Sri Adiningsih Berpulang, Menkeu Sri Mulyani Kenang Kedekatannya sejak Mahasiswa
Berpulangnya Guru Besar FEB UGM Sri Adiningsih meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Apalagi, Mulyani telah mengenal Adiningsih sejak masih mahasiswa.
Oleh
HARIS FIRDAUS, KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Foto Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih ditampilkan di tempat persemayaman jenazahnya di rumah duka PUKJ, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/6/2023). Adiningsih yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden meninggal pada Sabtu (17/6/2023) malam di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, DIY.
BANTUL, KOMPAS — Berpulangnya Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih, meninggalkan duka mendalam bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saling mengenal sejak mahasiswa, mereka banyak terlibat menyumbangkan pemikirannya, terutama saat krisis ekonomi tahun 1998.
”Ibu Sri Adiningsih teman saya, baik sekali, sejak kami mahasiswa,” kata Sri Mulyani saat melayat di tempat persemayaman jenazah Adiningsih di Rumah Duka PUKJ, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/6/2023).
Mulyani menuturkan, sejak kuliah di Universitas Indonesia (UI), dia sudah mengenal Adiningsih, yang waktu itu menempuh studi di UGM. Keduanya bertemu pertama kali dalam lomba debat mahasiswa di Universitas Padjadjaran, Bandung.
”Kita sudah bertemu dalam beberapa kegiatan, seperti lomba debat mahasiswa,” ujar Mulyani.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Menteri Keuangan Sri Mulyani melayat ke tempat persemayaman jenazah Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih, di rumah duka PUKJ, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/6/2023).
Setelah lulus kuliah, Mulyani dan Adiningsih lantas melanjutkan pendidikan master dan doktor bidang ekonomi di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Menurut Mulyani, Adiningsih adalah sosok baik yang suka menolong teman-temannya.
”Saya kenal banget. Seorang yang luar biasa baik hatinya. Orang yang selalu ringan tangan menolong teman. Paling penting selalu berpikiran baik tentang manusia yang lain,” ungkap Mulyani.
Saat Indonesia terkena krisis ekonomi menjelang Reformasi tahun 1998, Mulyani menyebut, dirinya bersama Adiningsih mengadvokasi berbagai persoalan. Pada masa Reformasi, keduanya juga ikut dalam tim mendukung perumusan amendemen Undang-Undang Dasar 1945, terutama pasal-pasal ekonomi.
”Secara profesional akademis, banyak sekali kita bersama-sama,” ujar Mulyani.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Karangan bunga dukacita dari Presiden Joko Widodo diletakkan di tempat persemayaman jenazah Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih di rumah duka PUKJ, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/6/2023).
Mulyani juga menambahkan, Adiningsih banyak menyumbangkan pemikiran tentang perekonomian Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian Nining, panggilan Adiningsih, adalah bagaimana Indonesia terhindar dari krisis ekonomi.
”Bu Nining itu punya banyak kontribusi bagaimana Indonesia tidak terkena krisis kembali. Bagaimana memperbaiki dan mendeteksi risiko-risiko awal, sehingga sektor keuangan sehat, terutama perbankan,” papar Mulyani.
Beliau bersama saya waktu itu masa krisis ekonomi, aktif sekali melakukan advokasi. (Sri Mulyani)
Ekonomi digital
Adiningsih meninggal pada Sabtu (17/6/2023) malam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman. Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden itu berpulang dalam usia 62 tahun.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptyo, mengatakan, keluarga besar UGM amat kehilangan Adiningsih. Semasa hidup, Adiningsih adalah pengajar yang andal di bidang ekonomi digital. Sekitar enam bulan lalu, Adiningsih juga disebut sempat menginisiasi rencana pengembangan ilmu ekonomi digital di FEB UGM.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sri Adiningsih difoto pada 11 November 2019 di Jakarta.
Adiningsih juga dinilai amat peduli dengan orang-orang di UGM, termasuk sesama pengajar dan mahasiswa. Menurut Rimawan, sejumlah mahasiswa pernah dibantu Adiningsih.
”Beliau ini sangat generous, kalau membantu tidak pernah melihat yang dibantu itu indeks prestasinya berapa. Pokoknya, langsung membantu saja,” katanya.
Adiningsih juga terlibat mengembangkan perekonomian masyarakat kecil. Saat pandemi Covid-19, misalnya, Adiningsih aktif membagikan ilmu ekonomi kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam komunitas Sonjo atau Sambatan Jogja.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Wakil Gubernur NTT Yoseph Nae Soi menyerahkan cinderamata kepada Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih di ruang kerja wakil gubernur di Kupang, Rabu (20/3). NTT harus fokus pada sistem ekonomi digital.
Sonjo adalah gerakan kemanusiaan yang diinisiasi Rimawan. Sonjo berfokus membantu masyarakat yang rentan dan berisiko terdampak pandemi Covid-19.
”Beliau banyak melakukan pesanan ke teman-teman pelaku UMKM di Sonjo. Kemudian juga memberikan masukan-masukan terkait pengembangan organisasi,” imbuh Rimawan.
Jenazah Adiningsih akan dimakamkan di Gunung Sempu Hills Memorial Park, Bantul, pada Minggu sore ini. Sebelumnya, jenazah Adiningsih disemayamkan di Balairung UGM.