Pemkot Surabaya Dorong Program Padat Karya dan Pemberdayaan UMKM
Pemkot Surabaya terus mendorong program padat karya dan pemberdayaan UMKM untuk mengurangi kemiskinan. Hingga akhir April 2023, program padat karya di Surabaya telah menjangkau 2.822 jiwa warga miskin dan pramiskin.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus berupaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, program padat karya dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus didorong.
”Sampai saat ini, telah didirikan 34 rumah padat karya di 14 kecamatan,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam peringatan Hari Jadi Surabaya di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/5/2023).
Eri memaparkan, program padat karya dilakukan melalui pemanfaataan aset-aset pemerintah, terutama lahan kurang produktif. Program itu bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi warga miskin yang belum mendapat kesempatan kerja.
Sejak menjabat sebagai wali kota pada 26 Februari 2021, Eri memang mengintensifkan program padat karya. Sampai akhir April 2023, program itu telah menjangkau 2.822 jiwa warga miskin dan pramiskin. Tujuan program itu adalah meningkatkan penghasilan bulanan warga miskin dari maksimal Rp 500.000 menjadi tembus Rp 5 juta.
Eri menambahkan, program padat karya antara lain diwujudkan melalui bantuan pemerintah terhadap kelompok masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan usaha kedai, sentra jahit, laundry atau jasa cuci busana, dan cuci kendaraan.
Bentuk lain program itu adalah bantuan untuk perbaikan rumah tidak layak huni, budidaya pertanian dan peternakan, rumah maggot, serta industri pembuatan paving. ”Produk mereka, misalnya paving, dimanfaatkan oleh pemerintah untuk program prasarana,” ujar Eri.
Melalui program padat karya itu, warga bisa dientaskan dari status miskin dengan bekerja sebagai penjahit, pembuat paving, atau pengelola warung kebutuhan pokok. Dalam resepsi Hari Jadi Surabaya, sejumlah warga secara simbolis melepaskan diri dari status penerima bantuan program keluarga miskin dengan mencopot stiker penanda berwarna merah di rumah mereka.
Sampai akhir April 2023, program itu telah menjangkau 2.822 jiwa warga miskin dan pramiskin
Ketua DPRD Kota Surabaya Dominikus Adi Sutarwijono mengatakan, peradaban masyarakat di Surabaya telah berlangsung sangat lama karena kota itu telah berusia 730 tahun. Dia menyebut, dalam waktu ratusan tahun itu, Surabaya berkembang dari desa atau kampung di tepian sungai menjadi metropolitan berpopulasi lebih dari 3 juta jiwa.
Adi mengingatkan, Surabaya berasal dari kata curabhaya (sura ing baya) yang berarti berani menghadapi bahaya. Sementara itu, kehidupan sosial kampung atau desa yang penuh gotong royong telah menjadi jati diri Surabaya.
Oleh karena itu, meskipun saat ini Surabaya telah berkembang menjadi metropolitan, masyarakat di kota tersebut tidak boleh kehilangan semangat berani menghadapi bahaya dengan gotong royong, kesetaraan, dan kerukunan.
”Sudah benar jika Surabaya bergerak bersama rakyatnya agar tetap berani menghadapi bahaya dalam mengantasi beragam masalah perkotaan,” ujar Adi.
Peringatan Hari Jadi Surabaya diisi dengan rangkaian acara sejak awal Mei. Selama sebulan penuh, berlangsung Surabaya Shopping Festival di 25 pusat belanja. Selain itu, pada 12-18 Mei 2023, digelar penghargaan dan pameran Pewarta Foto Indonesia di Balai Pemuda.
Pada 6 Mei, diadakan Festival Rujak Uleg di Jala Kembang Jepun, lalu Night at Museum di Tugu Pahlawan pada 13-14 Mei. Ada juga sejumlah acara lain, misalnya festival memasak, Surabaya Vaganza, pameran seni rupa Batas Luar oleh maestro legenda dan pelukis Surabaya di Visma Gallery, serta pementasan wayang.