Dalam Sehari Dua Mayat Ditemukan di Palangkaraya, Sebelumnya Berujung Kasus Kekerasan
Dalam sehari, dua mayat ditemukan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Satu mayat diduga bunuh diri, satu mayat lagi ditemukan mengapung dan tak memiliki identitas. Penemuan mayat sebelumnya berujung kasus kekerasan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dalam sehari, tim Emergency Response Kota Palangkaraya menemukan dua mayat, salah satunya tanpa identitas. Salah satu mayat, pada pagi hari, ditemukan mengapung di Sungai Kahayan tanpa identitas, sedangkan satu mayat lagi ditemukan di siang hari, yaitu seorang mahasiswi yang gantung diri di kamar kosnya.
Setelah mendapatkan laporan dari warga, tim Emergency Response Kota Palangkaraya (ERP), lembaga masyarakat dampingan pemerintah dan kepolisian, bersama kepolisian mengevakuasi mayat yang mengapung di Sungai Kahayan, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (19/6/2023) pagi. Mayat itu dievakuasi dari sisi sungai karena sudah mengapung dengan posisi telungkup di wilayah Kelurahan Ponton.
Ketua ERP, Jean Steve, menjelaskan bahwa saat ditemukan, mayat laki-laki itu sudah dalam keadaan membusuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Dirinya bersama tim Inafis Polres Palangkaraya pun memasukkan mayat ke dalam kantong mayat.
”Karena tidak bisa diambil melalui jalur darat, kami harus gunakan kelotok (perahu kayu bermesin) untuk menuju lokasi mayat dan melakukan evakuasi,” kata Jean.
Jean menjelaskan, pihaknya tidak menemukan identitas mayat atau benda lain yang menunjukkan identitas mayat. ”Hanya ada tato bergambar salib dengan inisial A di lengan mayat,” ujarnya.
Setelah berhasil dievakuasi, lanjut Jean, mayat dibawa menggunakan ambulans menuju ruang jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Kota Palangkaraya untuk dilakukan visumet repertum oleh dokter forensik rumah sakit tersebut.
Ketika ditanya soal penyebab kematian, lanjut Jean, pihaknya belum bisa memastikan karena kondisi tubuh sudah dalam keadaan membusuk dan secara kasatmata tidak terlihat tanda kekerasan. Namun, untuk memastikan hal tersebut, pihak rumah sakit akan memberikan keterangan lebih jelas soal penyebab kematiannya.
Belum selesai mengurus mayat tanpa identitas, ERP dan Inafis Polres Kota Palangkaraya melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Jekan Raya karena adanya laporan penemuan mayat oleh warga sekitar di sebuah kamar kos mahasiswa.
Mayat tersebut merupakan seorang mahasiswi berusia 19 tahun berinisial TG yang berasal dari Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Mayat perempuan itu ditemukan oleh teman kosnya sendiri di Jalan Bukit Keminting 10, Kota Palangkaraya, Kalteng.
Kepala Unit Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) II Polres Palangkaraya Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Roedi mengungkapkan, pihaknya langsung ke lokasi bersama Tim ERP setelah mendapat laporan dari warga. Pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan identitas mayat dan memeriksa saksi-saksi.
Saat ditemukan, lanjut Roedi, mayat dalam keadaan tergantung menggunakan tali jemuran di tembok dekat toilet. Teman kos TG yang menemukan mayat itu pertama kali mengaku jika dirinya ingin mandi, tetapi kamar mandi dalam keadaan terkunci. Karena kebelet ingin buang air, ia pun mendobrak pintu dan menemukan mayat dalam posisi tergantung.
”Dari olah TKP, sementara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan ataupun tanda-tanda tindak pidana, sementara kami duga (mahasiswi itu) meninggal karena gantung diri,” kata Aiptu Roedi.
Pihak kepolisian masih menelusuri kasus tersebut karena hingga kini belum diketahui motif TG melakukan bunuh diri. Sementara dari pengakuan saksi, TG sempat minum alkohol pada malam hari sebelum ditemukan gantung diri. Ia minum bersama dua kawan lainnya di depan kamar kos.
Mayat terikat
Misteri penemuan mayat yang akhir-akhir ini bermunculan di Kalimantan Tengah juga terjadi di Kabupaten Kapuas, seminggu lalu. Warga menemukan mayat di sungai yang anehnya dalam posisi tangan dan kaki terikat tali.
Kepala Kepolisian Resor Kapuas Ajun Komisaris Besar Kurniawan Hartono membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan, saat ditemukan, mayat dalam keadaan terikat tali biru di kaki dan tangannya.
Mayat laki-laki tersebut ditemukan mengapung di Sungai Kapuas dan diduga sudah tewas beberapa hari sebelum ditemukan. Mayat itu ditemukan di Sungai Kapuas, wilayah Desa Kayu Bulan, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, pada Senin (12/6/2023).
”Dari hasil visum, korban juga mengalami kekerasan benda tumpul di bagian kepala dan dada,” kata Kurniawan.
Setelah diperiksa, korban merupakan warga Palangkaraya yang beberapa hari sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya. Pria itu berinisial LT berusia 74 tahun. Kurniawan pun berkoordinasi dengan Polresta Palangkaraya dan mengonfirmasi mayat tersebut merupakan keluarga mereka, LT, yang hilang dalam beberapa hari.
Dugaan kasus pembunuhan ini hingga kini masih diselidiki oleh aparat kepolisian. ”Sudah ada titik terang soal pelaku dan kasus ini, doakan saja mudah-mudahan terungkap,” katanya.