10 Tahun, Jalan Penghubung Empat Kecamatan di OKI Rusak Parah
Jalan penghubung empat kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, masih rusak parah. Keterbatasan anggaran menjadi penyebab pemda sulit memperbaiki jalan. Dana sebesar Rp 75 miliar dialokasikan untuk perbaikan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Pedamaran Timur-Sungai Menang-Cengal-Sungai Jeruju di Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI, Sumatera Selatan, masih rusak. Kondisi ini sudah dirasakan warga sejak 10 tahun lalu. Pemerintah akan menggelontorkan dana sekitar Rp 75 miliar untuk memperbaiki ruas jalan tersebut.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru didampingi Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Iskandar menyusuri jalan dari Kayuagung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, ke Kabupaten Cengal sepanjang 96 kilometer (km) pada Jumat (2/5/2023). Kunjungan itu dilakukan setelah adanya video di media sosial yang menunjukan banyaknya kendaraan yang terperosok ke dalam lubang. Bahkan, di video lainnya beberapa kendaraan terpaksa berhenti karena rusaknya jalan.
Dari hasil pantauan tersebut, Herman memprediksi ada sekitar 30 persen jalan yang mengalami kerusakan. Hanya saja, pantauan harian Kompas, sekitar 50 persen jalan mengalami kerusakan. Kondisi terparah ada di kawasan Simpang Palembang-Cengal-Sungai Jeruju yang panjang ruas jalannya mencapai 55 km. Di ruas tersebut, sebagian besar jalan masih berupa tanah merah meskipun ada pula yang beraspal dan cor beton.
Namun, karena sering dilewati truk yang membawa kelapa sawit dan karet, jalan kembali rusak. Jalan banyak yang bergelombang dan berlubang, bahkan kedalaman lubang mencapai 1,5 meter. Saat dilewati kendaraan, jalan sangat berdebu.
Kondisi jalan kian menakutkan ketika hujan turun. Jalan tanah merah berubah menjadi lumpur yang licin. ”Kalau hujan turun, banyak kendaraan yang terjebak dan harus ditarik,” ucap Suharman (48), warga Cengal.
Dia menuturkan, sejak lima bulan lalu kondisi jalan sangat parah. Kondisi ini membuat truk pengangkut komoditas dan logistik banyak yang mogok akibat terendam air lantaran dalamnya lubang.
Saat hujan turun, lanjut Suharman, sebuah truk membutuhkan waktu hingga 5 hari untuk mengantarkan barang dari Simpang Palembang menuju Sungai Jeruju sejauh 55 km. ”Terkadang, jika truk tersendat, barang harus dipindahkan ke mobil yang lebih kecil,” kata Suharman.
Namun, karena sering dilewati truk yang membawa kelapa sawit dan karet, jalan kembali rusak.
Warga pun membantu dengan memungut uang guna membuat jembatan darurat di samping jalan berlubang. ”Untuk mobil kecil, dimintai Rp 50.000 per mobil. Sementara untuk truk, dimintai Rp 100.000,” katanya. Dirinya berharap agar pemerintah memberikan bantuan karena akibat jalan rusak ini, aktivitas warga sangat terhambat.
Jalan rusak di ruas ini sudah berlangsung sangat lama. Harian Kompas pernah melakukan peliputan pada 2017 di ruas jalan yang sama. Namun, hingga kini belum banyak yang berubah. Warga pun terpaksa memviralkan kondisi itu di media sosial karena belum terlihat perbaikan berarti.
Menanggapi hal ini, Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar mengakui tidak sanggup memenuhi kebutuhan warga akibat dana yang tersedia tidak mencukupi. ”Kami hanya memiliki anggaran Rp 150 miliar untuk perbaikan jalan, sementara panjang jalan kabupaten yang menjadi tanggung jawab pemkab sekitar 2.000 km,” ujarnya.
Jalan yang terletak di kawasan pantai timur Sumatera itu juga menjadi tantangan karena sebagian besar merupakan kawasan gambut yang memiliki kontur tanah yang labil. ”Jika dikalkulasi, untuk pembangunan 1 km jalan di atas rawa, dibutuhkan dana sekitar Rp 5 miliar,” kata Iskandar.
Karena itu, Iskandar berharap ada bantuan dari pemerintah provinsi atau pemerintah pusat untuk memperbaiki jalan tersebut. ”Kami juga membutuhkan bantuan dari perusahaan untuk turut berkontribusi,” katanya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berkomitmen akan memperbaiki jalan tersebut secara bertahap. Di tahun ini ada alokasi dana Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Pembangunan Jalan Daerah dari pemerintah pusat sebesar Rp 60 miliar. ”Saat ini, kami tinggal menunggu pencairannya dari Kementerian Keuangan,” ujar Herman.
Tidak hanya itu, dirinya juga akan mengalokasikan dana sekitar Rp 15 miliar dari APBD Perubahan tahun 2023 untuk perbaikan jalan di Cengal. Dirinya meminta agar masyarakat turut mengawasi pembangunan agar dana yang akan dialokasikan tersebut bisa tepat sasaran.
Dirinya berharap agar masyarakat lebih sabar karena memang proses pembangunan membutuhkan waktu lantaran dana yang tersedia tidaklah mampu memenuhi semua kebutuhan. Ogan Komering Ilir merupakan kabupaten terbesar di Sumsel dengan luas sekitar 19.000 km. Rata-rata luas wilayah kabupaten di Sumsel sekitar 4.000 km.
Dirinya pun menyetujui adanya pemekaran wilayah di wilayah pesisir timur sumatera menjadi kabupaten baru. Tujuannya agar pembangunan bisa lebih cepat, termasuk pembangunan jalan. ”Saya berharap ketika moratorium pemekaran daerah kembali dibuka, kabupaten pantai timur bisa masuk ke Prolegnas (Program Legislasi Nasional),” ujar Herman.