Festival Loksado Bangkitkan Atraksi Budaya dan Wisata Alam Kalsel
Festival Loksado di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kembali diselenggarakan untuk membangkitkan atraksi budaya dan wisata alam Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
LOKSADO, KOMPAS — Festival Loksado di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan kembali diselenggarakan untuk membangkitkan atraksi budaya dan wisata alam Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Kegiatan pariwisata ini diharapkan berkelanjutan sehingga memberikan manfaat positif bagi lingkungan, budaya, maupun ekonomi lokal.
Festival Loksado 2023 dipusatkan di Obyek Wisata Alam Roh 7 Loksado, sekitar 175 kilometer dari Kota Banjarmasin, 7-9 Juli 2023. Festival ini memadukan berbagai potensi atraksi budaya dan wisata alam yang berakar dari budaya dan tradisi masyarakat Dayak Bukit di Pegunungan Meratus, Kalsel. Tahun ini Festival Loksado memasuki tahun keenam penyelenggaraan dan mengusung tema ”When Nature Meets Culture”.
Arum Darmaningtyas, selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Penanggung Jawab Karisma Event Nusantara Wilayah Kalimantan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, Festival Loksado terpilih secara ketat dan terkurasi masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023. Ini adalah ketiga kalinya Festival Loksado masuk KEN.
”Festival ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial budaya, berkelanjutan lingkungan, membuka peluang usaha kerja, serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” katanya di Loksado, Minggu (9/7/2023).
Menurut Arum, Festival Loksado sangat menarik karena memadukan unsur alam dan budaya, yang berbasis kearifan lokal di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Loksado. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan semangat masyarakat Hulu Sungai Selatan untuk terus menjaga harmonisasi alam sekitar dan budaya yang hidup di Hulu Sungai Selatan.
”Budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Hulu Sungai Selatan ini menjadi unique selling point (nilai jual unik) untuk mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan,” katanya.
Untuk itu, Arum meminta Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten beserta segenap pemangku kepentingan agar dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata ke depan harus relevan, yakni sesuai dengan kebutuhan audiens. Selain itu, juga memanfaatkan teknologi digital dalam penyelenggaraan kegiatan, pengemasan konten, serta promosi melalui media digital. Kemudian, berkelanjutan dan memberikan manfaat positif bagi lingkungan, budaya, maupun ekonomi lokal.
”Kita harus menerapkan strategi 3G, yaitu gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi lapangan usaha (gaspol). Juga harus menerapkan 3T, yaitu tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu demi mencapai tujuan pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.
Bupati Hulu Sungai Selatan Achmad Fikry menyampaikan, atraksi utama Festival Loksado adalah bamboo rafting, yaitu atraksi wisata menyusuri jeram Sungai Amandit menggunakan rakit bambu. Selain itu, juga ada atraksi seni dan budaya, festival mahumbal (tradisi memasak nasi dan lauk menggunakan bambu), serta penanaman pohon.
”Mudah-mudahan apa yang dirasakan selama beberapa hari ini menjadi kenangan, betapa indahnya wisata di Loksado,” katanya.
Fikry juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak agar kegiatan Festival Loksado pada tahun mendatang bisa disempurnakan lagi. ”Kami masih perlu inovasi agar kegiatan Festival Loksado tidak monoton atau begitu-begitu saja. Harus ada daya tarik baru dari setiap penyelenggaraan Festival Loksado,” katanya.
Dilibatkan
Menurut Damang Kepala Adat Loksado Uncauman, penyelenggaraan Festival Loksado tidak bertentangan dengan adat istiadat masyarakat Dayak Bukit atau Dayak Meratus. Penyelenggaraan festival ini masih dimungkinkan karena alam Pegunungan Meratus di Loksado masih terjaga, masyarakatnya baik dan ramah, serta keamanan juga terjamin.
”Kami berharap dalam penyelenggaraan festival ke depan, masyarakat adat Loksado lebih banyak dilibatkan. Kami juga siap bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin, mengatakan, kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur budaya dan tradisi kehidupan masyarakat seperti di Loksado perlu dilestarikan dan dikembangkan menjadi pesona Indonesia dari Kalsel.
”Saya mengapresiasi penyelenggaraan Festival Loksado secara berkelanjutan. Melalui festival ini, informasi tentang kekayaan budaya, alam, dan keunikan pariwisata di Loksado diharapkan akan tersebar luas,” ujarnya.
Menurut Sahbirin, sektor pariwisata telah menjadi andalan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan perekonomian masyarakat. Hampir semua pemerintah daerah di Indonesia berupaya menggali dan mengembangkan potensi wisata di wilayahnya masing-masing, baik wisata alam, wisata budaya, wisata pegunungan dan pantai, wisata religi, hingga wisata kuliner.
”Di Kalsel semua potensi wisata itu sudah ada. Namun, pengelolaannya belum maksimal sehingga pariwisata di Kalsel perlu dikembangkan lebih giat lagi. Perlu kerja keras dan percepatan dalam membangun sektor pariwisata melalui pembenahan infrastruktur, promosi, dan pembiasaan sapta pesona di tengah kehidupan masyarakat,” katanya.