”Merdeka Belajar” Antar Indonesia Melompat ke Masa Depan
Gerakan ”Merdeka Belajar” terus digelorakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jalan itu ditempuh demi mengantarkan Indonesia melompat ke masa depan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Gerakan ”Merdeka Belajar” terus digelorakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jalan itu ditempuh demi mengantarkan Indonesia melompat ke masa depan. Semua elemen masyarakat terlibat dalam pengembangan potensi anak sesuai minat dan bakat mereka masing-masing.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam ”Puncak Bulan Merdeka Belajar”, yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, di Kompleks Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (29/5/2023) malam.
”Selama tiga tahun terakhir, kami terus menghimpun seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam gerakan ’Merdeka Belajar’, menjadi pembawa perubahan, yang mendorong transformasi dan kemajuan pendidikan Indonesia,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem, gerakan tersebut sejalan dengan semangat Ki Hadjar Dewantara, yang hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pasalnya, sosok itu meyakini kemerdekaan anak untuk belajar menjadi kunci kemerdekaan suatu bangsa. Untuk itu, anak didik akan dikembangkan sesuai potensi mereka masing-masing.
Dalam gerakan itu, para guru didorong untuk ikut serta menyusun kurikulum sesuai dengan kondisi muridnya. Itu dilakukan lewat berbagai proyek bersama antara guru dan murid. Mereka dipersilakan berkreasi sesuai kemampuan masing-masing. Kurikulum juga bisa dibuat dengan materi yang lebih singkat.
”Berkat semangat gotong royong yang telah mendarah daging sebagai masyarakat Indonesia, banyak sekali capaian kita dalam waktu yang cukup singkat. Saat ini, anak-anak di lebih dari 350.000 sekolah telah menikmati proses pembelajaran yang menyenangkan dengan implementasi kurikulum merdeka,” kata Nadiem.
Nadiem menambahkan, para guru juga tidak sendirian saat berusaha menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Terdapat platform digital yang menghubungkan 2,6 juta guru untuk saling belajar satu sama lain tentang merdeka belajar. Mereka bisa mengunggah jurus masing-masing dalam menerapkan konsep Merdeka Belajar. Lewat platform itu, terbangun komunitas pembelajaran yang benar-benar memerdekakan murid.
Lebih lanjut, juga mengapresiasi semua pihak yang bersama-sama membantu kelancaran gerakan itu. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerintah daerah, para mitra kerja, hingga jajaran pegawai di kementeriannya. Kontribusi masing-masing selama tiga tahun ini yang menyukseskan keberhasilan implementasi konsep merdeka belajar. Demi menjaga semarak gerakan, ia sekaligus mengukuhkan bulan Mei sebagai ”Bulan Merdeka Belajar”.
”Kerja keras kita selama tiga tahun terakhir dan semangat luar biasa untuk memeriahkan Hari Pendidikan Nasional, selama satu bulan ini, membuktikan bahwa kita siap untuk meneruskan cita-cita Ki Hadjar Dewantara. Kita siap melanjutkan gerakan Merdeka Belajar dan membawa Indonesia melompat ke masa depan,” kata Nadiem.
Penghargaan
Dalam acara peringatan tersebut, Kemendikbudristek juga memberikan penghargaan untuk kategori Media Cetak Terpuji kepada Kompas. Penghargaan serupa diberikan kepada empat media cetak lainnya, yaitu Jawa Pos, Media Indonesia, Suara Merdeka, dan Kedaulatan Rakyat.
Kompas turut meraih juara ketiga untuk lomba artikel dan karya jurnalistik yang diselenggarakan dalam acara tersebut. Adapun penghargaan diberikan untuk karya tulis berjudul ”Memipih Jagung, Ekspresi Budaya Siswi di Adonara” ciptaan Fransiskus Pati Herin.
”Apresiasi dari kementerian ini sebagai bentuk pengakuan bahwa media arus utama ikut berperan dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan Indonesia,” kata Fransiskus.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengatakan, pemberian penghargaan itu menjadi salah satu rangkaian untuk memeriahkan gelaran ”Bulan Merdeka Belajar”. Penghargaan diberikan kepada para pemangku kepentingan yang berkontribusi secara signifikan dalam membangun pendidikan, kebudayaan, riset serta teknologi.
Apresiasi dari kementerian ini sebagai bentuk pengakuan bahwa media arus utama ikut berperan dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan Indonesia. (Fransiskus Pati Herin)
Adapun rincian penerima penghargaan antara lain, 76 penerima anugerah pemerintah daerah, 57 penerima anugerah kampus merdeka, 33 penerima anugerah mitra, 19 penerima anugerah sosok inspiratif, 10 penerima anugerah media cetak dan daring, 16 penerima lomba foto, 10 pemenang lomba artikel dan karya jurnalistik.
”Semua penerima penghargaan dan anugerah telah melalui proses kurasi yang jelas dan ketat,” kata Suharti.