Sluku-sluku Bathok Bakal Ditarikan Ribuan Orang di Alun-alun Magelang
Ribuan orang akan menarikan Sluku-sluku Bathok di Alun-alun Magelang, 2 Juli mendatang. Selain rekor Muri, lagu dan tariannya dinilai menenangkan di tengah eskalasi politik menjelang pemilu yang hangat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ribuan orang akan bergabung secara daring dan langsung, untuk bersama-sama menari tarian Sluku-sluku Bathok di Alun-alun Magelang, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2023). Digelar Kepolisian Resor Magelang Kota untuk memeriahkan peringatan Hari Bhayangkara, pentas tari massal itu ditargetkan mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Kepala Polres Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Yolanda Evalyn Sebayang mengatakan, kegiatan itu merupakan upaya pemecahan rekor kedua. Tarian massal ditargetkan melibatkan penari yang jumlahnya lebih lebih banyak dibandingkan capaian rekor pentas tari pada tahun 2022.
”Pentas tari Sluku-sluku Bathok ini ditargetkan mampu diikuti oleh penari dengan jumlah lebih banyak dibandingkan pentas tari di tahun lalu yang terdata melibatkan 14.250 orang,” ujarnya dalam konferensi pers di Markas Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota, Kamis (15/6/2023).
Tahun 2022, pentas tari massal yang memecahkan rekor MURI tersebut adalah pentas tari Gugur Gunung.
Tari Sluku-sluku Bathok ini adalah jenis tari kreasi baru yang diciptakan jajaran Polres Magelang Kota bekerja sama dengan seniman tari dari Kabupaten Magelang, Eko Sunyoto. Durasi pentas tari berlangsung sekitar tujuh menit.
Adapun lagu ”Sluku-sluku Bathok” yang diplilih menjadi musik pengiring adalah lagu ciptaan Sunan Kalijaga dalam misi penyebaran agama Islam di Jawa.
Setelah mendengarkan musik dan membaca makna syairnya, Yolanda mengatakan, lagu ”Sluku-sluku Bathok” ini dianggap tepat untuk dipilih karena dianggap cocok untuk meditasi dan menenangkan pikiran. Untuk menggugah kesadaran banyak orang inilah, maka lagu ini pun dinilai cocok menjadi musik pengiring bagi aktivitas dengan melibatkan banyak orang, seperti aktivitas menari bersama.
Meditasi, menurut dia, adalah kegiatan yang diperlukan oleh masyarakat di tengah kepadatan aktivitas, makin menghangatnya situasi akibat eskalasi politik menjelang Pemilu 2024. ”Musik dan tarian ini diharapkan dapat mengingatkan kita semua untuk sejenak menenangkan diri,” ujarnya.
Lagu ”Sluku-sluku Bathok ” dianggap tepat untuk dipilih karena dianggap cocok untuk meditasi dan menenangkan pikiran.
Digelar di tengah musim liburan sekolah, Yolanda berharap pentas tari ini nantinya juga menarik minat para pelajar untuk bergabung menari, mengisi masa liburan mereka.
Para peserta yang terlibat menari juga diminta untuk menyiapkan batok kelapa untuk keperluan menari. Di akhir acara, semua batok kelapa akan dikumpulkan dan nantinya akan diolah menjadi karya seni yang dipasang di Alun-alun Magelang.
Eko Sunyoto dari Sanggar Kinara Kinari di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, mengatakan, selain menampilkan gerak tari, setiap penari yang terlibat dalam pentas tari Sluku-sluku Bathok akan membawa dan memukul-mukulkan dua batok kelapa dengan kecepatan irama tertentu.
Sesuai dengan tujuannya untuk menenangkan pikiran, maka di bagian awal, ketukan batok kelapa akan dilakukan secara perlahan. ”Dengan mengetukkan dua batok kelapa dan menari, setiap penari akan merasakan aliran relaksasi seperti awalan memulai yoga,” ujarnya. Seiring waktu, setiap penari akan mengetukkan dua batok kelapa secara lebih intens dan cepat.
Di bagian akhir, sebagai bagian dari kebebasan berekspresi, tarian akan digelar lebih meriah, di mana para penari nantinya akan menari, menyanyi, sembari mengetukkan dua batok kelapa secara lebih intens dengan irama lebih cepat.
”Sebagai bagian dari kegembiraan bersama, di bagian akhir ini, kami sudah tidak membatasi jumlah ketukan dan irama yang muncul dari batok kelapa,” ujarnya.