Buru Kapal Hantu Penyelundup, Bakamla Operasikan Kapal Tercepat di Indonesia
Bakamla mendapat tambahan satu kapal cepat buatan galangan di Batam. Unit yang disebut sebagai kapal tercepat di Indonesia itu akan digunakan untuk memberantas kegiatan ilegal, terutama perdagangan orang.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Satu unit kapal cepat bakal kembali diandalkan Badan Keamanan Laut RI memburu kapal hantu penyelundup di perairan Indonesia. Kapal buatan dalam negeri ini bisa melaju hingga 65 knot per jam atau mencapai 120,4 kilometer per jam.
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya Aan Kurnia, Senin (26/6/2023), mengatakan, kapal cepat (high speed craft/HSC) itu bernomor lambung 32-04. HSC yang dimiliki Bakamla ini diklaim menjadi yang tercepat di Indonesia.
”Seperti yang kita tahu, ada kapal hantu (umumnya digunakan penyelundup) yang kecepatannya sampai 40 knot per jam (74,08 km per jam). Itu yang menjadi alasan kenapa Bakamla harus membuat kapal dengan kecepatan lebih tinggi,” kata Aan saat meresmikan HSC ini di Batam.
Penyelundup manusia yang memberangkatkan pekerja migran tanpa dokumen lazim menggunakan kapal fiber. Kapal itu biasanya diperkuat empat mesin, masing-masing bertenaga 200 daya kuda. Dengan begitu, para penyelundup dari Batam bisa mencapai pesisir Malaysia dan sebaliknya dalam waktu kurang dari 2 jam (Kompas, 24/1/2022).
Menurut Aan, tantangan penegakan hukum di laut semakin kompleks dengan maraknya penyelundupan senjata, narkoba, serta manusia. ”Terutama yang saat ini ditekankan pemerintah adalah pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” ujarnya.
Sama seperti HSC yang telah dibuat sebelumnya, HSC 32-04 itu berukuran 14,3 meter dan lebar 3,3 meter. Kapal yang diawaki enam orang itu memiliki tiga mesin masing-masing berdaya 425 tenaga kuda.
HSC keempat yang dimiliki Bakamla itu akan dioperasikan personel Bakamla di Ambon, Maluku, untuk memberantas kegiatan ilegal di zona timur. Adapun tiga HSC lain yang lebih dulu selesai dibangun bertugas di Batam (2 unit) dan Manado (1 unit).
”Idealnya di zona barat, tengah, dan timur masing-masing ada 10 HSC. Namun, karena (anggaran) terbatas, kami cicil (bangun) satu HSC per tahun,” ucap Aan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Sarana dan Prasarana Bakamla Laksamana Pertama Rudi Parulian menuturkan, HSC 32-04 itu dibangun di galangan kapal PT Palindo Marine Shipyard, Batam. Nilai kontrak pembuatannya Rp 10,975 miliar. Pengerjaan maksimalnya 200 hari.
”Ternyata pembuatan kapal ini hanya memakan waktu 109 hari atau lebih cepat 91 hari dari target,” kata Rudi.
Menurut dia, kegiatan pelatihan awak HSC 32-04 juga sudah dilaksanakan pada 15-21 Juni 2023. Selain itu, tahap uji fungsi juga telah dilakukan tim kelaikan material dari TNI Angkatan Laut pada 26-27 Juni 2023.