Puting Beliung Masih Berpotensi Terjang Lampung, Ratusan Rumah Rusak
Puting beliung yang menerjang tiga kabupaten/kota di Lampung menyebabkan ratusan rumah rusak. Angin kencang masih berpotensi terjadi karena saat ini Lampung memasuki musim pancaroba.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS —Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di Lampung sehingga masyarakat perlu waspada. Puting beliung telah menerjang tiga kabupaten/kota di Lampung pada Sabtu (27/5/2023) malam, menyebabkan ratusan rumah rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Tengah Makmuri menuturkan, hingga Senin, (29/5/2023) cuaca ekstrem dan angin kencang masih melanda sebagian wilayah Lampung Tengah. ”Cuaca ekstrem ditandai dengan panas terik pada pagi hingga siang hari. Namun, hujan deras disertai angin kencang pada sore hingga malam hari,” kata Makmuri saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin.
Menurut dia, puting beliung pada Sabtu malam lalu menerjang enam kampung di Kecamatan Trimurjo dan Kota Gajah. Kerusakan terparah terjadi di Kampung Purwodadi dengan jumlah rumah yang rusak mencapai 65 unit.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD Lampung Tengah, total jumlah rumah yang rusak akibat puting beliung mencapai 189 unit. Selain rumah, satu unit mobil juga rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.
Saat ini, BPBD Lampung Tengah bersama tim gabungan telah menyalurkan bantuan berupa makanan untuk para korban bencana. Petugas juga masih terus bahu-membahu membantu masyarakat membersihkan rumah warga dari puing-puing bangunan.
Selain Lampung Tengah, puting beliung juga merusak 153 unit rumah di dua kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. Puting beliung menerjang Desa Rukti Sedyo, Kecamatan Raman Utara dan Desa Tanjung Inten, Kecamatan Purbolinggo. Sementara kerusakan terparah terjadi di Desa Rukti Sedyo dengan total rumah rusak berat 22 unit.
Angin kencang masih berpotensi terjadi karena saat ini Lampung memasuki musim pancaroba.
Di Kota Metro, angin kencang juga menyebabkan tujuh pohon tumbang. Selain itu, atap rumah warga yang terbuat dari baja ringan beterbangan.
Di Kabupaten Tanggamus, sebuah kolam renang rusak akibat banjir bandang pada Minggu (28/5/2023). Tak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.
Makmuri menambahkan, masyarakat harus tetap waspada terhadap ancaman angin kencang. Warga diminta menebang pohon besar yang sudah rapuh dan berada di dekat rumah karena bisa tumbang saat angin kencang terjadi. Selain itu, warga juga diminta berlindung di bangunan yang kokoh saat terjadi angin kencang.
Kepala Bidang Logisik dan Kedaruratan BPBD Lampung Juwita menuturkan, BPBD provinsi juga telah menyalurkan bantuan makanan untuk korban bencana puting beliung di tiga kabupaten. Namun, penanganan bencana masih dapat dilakukan oleh BPBD kabupaten/kota.
Prakirawan senior Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung Damil Amidayantik menjelaskan, angin kencang masih berpotensi terjadi karena saat ini Lampung memasuki musim pancaroba. Terjadinya angin puting beliung dipicu oleh perubahan arah angin dan penguapan yang kuat di suatu daerah sehingga memacu pembentukan awan.
”Puting beliung bisa terjadi baik saat musim hujan ataupun pancaroba. Akan tetapi, peluang yang lebih besar terjadi pada masa pancaroba,” katanya.
Berdasarkan data BMKG Lampung, pada Senin, hujan deras masih melanda di sebagian besar wilayah Lampung. Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang juga masih bakal berlanjut hingga beberapa hari ke depan.