Tim Khusus Selidiki Kematian Ibu dan Janinnya di Sumsel
Dugaan kelalaian tenaga kesehatan di Puskesmas Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel, yang mengakibatkan seorang ibu dan janinnya meninggal, terus diselidiki. Tim khusus pun diterjunkan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (kiri) didampingi Bupati Musi Rawas Utara Devi Suhartoni (baju batik) memberikan keterangan mengenai kejadian tewasnya ibu dan janinnya di Puskesmas Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara, Rabu (31/5/2023).
PALEMBANG, KOMPAS — Dugaan kelalaian tenaga kesehatan di Puskesmas Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, yang mengakibatkan seorang ibu dan janinnya meninggal, terus diselidiki. Tim khusus diterjunkan untuk mencari kemungkinan adanya pelanggaran prosedur dalam menjalankan tugas. Meski begitu, tenaga kesehatan yang diduga melakukan kelalaian itu masih diperbolehkan untuk bertugas.
”Akan ada tim yang diterjunkan untuk menyelidiki kejadian ini. Saya beri waktu satu minggu,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru, Rabu (31/5/2023).
Kejadian ini terkuak setelah suami korban berinisial LK bercerita melalui media sosial perihal kematian istrinya, Tika, dan calon bayinya. Saat itu, sang istri hendak melahirkan, lalu ia membawanya ke Puskesmas Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara, Selasa (9/5/2023). Namun, pelayanan yang diterima sangat lambat.
Sejak air ketuban Tika pecah pada pukul 01.30 sampai dengan pukul 03.00, tidak ada pelayanan berarti. Pada akhirnya, pukul 05.00, istrinya baru dirujuk ke Rumah Sakit AR Bunda Lubuk Linggau.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Seorang ibu hamil menjalani pemeriksaan USG di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, Sumsel, Kamis (19/8/2021).
Namun, sesampainya di sana, Tika dan sang bayi harus kehilangan nyawa. LK pun memastikan kematian istri dan calon bayinya itu karena keterlambatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
LK pun merasa kesal dengan perlakuan para tenaga kesehatan yang dinilai tidak ramah. Bahkan, nakes tersebut mengusir ibu mertua LK sehingga istrinya ditinggal sendirian di ruang persalinan.
Herman mengatakan, sampai saat ini, informasi yang diterima oleh publik hanya dari satu pihak. Karena itu, perlu ada keterangan dari para tenaga kesehatan yang bertugas saat itu agar semuanya menjadi jelas. ”Dalam kejadian ini, tidak ada malapraktik, hanya pelayanan yang tidak optimal," ujarnya.
Karena itu, dirinya sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Di dalam tim tersebut, ada Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Direktur Utama RSUP Mohammad Hoesin Palembang, dan Direktur Utama RSUD Sumsel Siti Fatimah.
Dari hasil penyelidikan itu, barulah ia akan memberikan keputusan. Jika memang ada pelanggaran prosedur, Herman menyatakan tentu akan ada sanksi yang diberikan. Namun, dia meminta agar semua pihak bersabar menunggu hasil pemeriksaan.
Bupati Musi Rawas Utara Devi Suhartoni mengaku telah mengumpulkan semua tenaga kesehatan dari Puskesmas Pauh untuk menggali keterangan mengenai kejadian tersebut. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, diketahui bahwa kondisi ibu dan anak saat itu memang berisiko tinggi.
Ibu ini tergolong rajin memeriksakan kandungannya.
Alasannya, bobot anak tidak sebanding dengan postur tubuh sang ibu. Hasil ini diperoleh dari pemeriksaan rutin yang sudah mereka lakukan sebelumnya. ”Ibu ini tergolong rajin memeriksakan kandungannya,” ujar Devi.
Karena alasan itu, sejak awal, pihak puskesmas sudah menyarankan agar keluarga membawa korban ke rumah sakit yang memiliki peralatan memadai. ”Tinggi ibu sekitar 150 sentimeter, sedangkan anak bobotnya lumayan besar sehingga harus dilakukan tindakan khusus oleh dokter spesialis,” ucap Devi.
KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO
Sejumlah ibu hamil mempraktikkan senam yoga khusus bagi ibu hamil di Pendopo Si Panji Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, MInggu (11/10/2015).
Dalam memberikan pelayanan pun, ujar Devi, tenaga kesehatan sudah melakukan semuanya sesuai prosedur. Namun, karena kondisi saat itu memang sudah dini hari, kemungkinan adanya salah komunikasi sangatlah besar.
Walau pemeriksaan sedang berlangsung, Devi mengatakan tidak ada satu nakes pun yang diberhentikan. Semua masih bertugas seperti biasa. Namun, ia telah menginstruksikan pihak puskesmas untuk mendatangi keluarganya, termasuk melakukan mediasi. ”Karena itu, sampai saat ini tidak ada proses hukum,” ungkapnya.