Hadapi Inflasi, ”Jalan Tol” Pembayaran Digital Dibangun
Di zaman ini, peningkatan ekonomi dan solusi inflasi hanya bisa dilakukan melalui inovasi digitalisasi dan sinergitas semua pihak. Indonesia dinilai masih lebih baik karena memiliki banyak inovasi untuk hadapi inflasi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan kuliah umum di Universitas Palangka Raya di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (13/7/2023).
PALANGKARAYA, KOMPAS — Untuk mengatasi inflasi, pemerintah memanfaatkan inovasi digital dan sinergi dengan semua pihak. Bank Indonesia bahkan membangun ”jalan tol” layanan kredibel pembayaran sebagai bagian dari inovasi digital.
Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di sela-sela pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kalimantan Tengah, Kamis (13/7/2023), di Universitas Palangka Raya (UPR). Perry didampingi sejumlah pejabat BI pusat dan pejabat daerah.
Perry menjelaskan, selama lima tahun terakhir, meski dihantam pandemi Covid-19, Indonesia masih selamat jika dibandingkan dengan banyak negara berkembang lainnya. Bahkan, menurut dia, Amerika Serikat sampai saat ini kondisi perekonomiannya belum stabil dan sedang perang dagang dengan China. Hal itu berdampak pada turunnya perekonomian AS hingga melambungnya harga-harga di negara itu dengan inflasi mencapai 4,7 persen.
Dilihat dari perkembangan ekonomi global, kata Perry, saat ini sedang terjadi ketidakpastian global, seperti inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan kondisi sosial politik sedang dalam tekanan.
Dari sisi itu, Indonesia perlu bersyukur dengan sinergi dan inovasi digitalisasi perekonomian masih terselamatkan jika dibandingkan dengan negara di Eropa yang sedang dalam tekanan. Hal itu dilihat dari konsumsi masyarakat meningkat, investasi naik, ekspor pun dalam kondisi positif.
”Di Indonesia, termasuk di Kalteng, harga-harga masih terkendali. Dibandingkan dengan Amerika, negara kita masih lebih baik. Di sana semua barang sedang mahal. Ini karena ’obat’ inflasi, yakni sinergi dan inovasi digitalisasi,” kata Perry.
Warga Palangkaraya antre untuk mendapatkan gas 3 kilogram murah di acara Gelar Pangan yang diselenggarakan Bank Indonesia di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (13/7/2023).
Perry menambahkan, Bank Indonesia ikut ambil bagian dari inovasi dalam membangun perekonomian Indonesia. Salah satunya membuat infrastruktur digital pembayaran dari kelas retail hingga pembayaran besar.
”Pemerintah bangun jalan tol, kita juga buat jalan tol pembayaran, seperti BI Fast untuk retail, dan kami sedang bangun digitalisasi pembayaran besar yang semuanya dikoneksikan dengan lima negara ASEAN, sehingga ke mana-mana bisa digunakan,” ungkap Perry.
Di Indonesia, termasuk di Kalteng, harga-harga masih terkendali. Dibandingkan dengan Amerika, negara kita masih lebih baik. Di sana semua barang sedang mahal.
Inovasi digital tersebut, lanjut Perry, menjadi pembuka jalan inklusi keuangan dan ekonomi melalui efisiensi transaksi. Inovasi digital tersebut tentu mengubah perilaku membayar dari tunai menjadi nontunai. Namun, efisiensi bisa tercapai dengan dukungan ekosistem yang luas sehingga butuh dukungan banyak pihak, terutama pemerintah di pusat dan di daerah, juga industri.
Perry juga menyinggung soal hilirisasi yang tidak boleh melupakan kelestarian lingkungan. Menurut dia, kualitas lingkungan perlu menjadi prioritas.
”Sumber daya alam menjadi kekuatan Indonesia, seperti Kalimantan Tengah di mana sektor wisata didasari eco friendly, sehingga lingkungan harus baik,” ungkapnya.
Gerakan nasional
Selama lima hari Bank Indonesia menggelar gerakan nasional dengan tema ”Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata di Indonesia” yang mengundang puluhan kelompok UMKM hingga gelar pangan. Gelar pangan merupakan gelar pasar murah untuk mengontrol harga kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Masyarakat berharap gelar pangan bisa diadakan setiap hari agar efektif mengatur harga pasar. Sebab, harga beberapa komoditas masih tinggi.
Siti Nurhikmah, warga Palangkaraya, rela mengantre di Gelar Pangan Bank Indonesia untuk mendapatkan gas 3 kilogram dengan harga murah. Menurut dia, harga di pasaran mencapai Rp 40.000 per tabung seberat 3 kg, sedangkan di gelar pangan dan operasi pasar hanya Rp 22.000 per tabung. ”Maunya begini saja tiap hari,” ujarnya.
