Pelatih Silat Diduga Aniaya Siswa SMK di Lampung hingga Tewas
Kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Lampung. M Akil, pelajar SMK, tewas diduga dianiaya saat mengikuti latihan bela diri.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Seorang pelatih silat berinisial A diduga menganiaya M Akil (16), siswa SMK di Lampung Tengah, hingga tewas. A ditetapkan menjadi tersangka setelah polisi membongkar makam dan melakukan otopsi terhadap jenazah korban.
Sebelumnya, penyidikan kasus dugaan penganiayaan terhadap Akil dilakukan setelah aparat Kepolisian Resor Lampung Tengah menerima laporan dari keluarga korban, Rabu (31/5/2023). Keluarga curiga, Akil tewas dianiaya saat mengikuti latihan bela diri di sekolah pada Sabtu (27/5/2023) malam. Setelah membongkar makam dan mengotopsi jasad korban pada Kamis (8/6/2023), polisi memang menemukan sejumlah luka lebam di perut korban.
”Satu orang, pelatih silat, telah ditetapkan sebagai tersangka. Tersangka ditahan di rutan Markas Polres Lampung Tengah,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Tengah Ajun Komisaris Edi Qorinas, Jumat (9/6/2023).
Edi menambahkan, polisi masih terus memeriksa 14 saksi dalam kasus tersebut. Mereka adalah pelatih serta siswa di lokasi kejadian dan diduga mengetahui peristiwa tersebut. Polisi juga akan mendalami jika kemungkinan ada tersangka lain.
Agus Saprani (38), ayah korban, mengungkapkan, keluarga awalnya mendapat kabar Akil dirawat di Rumah Sakit Kartika, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah, karena sakit perut. Selama ini, korban memang tinggal di asrama sekolah.
Saat dijenguk, kondisi kesehatan Akil sudah memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal, Senin (29/5/3023). Pihak rumah sakit menyatakan kematian korban disebabkan infeksi pembuluh darah.
Namun, keluarga curiga anaknya tewas akibat dianiaya. Mereka mendapati sejumlah luka lebam saat memandikan jasad korban. Beberapa gigi korban juga patah. Darah juga mengalir dari mulut Akil.
Terkait hal ini, Kepala SMK Al-Hikmah Suwardi, tempat Akil sekolah, menyatakan, kegiatan bela diri Sabtu malam yang diikuti korban bukan ekstrakurikuler sekolah. Menurut dia, latihan bela diri di halaman sekolah itu digelar perguruan silat.
”Yang bersangkutan (Akil) memang benar siswa di sekolah kami. Namun, untuk informasi meninggalnya mesti saya tegaskan, itu tidak ada kaitannya dengan kegiatan sekolah. Almarhum tidak sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah,” katanya.