Perbaikan Tunggu Tender, Jalan Rusak di Lampung Tengah Mulai Ditimbun Batu
Perbaikan jalan rusak di Kabupaten Lampung Tengah, yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Jumat (5/5/2023), masih menunggu tender. Meski begitu, saat ini sebagian jalan berlubang itu mulai ditimbun batu.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Perbaikan jalan rusak di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Jumat (5/5/2023) masih menunggu proses tender. Meski begitu, saat ini sebagian jalan berlubang di ruas Simpang Randu-Rumbia itu sudah mulai ditimbun batu. Adapun perbaikan direncanakan dimulai pada Juni 2023.
”Jalan dari Simpang Randu hingga Pasar Rumbia sudah diratakan dengan batu. Selanjutnya, jalan dari Pasar Rumbia sampai Gaya Baru juga sudah ditimbun pakai batu belah, tapi masih banyak yang berlubang,” kata Didi Iswanto (54), sopir bus Damri yang melayani rute Bandar Lampung-Gaya Baru, saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat (19/5/2023).
Menurut Didi, penimbunan jalan berlubang menggunakan batu itu dilakukan sejak tiga hari sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lampung. Setelah kunjungan Presiden, penimbunan jalan dengan batu semakin masif dilakukan.
Didi menuturkan, dengan adanya penimbunan itu, lalu lintas di ruas jalan Simpang Randu-Rumbia menjadi lebih lancar. Waktu tempuh dari Bandar Lampung menuju Gaya Baru, Lampung Tengah, yang biasanya lebih dari 12 jam kini hanya empat jam.
”Bus Damri berangkat dari Bandar Lampung pukul 16.00 dan sampai di Gaya Baru pukul 20.00. Itu sudah paling cepat,” ujar Didi.
Sebelum penimbunan dilakukan, Didi menyebut, banyak kendaraan yang terguling di ruas jalan Simpang Randu-Rumbia akibat jalan yang berlubang dan berlumpur. Hal itu membuat lalu lintas di ruas jalan tersebut macet parah.
Akibatnya, waktu tempuh dari Bandar Lampung menuju Gaya Baru atau sebaliknya bisa lebih dari 12 jam. ”Kami bersyukur Presiden Joko Widodo berkunjung ke Lampung. Semoga kalau sudah diperbaiki bisa lebih bagus kondisi jalannya,” katanya.
Made Rimbawa, Kepala Kampung Swastika Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah, menuturkan, kerusakan jalan di wilayah itu sudah terjadi selama puluhan tahun. Selama ini, perbaikan jalan yang dilakukan hanya sekadar tambal sulam sehingga jalan menjadi cepat rusak lagi.
Warga pun berharap, seusai kunjungan Presiden Jokowi, perbaikan jalan bisa dilakukan dengan kualitas yang lebih baik. Apalagi, jalan Rumbia merupakan akses utama untuk pengangkutan logistik, hasil pertanian, dan transportasi.
Setiap hari, ratusan kendaraan, seperti bus serta truk pengangkut singkong dan bahan pangan, melintas di jalan tersebut. Jalan itu juga menjadi jalur akses menuju sentra udang Bratasena di Kabupaten Tulang Bawang.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Lampung, Presiden Jokowi menyatakan, pemerintah pusat bakal mengucurkan anggaran Rp 800 miliar untuk perbaikan jalan rusak di Lampung. Perbaikan bakal dimulai pada Juni 2023 karena harus melalui tender.
Sementara itu, Sekretaris Masyarakat Transportasi Indonesia Lampung M Abi Berkah Nadi mengatakan, persoalan jalan rusak di Lampung tidak hanya disebabkan kelebihan beban kendaraan.
Abi menilai, perbaikan dan perawatan jalan di daerah itu belum mempertimbangkan kontur tanah sehingga mudah rusak. Dia mencontohkan, Jalan Rumbia yang rusak parah merupakan kawasan rawa dan berlumpur.
”Masalahnya, sebelum pelaksanaan infrastruktur jalan, tidak dilakukan pemadatan terlebih dahulu. Padahal, banyak jalan di daerah yang tanahnya masih berlumpur. Jika ada pembangunan jalan, pasti akan berulang kali rusak, berlubang, dan terjadi keretakan pada lapisan aspal,” kata dosen Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera itu.
Abi menambahkan, persoalan lain adalah pembangunan jalan yang tidak mempertimbangkan sistem drainase. Kualitas konstruksi jalan juga masih buruk dan di bawah standar sehingga tidak bertahan lama.
Ia juga menyebut, kualitas konstruksi jalan di Lampung perlu ditingkatkan karena daerah itu menjadi jalur vital untuk pengangkutan logistik dan transportasi, baik antarkabupaten maupun provinsi.
Penimbunan jalan berlubang menggunakan batu itu dilakukan sejak tiga hari sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke Lampung.
Sebagai contoh, kualitas jalan di ruas Kota Gajah-Seputih Banyak-Simpang Randu dan Simpang Randu-Gaya Baru perlu ditingkatkan menjadi jalan beton agar tidak mudah rusak saat dilintasi kendaraan besar.
”Solusinya adalah kaji dahulu karakteristik kontur tanah yang ada di sana dan perbaikan mutu konstruksi. Setelah itu, pemerintah daerah juga perlu membuat aturan terkait batasan tonase kendaraan yang bisa melintas agar tidak mudah rusak,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Bambang Sumbogo menuturkan, Pemerintah Provinsi Lampung sedang mengkaji regulasi agar kewenangan untuk penindakan kendaraan yang kelebihan muatan bisa juga dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan begitu, pemda juga bisa menindak kendaraan yang kelebihan muatan dan dimensi (ODOL) yang melintas di jalan provinsi dan kabupaten.
Selama ini, kewenangan untuk menindak kendaraan ODOL berada pada pemerintah pusat. Sejumlah peralatan untuk mendeteksi kendaraan ODOL juga dioperasikan oleh pemerintah pusat.