Lima Gajah Taman Wisata Candi Borobudur Dipindahkan ke Kebun Binatang
Lima gajah yang menjadi koleksi Taman Wisata Candi Borobudur dipindahkan ke kebun binatang di Yogyakarta dan Semarang. Wisata ke kandang gajah ditutup.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Lima gajah sumatra yang sudah 32 tahun dirawat dan dipelihara dalam kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dipindah ke kebung binatang. Dua ekor di antaranya dipindah ke Semarang Zoo di Kota Semarang pada Selasa (13/6/2023), sedangkan lima gajah lainnya akan dipindahkan ke Kebun Binatang Gembira Loka di Kota Yogyakarta, Rabu (14/6/2023).
Dua gajah yang sudah terlebih dahulu dipindah adalah gajah Zella yang berusia 40 tahun dan Bona yang berusia 38 tahun. Gajah yang akan dipindahkan pada Rabu sore adalah Indra berusia 30 tahun, serta Eca dan Lisi yang masing-masing berusia 36 tahun.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi, mengatakan, pemindahan gajah tersebut dilakukan atas permintaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.
Upaya konservasi akan lebih optimal karena lembaga konservasi di Kebun Binatang Gembira Loka diketahui sebagai lembaga konservasi terbaik di Jawa.
Selain didasari permintaan dari Semarang Zoo yang ingin menambah koleksi satwanya, hal ini dilakukan BKSDA untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dan pemeliharaan gajah.
”Upaya konservasi akan lebih optimal karena lembaga konservasi di Kebun Binatang Gembira Loka diketahui sebagai lembaga konservasi terbaik di Jawa,” ujarnya, saat ditemui, Rabu (14/6/2023).
Dengan pemindahan tersebut, maka mulai Kamis (15/6/2023), wisata kunjungan ke kandang gajah bagi wisatawan ditutup.
Setelah ini, belum diputuskan apakah wisata ke kandang gajah akan diganti dengan ragam wisata lain atau akan diganti oleh atraksi oleh satwa lain. Pihak Taman Wisata Candi Borobudur juga belum memiliki rencana terkait areal kandang gajah yang akan ditutup tersebut.
Lima gajah tersebut pertama kali ditempatkan di Taman Wisata Candi Borobudur pada tahun 1991. Selain untuk menambah dan melengkapi destinasi kunjungan di kompleks candi, penempatan gajah sendiri dinilai tepat untuk melengkapi cerita di sebagian relief Candi Borobudur yang menuturkan kisah tentang satwa tersebut.
Dari semula hanya sekadar untuk melihat-lihat gajah, belakangan pengembangan wisata dilakukan dengan membuka akses bagi pengunjung untuk melihat gajah melukis, memandikan, memberi makan gajah, dan safari gajah. Dalam kegiatan safari ini, pengunjung bisa berkeliling di kawasan sekitar candi, termasuk melintasi sungai, dengan menunggangi gajah.
Jamaludin mengatakan, semua gajah tersebut sebelumnya dirawat dengan baik di bawah lembaga konservasi Taman Wisata Candi Borobudur. Terkait kegiatan pemeliharaan, untuk kebutuhan pakan saja, Taman Wisata Candi Borobudur mengeluarkan biaya sedikitnya Rp 28 juta per bulan.
Karena sudah lama menjadi bagian dari Taman Wisata Candi Borobudur, Jamaludin mengatakan, kepindahan lima gajah ini menjadi hal yang sungguh membuat sedih.
”Mereka (lima gajah) sudah menjadi bagian dari keluarga besar kami, keluarga besar Taman Wisata Candi Borobudur,” ujarnya.
Winarto, salah seorang pawang gajah, mengatakan, ketika gajah-gajah tersebut dipindahkan, semua pawang di Taman Wisata Candi Borobudur pun seketika menangis.
”Sudah seperti anggota keluarga sendiri. Berat untuk melepas mereka pergi,” ujarnya.
Ketika Zella dan Bona diangkut menggunakan truk, Selasa (13/6/2023), spontan dua ekor gajah ini mengeluarkan bunyi, suara-suara tertentu yang kemudian disambut oleh tiga rekannya yang lain.
Suara yang sama juga masih terus dikeluarkan oleh tiga gajah lainnya yang tersisa di Taman Wisata Candi Borobudur pada Selasa malam hingga Rabu pagi tadi.
”Rabu jam 9.00, saya masih mendengar tiga ekor gajah di kandang masih sesekali mengeluarkan suara tersebut,” ujar Kadir, pawang lainnya.
Permen dan gula merah
Tidak hanya pawangnya yang gelisah dan sedih, gajah-gajah yang diangkut juga berpotensi mengalami stres. Menyikapi kondisi tersebut, sebagai upaya menenangkan, gajah-gajah tersebut diberi asupan makanan manis seperti buah-buahan, gula merah hingga permen.
”Sebagai bekal di perjalanan, kami pun juga menyiapkan bekal permen Davos untuk mereka (gajah),” ujar Madi, salah seorang pawang.
Setiap gajah disiapkan bekal dua kemasan permen Davos yang setiap kemasan berisi 10 bungkus permen.
Asupan makanan tersebut diberikan sebelum pemberangkatan dan sebagian lainnya disiapkan untuk bekal di perjalanan.