Penuhi Kebutuhan Pasar, PT Beiersdorf Indonesia Ekspansi Pabrik Senilai Rp 500 Miliar
PT Beiersdorf Indonesia ekspansi pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp 500 miliar. Produsen perawatan kulit merek Nivea dan Hansaplast itu tingkatkan kapasitas produksi dari semula 9 juta menjadi 17 juta buah produk.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Untuk meningkatkan kapasitas produksi, PT Beiersdorf Indonesia, produsen produk perawatan kulit Nivea dan Hansaplast, melakukan ekspansi pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp 500 miliar. Hal itu akan meningkatkan kapasitas produksi dari semula 9 juta buah produk menjadi 17 juta buah produk. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang masih sangat luas.
Peresmian ekspansi pabrik yang berlokasi di Singosari, Malang, tersebut dilakukan pada Selasa (30/5/2023). Hadir dalam acara sejumlah perwakilan President Director PT Beiersdorf Indonesia Mehdi Ben Messaoud, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan, perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bupati Malang Sanusi, dan sejumlah perwakilan Beiersdorf regional dan ASEAN.
”Pada hari ini, kami dengan bangga meresmikan perluasan pabrik kami. Kami yakin, dengan teknologi dan penelitian yang canggih, memungkinkan Beiersdorf menghasilkan produk inovatif yang dipercaya dan disukai konsumen. Dengan investasi sebesar lebih dari 25.000.000 (25 juta) euro untuk perluasan pabrik ini, kami dapat menghasilkan kapasitas produksi menjadi lebih dari 17.000.000 (17 juta) pieces produk, dari yang sebelumnya hanya 9.000.000 (9 juta) pieces produk,” kata Mehdi.
Menurut dia, selama lebih dari 140 tahun, Beiersdorf telah mendedikasikan diri dan berkomitmen memenuhi kebutuhan konsumen akan produk perawatan kulit dan perawatan luka modern.
Production Center (PC) Director Beiersdorf Indonesia Enri Gausman Lubis mengatakan bahwa selama ini pencapaian kinerja PT Beiersdorf Indonesia di Malang sangat luar bagus. ”Bahkan, prediksi kami di akhir tahun 2023 diprediksi bisa memproduksi 10 juta buah di atas bisnis plan kami. Jadi, sangat baik dari sisi bisnis. Tahun 2022, produksi kami 89 juta buah produk yang kami produksi di PC Malang. Akhir tahun ini diprediksi bisa memproduksi 107 juta buah,” katanya.
Pasar Indonesia sangat luar biasa.
Meski produksi sudah ditambah cukup besar, Enri mengatakan bahwa hal itu belum memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang sangat besar. ”Pasar Indonesia sangat luar biasa. Penambahan produksi ini pun belum mencukupi kebutuhan pasar, makanya kami akan merencanakan pengembangan pabrik di tahap 2 dan 3,” katanya.
Tenaga listrik surya
Pengembangan pabrik ini, menurut Enri, tidak menambah jumlah lahan. Namun, lebih dengan merestrukturisasi gedung-gedung lama. Selain itu, perluasan pabrik itu juga didukung mesin-mesin yang terkomputerisasi dan terintegrasi dengan sistem produksi.
”Selain itu, juga dilakukan penambahan mixer baru, pengisi, peningkatan umum, perbaikan, serta perluasan gudang. Sebagian dari gedung-gedung kami juga menggunakan listrik energi surya, sebagian bentuk keberpihakan kami, lingkungan terbarukan,” katanya.
Salah satu bentuk keberpihakan ke lingkungan, menurut Enri, adalah digunakannya tenaga surya sebagai pengganti listrik. Di pabrik Malang, menurut Enri, telah terpasang 500 kilowatt solar sell di atas atap gedung. Itu mencukupi 20 persen kebutuhan listrik pabrik.
PT Beiersdorf Indonesia selama ini memproduksi produk Nivea dan Hansaplast. Produksi pabrik di Malang, menurut Enri, total 100 persennya untuk memenuhi pasar domestik. Sementara untuk Hansaplast, sebanyak 88 persennya memenuhi kebutuhan domestik dan 12 persen ekspor ke pasar ASEAN dan Timur Tengah.
Nurul Ichwan mengatakan, pemerintah akan mendukung penuh investasi PT Beiersdorf Indonesia. Bahkan, ia menugaskan seorang pejabat khusus yang bisa diajak konsultasi jika dibutuhkan. ”Kami berharap Indonesia akan dipilih menjadi hub atau penghubung bisnis PT Beiersdorf Indonesia di Asia,” katanya.