Stok Pupuk Bersubsidi di Pantura Jabar Dijamin Aman
PT Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah pantura Jawa Barat hingga dua kali lipat dibandingkan alokasi pemerintah. Petani berharap stok itu cukup hingga musim tanam ketiga.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — PT Pupuk Indonesia (Persero) menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di wilayah pantai utara Jawa Barat hingga dua kali lipat dibandingkan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Petani berharap, stok tersebut cukup untuk musim tanam padi ketiga.
Vice President Penjualan Wilayah 3A PT Pupuk Indonesia Aviv Ahmad Fadhil, Kamis (13/7/2023), mengatakan, stok pupuk bersubsidi di pantura Jabar aman hingga dua pekan ke depan. Daerah itu adalah Kabupaten Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Saat ini, stok pupuk bersubsidi jenis Urea di kawasan itu tercatat 29.153 ton, sedangkan jenis NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) sebanyak 9.622 ton. Menurut Aviv, jumlah tersebut hampir 200 persen lebih banyak dari alokasi minimum pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah.
”Jadi, setiap bulan itu, kami menyediakan pupuk dua kali lipat dari ketentuan minimum. Ini untuk menjamin kebutuhan petani,” ucap Aviv. Adapun stok pupuk bersubsidi di Jabar hingga kini tercatat 96.443 ton dengan rincian 69.169 ton untuk urea dan 27.274 ton untuk jenis NPK.
Pupuk tersebut kini berada di gudang lini III di kabupaten/kota di Jabar. Di Gudang Kedawung, Cirebon, misalnya, terdapat lebih dari 4.000 ton pupuk bersubsidi atau 80 persen dari kapasitas ruangan. Pupuk yang dikemas dalam karung putih dengan kode batang itu menumpuk di sana.
Tahun 2024, sistem digital dicoba dari produsen ke kios. (Avivi)
Selain memastikan ketersediaan pupuk, pihaknya juga terus menyalurkan sarana produksi pertanian itu dari prosuden ke gudang lini III atau distributor. Penyerapan pupuk bersubsidi jenis Urea di pantura Jabar, misalnya, tercatat 128.161 ton atau 57,9 persen dari alokasi 221.349 ton.
Adapun penjualan pupuk bersubsidi jenis NPK di kawasan itu sudah mencapai 73.661 ton atau sekitar 58,78 persen dari alokasi 125.315 ton. Penyaluran pupuk paling tinggi tercatat di Indramayu, yakni sekiar 60 persen. Lahan sawah di daerah itu terluas, sekitar 120.000 hektar.
Potensi penyimpangan
Aviv tidak menampik potensi penyimpangan pupuk bersubsidi, seperti penjualan pupuk di daerah yang tidak seharusnya. ”Namun, kami menjamin tidak ada indikasi penyimpangan dari produsen ke distributor karena sudah ada sistem digitalisasi dan transaksi by sistem,” ucapnya.
Pembayaran pupuk dari distributor ke produsen via nontunai. Pengambilan pupuk juga berdasarkan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Akan tetapi, pihaknya belum bisa memantau penyaluran dari kios ke petani. ”Tahun 2024, sistem digital dicoba dari produsen ke kios,” ucapnya.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 mengatur, syarat mendapatkan pupuk bersubsidi, antara lain, tergabung dalam kelompok tani, terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian, dan menggarap lahan maksimal 2 hektar. Petani pun harus punya kartu tani.
Mulai tahun ini, petani juga harus terdaftar dalam data alokasi elektronik. Pupuk bersubsidi yang sebelumnya ditujukan untuk 72 komoditas, kini difokuskan hanya pada sembilan jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
Menurut Aviv, pemerintah daerah tidak lagi bisa menerbitkan rekomendasi untuk realokasi pupuk bersubsidi per kecamatan. Jadi, pupuk di sebuah kecamatan tidak bisa dialihkan ke daerah lainnya yang sudah kehabisan pupuk. Sebab, penyaluran pupuk kini sesuai alokasi setiap petani.
realtime
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Cirebon Kuryadi mengatakan, saat ini, ketersediaan pupuk untuk petani masih aman. Pihaknya berharap, stok pupuk bisa memenuhi kebutuhan petani saat musim tanam padi ketiga di beberapa wilayah di Cirebon pada Oktober.
”Jatah pupuk, kan, biasanya untuk dua kali tanam padi setahun. Padahal, ada daerah yang tanam sampai tiga kali setahun,” ujarnya. Menurut dia, saat ini, banyak petani yang semangat menanam padi hingga tiga kali karena ketersediaan air dan harga gabah yang cukup tinggi.
Saat ini, harga gabah kering panen di tingkat petani Cirebon mencapai Rp 5.400 per kilogram. Jumlah ini di atas harga pembelian pemerintah, yakni Rp 5.000 per kg. ”Jadi, petani habis panen, langsung tanam lagi. Kebutuhan pupuk bersubsidinya ini yang harus dipastikan,” ucapnya.