Terseret Ombak Pesisir Barat, Mahasiswa KKN Itera Meninggal
Tim SAR gabungan menemukan Herry Isai P Tobing (22), mahasiswa Institut Teknologi Sumatera yang terseret ombak di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, dalam keadaan meninggal pada Sabtu (8/7/2023).
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Tim SAR gabungan menemukan Herry Isai P Tobing (22), mahasiswa Institut Teknologi Sumatera yang terseret ombak di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, dalam keadaan meninggal pada Sabtu (8/7/2023). Jasad korban akhirnya ditemukan pada hari keempat masa pencarian.
Koordinator Pos SAR Tanggamus Roby Rusliansyah membenarkan informasi terkait penemuan jasad Herry. ”Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan dan mengevakuasi korban tenggelam di Pantai Kerbang Dalam, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, pukul 07.45 WIB,” kata Roby.
Menurut dia, tim SAR gabungan menemukan jenazah Herry setelah melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dan kapal nelayan di sekitar lokasi. Tim SAR juga menyisir pantai sejauh tiga kilometer. Jasad Herry akhirnya ditemukan di laut pada jarak sekitar tiga mil laut atau sekitar 5,5 kilometer dari lokasi pertama kali korban dilaporkan terseret ombak.
Selanjutnya korban di evakuasi menuju Puskesmas Pugung Tampak untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Herry Isai merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Itera, yang berasal dari Tangerang, Banten. Herry tengah menjalani program kuliah kerja nyata di Pekon Kerbang Dalam, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, sejak satu bulan terakhir.
Roby menjelaskan, kejadian berawal saat korban beserta rekannya dan remaja Pekon Kerbang Dalam bermain bola di pinggir pantai pada Rabu (5/7/2023) sore. Setelah bermain bola, korban dan dua temannya mandi di pantai. Secara tiba-tiba, ombak besar datang dan korban terseret ombak. Dua temannya berhasil menyelamatkan diri.
Informasi hilangnya korban kemudian dilaporkan ke Basarnas Lampung melalui Pos SAR Tanggamus. Basarnas Lampung lalu mengerahkan 1 tim Rescue Pos SAR Tanggamus dan 1 tim selam untuk melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan.
Tim Rescue Pos SAR Tanggamus tiba di lokasi pada Kamis (6/7/2023) dini hari. Tim langsung berkoordinasi dengan unsur SAR Gabungan yang terdiri dari Polair Polda Lampung, Polair Polres Pesisir Barat, Polres Pesisir Barat BPBD Pesisir Barat, aparat desa, dan nelayan setempat. Pencarian hari pertama hingga ketiga masih belum membuahkan hasil. Jasad korban akhirnya ditemukan memasuki hari keempat pencarian.
Selama masa pencarian korban, Rektor Institut Teknologi Sumatera I Nyoman Pugeg Aryantha berada di lokasi dan ikut memantau pencarian Herry. Nyoman bersama Tim KKN Itera juga ikut melakukan pencarian dengan menyisir pantai. Pihaknya juga mendampingi orangtua Herry yang datang ke Lampung untuk mengikuti proses pencarian.
Berdasarkan informasi dari Stasiun Meteorologi Maritim Lampung, ketinggian gelombang laut di perairan Pesisir Barat dan Selat Sunda bagian Barat berkisar 2,5-4 meter atau masuk dalam kategori gelombang tinggi. Sementara gelombang laut di wilayah Samudra Hindia Barat Lampung berkisar 4-6 meter (sangat tinggi). Adapun gelombang laut di wilayah Teluk Lampung bagian Selatan berkisar 1,25-2,5 meter (sedang). Kecepatan angin di wilayah perairan Lampung mencapai 20 knot.
Dalam peringatan dini gelombang tinggi yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Maritim Lampung, pihaknya mengimbau agar nelayan dan masyarakat yang akan melakukan pelayaran berhati-hati.