Hingga sepekan ke depan, gelombang tinggi terus berpeluang terjadi. Masyarakat dan pemerintah diharap waspada. Terlebih lagi pelayaran menjadi transportasi utama di wilayah timur Sultra.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Gelombang tinggi berpotensi terjadi merata di sisi timur Sulawesi Tenggara dalam beberapa hari ke depan. Tinggi gelombang mulai dari 1 meter hingga 4 meter. Pelayaran dituntut terus waspada seiring tingginya kecelakaan laut di wilayah ini.
Kepala Stasiun Maritim Kendari Sugeng Widarko menuturkan, gelombang tinggi memang diprediksi terjadi mulai Kamis (25/5/2023) hingga sepekan ke depan. Gelombang ini berpeluang menyapu sisi timur Sultra secara merata.
”Yang utama harus diwaspadai saat ini adalah gelombang tinggi yang berpotensi terjadi merata dengan kisaran 1,25 meter hingga 2,5 meter. Bahkan, di wilayah timur dan selatan Sultra yang masih bagian dari Laut Banda, gelombang bisa mencapai 4 meter,” kata Sugeng, di Kendari, Kamis.
Menurut Sugeng, gelombang tinggi di perairan dipengaruhi oleh angin munson timur yang sedang tinggi-tingginya. Periode angin ini mulai bertiup pada April lalu dan akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Maritim (Stamar) Kendari, kecepatan angin di perairan berkisar 2-20 knot. Kecepatan angin paling tinggi terpantau di sisi timur dan selatan Sultra yang berbatasan dengan Laut Banda, yaitu mencapai 25 knot.
Sugeng berharap pemerintah dan pelaku pelayaran waspada dan selalu memantau cuaca. Terlebih lagi, wilayah Sultra terdiri dari banyak pulau yang menjadikan pelayaran sebagai transportasi utama. Belum lagi para nelayan yang rutin menangkap ikan setiap hari.
Tidak hanya di perairan, kata Sugeng, kewaspadaan juga mesti ditingkatkan di daratan. Sebab, curah hujan tinggi masih berpeluang terjadi di beberapa daerah. Hal ini seiring belum berakhirnya musim hujan.
Tapi untuk daratan tidak terlalu tinggi karena curah hujan yang normal. Tidak seperti dua tahun terakhir yang dipengaruhi oleh La Nina sehingga curah hujan tinggi. Sekarang terlihat normal.
Setiap hari, ia melanjutkan, pihaknya mengirimkan informasi cuaca ke daerah, instansi terkait, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini agar semua pihak mengetahui perubahan cuaca dan bisa mewaspadai dampak cuaca ke depannya.
Kecelakaan laut
Kecelakaan laut menjadi masalah serius di wilayah Sultra yang didominasi perairan. Sejak beberapa tahun terakhir, angka kecelakaan laut mendominasi kasus yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kendari.
Wahyudi dari staf Humas Kantor SAR Kendari menyampaikan, sejak awal Januari hingga akhir Mei 2023, pihaknya telah menangani 25 kecelakaan dan kondisi membahayakan. Sebanyak 16 kejadian merupakan kecelakaan kapal, khususnya di perairan terbuka.
Sejauh ini, telah ada 76 persen kecelakaan kapal yang kami tangani. Kecelakaan kapal ini memang mendominasi dari kasus yang terjadi. (Wahyudi)
Sepanjang 2022, SAR Kendari menangani total 67 kasus. Dari jumlah tersebut, 8 kasus di antaranya kecelakaan kapal. Selain itu, juga ada satu kasus bencana dan 28 kasus kondisi membahayakan manusia.