Perampokan di Malang, Sopir Taksi Daring Dibunuh dan Dibuang ke Jurang
Seorang pengemudi taksi daring di Malang dilaporkan hilang. Ternyata, dia dibunuh dan jasadnya dibuang ke jurang. Dua pelaku telah diringkus.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Dengan motif ingin menguasai kendaraan korban, dua lelaki di Kabupaten Malang, Jawa Timur, diduga membunuh seorang pengemudi taksi daring. Jenazah korban kemudian dibuang ke jurang berkedalaman 22 meter di kawasan hutan Piket Nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Kedua pelaku telah diringkus polisi. Mereka adalah Exza Candra Dwipa (29), warga Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudho; dan Ahwan Nuron (35), warga Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Malang.
Sementara korban adalah Apris Fajar Santoso (29), warga Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Malang. Jenazah korban ditemukan Rabu (7/6/2023) atau setelah dinyatakan hilang beberapa hari sebelumnya. Hasil otopsi korban meninggal akibat aksifisia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Malang Komisaris Wisnu S Kuncoro, dalam rilis, Kamis (8/6/2023), mengungkapkan, berdasarkan pengakuan kedua pelaku, mereka membunuh Apris guna menguasai minibus Toyota Calya yang dipakai korban mencari nafkah. Penyidik sendiri masih terus mendalami kasus ini.
”Kami masih terus gali keterangan dari tersangka. Modusnya mereka ingin menguasai barang milik korban. Cara itu sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Korban dipilih secara random,” kata Wisnu.
Salah satu pelaku diketahui merupakan mantan karyawan. Dia diberhentikan dari tempat kerjanya beberapa waktu lalu. Sementara satu pelaku lain merupakan pengamen. Tiga bulan terakhir keduanya indekos di tempat yang sama di daerah Kepanjen.
”Kedua pelaku tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka juga memiliki pola hidup yang tidak sesuai pemasukan (boros). Mereka memiliki beberapa utang. Kalau tidak kami amankan, ada indikasi sehari sebelumnya kendaraan itu sudah keluar dari Malang,” ujarnya.
Saat peristiwa terjadi, kedua pelaku menjadi penumpang taksi daring yang dikemudikan oleh korban. Pelaku membunuh korban dengan cara menjerat leher korban menggunakan tali di Jalan Wonokerto, Kecamatan Bantur, Sabtu (3/6/2023) pukul 18.15.
Modusnya mereka ingin menguasai barang milik korban. Cara itu sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Korban dipilih secara random.
Sebelumnya, jenazah korban hendak dibuang di kawasan Pantai Balekambang di Kecamatan Bantur. Namun, kondisi pantai yang ramai membuat rencana itu urung dan mereka lebih memilih membuangnya ke Lumajang.
Pengungkapan kasus ini berawal ketika Istri korban, Maulid Dian, melapor ke Polres Malang, Minggu (4/6/2023). Sang istri melapor bahwa suaminya menghilang sejak sehari sebelumnya. Korban tidak bisa dihubungi. Selain itu, peristiwa hilangnya korban juga viral di media sosial.
”Kami kemudian menindaklanjuti ke pemesanan aplikasi taksi daring. Ada pemesan atas nama Wawan Kodriah dari Dilem, Kepanjen, yang order dengan tujuan akhir Pantai Balekambang. Setelah menerima order, korban tidak kembali lagi,” katanya.
Setelah membentuk tim gabungan dan penyelidikan, polisi meringkus Exza dan Ahwan di sebuah rumah di Tirtoyudho. ”Hasil interogasi benar keduanya yang memesan ojek online itu. Mereka menggunakan akun yang tidak sesuai KTP,” katanya.
Menurut polisi, kedua pelaku juga mengaku telah menghabisi korban di tepi jalan dengan tali yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Saat itu Exza duduk di kursi sisi kiri sopir, sedangkan Ahwan duduk di bangku belakang sopir.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Inspektur Satu Wahyu Rizki Saputro menambahkan, kedua pelaku merencanakan aksi itu pada 1 Juni di tempat indekos. Ahwan berperan sebagai eksektor, sedangkan Exza menutupi badan korban agar tidak tampak dari luar. Agar korban tidak menginjak gas, Exza mematikan mobil.
”Mereka sudah merencanakan aksi ini dengan matang,” ucapnya. Keduanya disangkakan Pasal 338, 340, dan Pasal 365 Ayat 3 dan 4 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Pencurian.
Sementara itu, kakak ipar korban, Angga Putra, mengatakan, keluarga berharap pelaku dihukum berat. Korban merupakan tulang punggung keluarga dan memiliki dua anak yang masih kecil. Karena tinggal di kota lain, Angga sendiri bertemu korban beberapa waktu lalu. ”Sampai saat ini istri korban masih shock,” katanya di Polres Malang.