan Sima dari Situbondo. Adapun Irianti, anak Sumarni, hingga kini belum ditemukan. Selain itu, enam orang, yakni kru dan penumpang, berhasil ditemukan dan ditolong. Saruji (nakhoda), Barmawi, dan Jumarwi diselamatkan oleh nelayan dari Pamekasan, lalu dibawa ke Giliraja untuk penanganan kesehatan. Sementara Subairi, Laili, dan Herik diselamatkan oleh pemancing dan dibawa ke Besuki, Situbondo.
Secara terpisah, Kepala Kantor SAR Surabaya Muhammad Hariadi mengatakan, operasi SAR dilaksanakan secara terpadu bersama dengan Ditpolairud Polda Jatim dan polres serta masyarakat atau potensi SAR. Operasi telah menemukan jenazah penumpang atas nama Sima dan Sumarni. Yang belum ditemukan ialah Irianti.
Sepekan sebelumnya, di perairan Giliraja ada informasi nelayan hilang sehingga dilakukan operasi SAR. Pada Rabu (12/7/2023), nelayan bernama Sumarwi dilaporkan hilang oleh keluarga. Korban berangkat dari Aengpanas menuju Pantai Beringin di Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting. Karena korban tidak kunjung datang, keluarga cemas dan melapor ke Unit Siaga SAR Sumenep.
Satu tim telah dikerahkan untuk mencari Sumarwi dan menemukan lelaki berusia 66 tahun itu meninggal di atas perahu yang terombang-ambing di perairan Giliraja, Rabu pekan lalu pukul 12.30.
Sementara kontraktor kontrak kerja sama Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) menjelaskan bahwa kecelakaan KLM Putri Kuning tidak terjadi di sekitar platform MAC. Koordinat lokasi kecelakaan jauh dari lokasi anjungan. HCML meyakini bahwa kapal yang diduga sarat muatan dan dihantam cuaca buruk itu bukan menabrak platform MAC HCML.
Manajer Regional Office and Relations HCML Hamim Tohari mengatakan, berdasarkan kondisi di lapangan, tidak ada kejadian kapal menabrak platform MAC HCML pada Rabu lalu.
Disebutkan, titik koordinat dalam rilis yang disampaikan polres bukanlah koordinat sumur MAC. ”Informasi dari tim kami di lapangan, koordinat yang dirilis polres adalah latitude -7.37681652 dan longitude 113.91003326. Titik tersebut jauh dari sumur MAC,” ujarnya.
Hal lain yang menguatkan bahwa kecelakaan laut tidak terjadi di sekitar platform MAC adalah adanya aktivitas 130 anggota tim proyek HCML yang menyelesaikan MOPU di sumur MAC. ”Tim tersebut bekerja dan tinggal di lokasi sumur (area offshore/lepas pantai). Jadi, di sana ada sejumlah pekerja sedang beraktivitas,” pungkas Hamim.