Seekor gajah jantan yang dipelihara di Pusat Lektur Gajah, Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, ditemukan mati, Jumat (23/6/2023). Tim dokter melakukan nekropsi atau bedah bangkai.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
LAMPUNG TIMUR, KOMPAS — Seekor gajah jantan yang dipelihara di Pusat Lektur Gajah, Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, ditemukan mati di kandang, Jumat (23/6/2023). Tim dokter melakukan nekropsi atau bedah bangkai untuk mengetahui penyebab kematian satwa tersebut.
Gajah jinak bernama Mambo ditemukan mati pada Jumat pukul 7.10 WIB. Awalnya, pawang gajah atau mahout mengeluarkan gajah dari kandang untuk digembalakan. Pada saat itu, gajah Mambo terpantau dalam kondisi masih berdiri di kandangnya.
Namun, sekitar lima belas menit kemudian, gajah tersebut tiba-tiba roboh. Melihat kondisi tersebut, para mahout berupaya membangunkan gajah Mambo dengan bantuan gajah-gajah lain.
Akan tetapi, upaya itu tidak berhasil. Kondisi gajah Mambo justru semakin melemah. Tim medis dari TNWK yang memeriksa kondisi Mambo menyatakan gajah tersebut mati pukul 07.10 WIB.
Terkait hal itu, Kepala Balai TNWK Kuswandono mengatakan, tim medis melakukan nekropsi atau bedah bangkai untuk mengetahui penyebab kematian satwa tersebut. Pembedahan dipimpin dokter Diah Esti Anggraini. ”(Nekropsi) dilakukan pada Jumat,” ujar Kuswandono saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Sabtu (24/6/2023).
Dokter hewan dari TNWK, Diah Esti Anggraini, mengatakan, tim dokter telah mengambil sampel beberapa organ vital gajah, yakni berupa hati, jantung, paru-paru, ginjal, limpa, usus, lambung, dan otak. Selanjutnya, sampel organ itu akan dikirim ke laboratorium Balai Veteriner Lampung untuk diperiksa.
”Secara inspeksi atau pengamatan visual (makroskopis) dan palmasi atau perabaan ditemukan beberapa hal, yaitu pada hepar ditemukan beberapa batu, pelemakan pada organ jantung, dan terdapat penebalan berupa jaringan ikat pada paru-paru sehingga mengganggu pernapasan,” kata Diah Esti.
Berdasarkan catatan Balai TNWK, Gajah Mambo berumur 45 tahun. Gajah tersebut merupakan hasil rescue dan ditranslokasi dari Palembang ke TNWK pada 15 April 1985. Dari catatan medis TNWK, Gajah Mambo adalah gajah yang tidak pernah gemuk. Nilai Body Condition Index (BCI) gajah itu bernilai 3 atau bahkan kurang. Kondisi itu menunjukkan berat badan gajah itu kurang ideal.
Semasa hidupnya tim medis Balai TNWK telah melakukan pemeriksaan darah berulang terhadap gajah itu. Namun, hasil pemeriksaan darah menunjukkan tidak adanya kelainan atau sakit tertentu.
Tim medis juga telah memberikan perawatan dan vitamin baik oral maupun melalui infus. Bahkan, sehari sebelum mati, gajah tersebut juga masih makan dan minum seperti biasanya.
Hingga saat ini, jumlah gajah jinak yang ada di TNWK sebanyak 64 ekor. Dari jumlah itu, 30 ekor dipelihara di Pusat Lektur Gajah TNWK. Sementara 30 ekor lainnya dipelihara di empat unit Elephant Response Unit (ERU) yang tersebar di beberapa lokasi di Way Kambas.