Perkuat Daya Saing UMKM di Lombok, Indosat Gelar Pelatihan Media Sosial
Indosat menginisiasi program pelatihan pemasaran produk melalui media sosial bagi para pelaku UMKM di Desa Pagutan, Lombok Tengah.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika diharapkan bisa mengakselarasi pertumbuhan ekonomi. Hanya, perlu kesiapan tidak hanya infrastruktur fisik, tetapi juga masyarakat sehingga bisa mendapatkan manfaat dari hadirnya destinasi super prioritas tersebut.
Terkait peningkatakan kapasitas masyarakat, berbagai pihak turut mengambil bagian. Salah satunya Indosat Ooredoo Hutchison atau Indosat yang menginisiasi program pelatihan pemasaran produk melalui media sosial bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Lombok.
SVP-Head of Region East Java & Bali Nusra Indosat Ooredoo Hutchison Soejanto Prasetya mengatakan, pelatihan pemasaran produk melalui media sosial diselenggarakan di Kantor Kepala Desa Pagutan, Batukliang, Lombok Tengah, dan diikuti lebih dari 100 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pagutan yang berada sekitar 42 kilometer utara Mandalika dihuni banyak penduduk yang mata pencariannya berdagang dengan menjalankan UMKM, yakni menjual berbagai macam produk lokal, seperti pakaian, makanan, bahan pokok, kerajinan tangan, dan jasa percetakan.
Menurut Soejanto, seiring perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang semakin meluas, beberapa warga Desa Pagutan juga telah memanfaatkan media sosial.
”Media sosial ini digunakan untuk mempromosikan produk, memperluas jangkauan pasar, serta mencapai pelanggan potensial di luar wilayah desa mereka meskipun pemanfaatan media sosial ini masih terbatas,” kata Soejanto.
Oleh karena itu, menurut Soejanto, Indosat menginisiasi pelatihan bagi warga Pagutan. ”Program ini merupakan kelanjutan dari dukungan infrastruktur jaringan Indosat yang lebih kuat dan stabil di wilayah Nusa Tenggara untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya,” kata Soejanto.
Ia menambahkan, peserta diberikan pemahaman lebih baik terkait strategi pemasaran yang efektif di platform media sosial populer, yaitu Tiktok, mulai dari mempelajari cara membuat konten gambar, video, dan caption yang menarik, hingga praktik penggunaan platform Tiktok secara langsung.
Saat ini, saya sudah punya sekitar 100 reseller. Tetapi, saya mau belajar terus, termasuk Tiktok seperti hari ini. Siapa tau bisa mencapai target 500 re-seller nantinya. (Dewi)
”Pelatihan ini akan memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang kekuatan media sosial dalam mencapai target pasar yang lebih luas dan meningkatkan visibilitas usaha mereka,” kata Soejanto.
Menurut Soejanto, pihaknya meyakini penguasaan media sosial menjadi salah satu faktor yang signifikan terhadap pertumbuhan usaha para pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing dan menjangkau target pasar yang lebih luas.
”Penduduk Desa Pagutan memiliki potensi yang sangat besar terhadap hal itu sehingga kami hadir dengan kontribusi kegiatan yang memiliki dampak nyata bagi para pelaku UMKM di Desa Pagutan. Apalagi didukung dengan pengembangan infrastruktur jaringan kami yang lebih luas dan stabil,” kata Soejanto.
Soejanto berharap inisiatif mereka tidak hanya dapat meningkatkan daya saing pelaku UMKM, tetapi juga berkontribusi pada pergerakan roda ekonomi masyarakat di wilayah Nusa Tenggara.
Geliat UMKM
Dalam pelatihan, 140 UMKM mendapatkan pelatihan intensif dari narasumber berpengalaman, yakni Esha Mahendra. Esha adalah pelaku UMKM muda yang telah sukses mengaplikasikan pemasaran produk melalui media sosial.
Pantauan Kompas, pelatihan berlangsung menarik. Para peserta sangat antusias. Baik saat sesi berbagai pengalaman maupun praktik langsung bagaimana mencari ide untuk konten-konten pemasaran menggunakan Tiktok.
Dewi Laila Qadarsih (35), salah satu peserta, mengatakan, pelatihan menggunakan media sosial, terutama Tiktok yang memang sedang tren, sangat penting.
Dewi yang berjualan berbagai pakaian dari anak hingga dewasa tersebut mengatakan telah mengenal media sosial sejak 2012, tetapi saat itu tidak maksimal.
”Apalagi banyak yang tidak percaya. Jadi lebih banyak datang belanja langsung. Sayangnya, cara itu membuat banyak yang berutang hingga akhirnya rugi,” kata Dewi.
Dewi kemudian ke Jepang untuk mengumpulkan modal lagi. Setelah pulang, pada 2018 memulai kembali usahanya. Kali ini, ia mulai serius dengan media sosial. Dampaknya ternyata banyak, bahkan membuat usaha Dewi berkembang.
”Saat ini, saya sudah punya sekitar 100 reseller. Tetapi, saya mau belajar terus, termasuk Tiktok seperti hari ini. Siapa tau bisa mencapai target 500 re-seller nantinya,” kata Dewi.
Pengurus Asosiasi Pedagang Pagutan Bersyariah, Ahmad Jufri (47), mengatakan, beralih ke pemasaran secara digital menjadi pilihan yang tepat bagi para pelaku UMKM di desanya. ”Alhamdulillah, dampaknya terasa. Meski kami lokal atau usaha di desa, dampaknya luas. Pemasarannya bisa sampai tingkat nasional,” kata Jufri.
Oleh karena itu, Jufri sangat mengapresiasi upaya pihak-pihak yang mendukung UMKM di desanya dalam meningkatkan kapasitas di pemasaran digital, termasuk pelatihan dari Indosat untuk menggunakan Tiktok.
Kepala Desa Pagutan Subandi mengatakan telah banyak perubahan yang terjadi di kampungnya. Saat ini, UMKM di Pagutan telah semakin banyak memanfaatkan media sosial. ”Masyarakat kami tidak lagi dikuasai pasar, tetapi menguasai pasar,” kata Subandi.
SVP-Head Of Brand Management and Strategy IM3 Fahroni Arifin menambahkan, Nusa Tenggara kini menjadi salah satu fokus mereka. Tidak hanya mengembangkan jaringan, tetapi juga pemberdayaan masyarakat di desa, seperti Pagutan. Desa Pagutan, menurut dia, memiliki potensi besar dalam hal UMKM sehingga perlu dukungan yang tepat (seperti pelatihan) agar semakin besar lagi.