Bantu UMKM, Mahasiswa di Lampung Luncurkan ”Startup” ”oleholehlampung.com”
Sejumlah anak muda di Lampung meluncurkan platform oleholehlampung.com untuk meningkatkan penjualan produk UMKM. Platform ini diharapkan menjadi solusi yang mampu mengurai persolan UMKM dalam menjangkau pemasaran daring.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Sejumlah mahasiswa dari Universitas Bandar Lampung dan Institut Teknologi Sumatera meluncurkan perusahaan rintisan berbasis website bernama oleholehlampung.com. Platform ini diluncurkan sebagai solusi bagi UMKM dalam menghadapi berbagai tantangan dalam pemasaran digital.
”Pelaku UMKM di Lampung sering mengalami kesulitan saat akan memasarkan produk secara online. Ada yang sudah mencoba mengunggah produk di salah satu market place sejak tahun lalu, tapi tidak juga ada penjualan,” kata Chief Executive Officer oleholehlampung.com Robby Herdian saat peluncuran startup tersebut di Bandar Lampung, Kamis (15/6/2023).
Selain itu, mayoritas pelaku UMKM di Lampung adalah masyarakat yang berusia di atas 30 tahun hingga usia lanjut usia. Sebagian besar pelaku UMKM juga masih berfokus pada produksi dan minim kreativitas dalam pemasaran.
Untuk itulah, Robby yang juga pelaku UMKM bidang kuliner di Lampung menyampaikan berbagai persoalan itu pada para mahasiswa yang kuliah di Jurusan Digital. Dari situ, sebanyak 19 mahasiswa dari dua perguruan tinggi di Lampung lalu bergerak membantu pelaku UMKM untuk merancang hingga meluncurkan platform oleholehlampung.com.
Menurut dia, salah satu keunggulan platform tersebut adalah berfokus pada upaya peningkatan promosi dan penjualan produk UMKM secara digital. Setiap produk UMKM yang diunggah diberikan ratusan kata kunci yang sesuai agar terbaca di mesin pencarian Google. Dengan begitu, produk yang diunggah bisa berpeluang muncul di urutan pertama mesin pencarian Google.
Tak hanya itu, para mahasiswa membantu para pelaku UMKM, mulai dari membuat merek dagang, mendesain kemasan, memfoto produk untuk pemasaran digital, hingga memasarkan produk lewat berbagai media sosial, antara lain Instagram dan live Tiktok. Anak-anak muda yang lebih dekat dengan teknologi digital ini diharapkan bisa memasarkan produk UMKM dengan lebih baik.
Ia berharap platform ini bisa membantu meningkatkan penjualan produk UMKM di Lampung. Dengan bantuan menajemen dalam promosi, pelaku UMKM juga bisa lebih fokus pada pengembangan produksi.
Sementara itu, Chief Technology Officer oleholehlampung.com Andy F Narendra menuturkan, platform ini menempatkan keamanan data sebagai prioritas utama. Pihaknya berkomitmen menjaga kerahasiaan dan integritas data UMKM serta menjaga keamanan transaksi. Selain itu, platform ini juga memungkinkan pelaku UMKM untuk bisa memahami perilaku konsumen dan mengoptimalkan strategi pemasaran secara daring.
Saat ini, pihaknya bakal menjajaki kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Lampung untuk mendorong agar semakin banyak mahasiswa yang dilibatkan dalam pengembangan paltform tersebut. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapat pengalaman kerja dan pelaku UMKM bisa terbantu.
Ani Reigiftina (20) selaku project leader oleholehlampung.com mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 800 produk UMKM yang dipromosikan. Selain lewat website, tim juga secara rutin melakukan live Tiktok untuk meningkatkan penjualan.
”Strategi pemasaran lewat live Tiktok ini baru berjalan selama dua minggu. Kami pernah mendapat penjualan terbanyak saat live sekitar 50 item. Ini kami anggap cukup baik sebagai awalan,” katanya.
Ani yang merupakan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas Bandar Lampung menuturkan, pengalaman kolaborasi dengan sejumlah pihak untuk membantu pelaku UMKM di Lampung ini sangat berkesan. Ia secara langsung bisa berdiskusi dengan banyak pelaku UMKM dan mengetahui permasalahan mereka. Ia juga terlibat langsung dalam merancang platform yang sesuai untuk memasarkan produk UMKM.
Yuli Anita (36), pelaku usaha pembuatan pempek dan kemplang, menuturkan, kehadiran platform oleholehlampung.com sangat membantu pelaku UMKM dalam menghadapi perkembangan digital. Saat ini masih banyak pelaku UMKM yang gagap teknologi dan tidak mampu melakukan penjualan digital secara optimal karena keterbatasan ilmu.