Mendongkrak Kinerja Pariwisata Jatim
Sektor pariwisata di Jawa Timur sejatinya kembali menggeliat seiring meredanya pandemi Covid-19. Namun, kondisinya belum pulih seperti sediakala.
Peluang mendongkrak kinerja pariwisata kini menjadi lebih terbuka seiring hadirnya wisata kelas dunia yang unik dan ramah lingkungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jatim, kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2023 melalui pintu masuk Bandara Juanda Surabaya mencapai 12.361. Jumlah itu meningkat 16,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 10.653 kunjungan.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim pada April 2023 juga meningkat dibandingkan April tahun lalu sebanyak 1.468 kunjungan. Kenaikannya signifikan, yakni mencapai 742,03 persen. Bahkan, secara umum pola kedatangan wisatawan mancanegara ke Jatim pada April selama tiga tahun terakhir menunjukkan kecenderungan naik seiring meredanya pandemi Covid-19.
”Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2023 merupakan yang tertinggi pada April dalam tiga tahun terakhir,” ujar Fungsional Statistik Ahli Madya BPS Jatim Umar Sjaifudin, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Kawah Ijen yang Menarik Wisatawan
Umar menambahkan, meski meningkat berkali lipat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara belum pulih seperti sebelum pandemi yang mencapai lebih dari 300.000 kunjungan. Hal itu menjadi peluang bagi pemerintah maupun sektor swasta di bidang pariwisata untuk meningkatkan kinerja mereka.
Adapun berdasarkan negara asalnya, kunjungan wisatawan Malaysia tercatat mendominasi dengan jumlah 4.624 orang. Selain itu, wisatawan asal Tiongkok 1.106 orang dan wisatawan asal Singapura 1.073 orang.
Wisatawan asal Malaysia mengalami pertumbuhan signifikan, yakni 34,73 persen dibandingkan Maret 2023. Disusul kemudian oleh wisatawan asal Tiongkok yang tumbuh 11 persen. Sebaliknya, wisatawan asal Singapura justru turun 26,51 persen.
Meski terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hingga 742 persen, belum mampu meningkatkan kinerja bisnis usaha jasa akomodasi. Indikasinya, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang justru turun 6,57 persen dari 49,71 persen pada Maret 2023 menjadi 43,14 persen pada April 2023.
Kondisi serupa terjadi pada akomodasi hotel nonbintang yang tingkat penghunian kamarnya hanya 21,45 persen atau turun 0,47 persen dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 21,92 persen. BPS mendata rata-rata lama menginap tamu asing dan wisatawan lokal pada hotel bintang di Jatim pada April 2023 mencapai 1,57 hari atau turun 0,07 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap tamu asing 2,11 hari atau lebih tinggi dibandingkan tamu lokal 1,57 hari.
Meredanya pandemi Covid-19 yang dibarengi dengan pelonggaran kegiatan masyarakat menjadi momentum untuk menggeliatkan kembali sektor bisnis pariwisata di Jatim. Apalagi, sektor ini memiliki peran yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional karena memiliki dampak multidimensi pada sektor usaha lainnya, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca juga: Mengais Rezeki Dengan Menantang Bahaya Di Kawah Ijen
Di sisi lain, upaya mendongkrak kinerja sektor pariwisata semakin terbuka lebar seiring bertambahnya destinasi wisata menarik berkelas dunia di ”Bumi Majapahit” ini. Salah satunya, melalui kawasan Wisata Gunung Ijen yang baru dinobatkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).
Taman wisata geologi di Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso ini ditetapkan sebagai UGGp dalam sidang tahunan di Markas UNESCO di Paris, Perancis, Rabu 24 Mei 2023. Penyerahan sertifikat resmi kepada pengelola Ijen Geopark direncanakan September 2023 di Maroko.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penetapan Ijen sebagai taman bumi global tersebut menjadi kebanggaan yang luar biasa. Terlebih, Ijen Geopark dinyatakan lulus sidang Council UNESCO yang digelar di Provinsi Satun, Thailand, pada 5 September 2022 dengan nilai terbaik dibandingkan taman bumi lainnya.
Penilaian itu didasarkan, antara lain, keunikan geologi, biologi, budaya serta fenomena api biru (blue fire) Gunung Ijen memesona. Khofifah optimistis taman bumi Ijen akan memberikan dampak signifikan bagi daya tarik wisata, terutama wisatawan mancanegara.
”Semoga ini bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara sehingga dapat mendorong perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” ucap Khofifah.
Sebagai taman bumi, Ijen diharapkan semakin dikenal dunia. Seiring kepopuleran tersebut, terbangun pula jejaring di kalangan taman bumi dunia sehingga mampu membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, tenaga kerja, dan budaya.
Selain itu, Khofifah berharap Ijen mampu memperbesar peluang pendanaan industri wisata dan membuka peluang investasi bagi para investor kelas dunia. Harapannya tentu, investor yang mendukung konsep ramah lingkungan dan menjunjung tinggi budaya lokal serta mau mengikutsertakan masyarakat lokal sehingga mereka menjadi lebih berdaya.
Di sisi lain, kesadaran masyarakat otomatis juga akan semakin meningkat di bidang lingkungan. Mereka akan berkontribusi besar mengonservasi bumi dan melestarikan budaya sebagai aset pariwisata yang sarat nilai.
Jatim memiliki segalanya, wisata gunung, pantai, hingga religi. Tinggal bagaimana menggerakkannya menjadi destinasi berdaya tarik bagi wisatawan.
Geopark Ijen semakin memperkaya destinasi wisata kelas dunia di Jatim. Sebelumnya, ada Geopark Gunung Sewu di Kabupaten Pacitan. Selain itu, Jatim memiliki Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang telah ditetapkan sebagai destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Terbaru, Jatim memiliki Pulau Gili Iyang di Madura. Pulau tersebut memiliki kualitas udara yang sangat bersih karena kadar oksigennya tinggi. Namun, pengembangan wisata di Pulau Gili Iyang masih menghadapi tantangan infrastruktur, terutama transportasi massal.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan, banyak destinasi wisata yang bisa dikembangkan menjadi kelas dunia. Selain wisata alam Gunung Ijen, Bromo, dan Pulau Gili Iyang, Jatim memiliki beragam destinasi wisata ramah Muslim, seperti Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya, Sunan Giri di Gresik, dan Sunan Bonang di Tuban.
”Jatim memiliki segalanya, wisata gunung, pantai, hingga religi. Tinggal bagaimana menggerakkannya menjadi destinasi berdaya tarik bagi wisatawan,” kata Adik.
Potensi wisata memang sangat besar di Jatim, tetapi pengembangannya perlu didorong lagi agar benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Wisata Ijen Jangan Jalan Sendiri