Desa Wisata di Lombok Mulai Bersiap Sambut MotoGP 2023 di Mandalika
Pengelola desa wisata di Lombok tidak mau hanya menjadi penonton dalam penyelenggaraan MotoGP 2023 di Mandalika. Oleh karena itu, mereka pun mulai bersiap agar bisa mendapat berkah ekonomi dari MotoGP.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Penonton memadati area tribune kategori premium (di depan paddock) untuk menonton jalannya balapan MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (20/3/2022). Pada hari ketiga atau hari balapan MotoGP, total penonton yang hadir mencapai sekitar 62.923 penonton.
MATARAM, KOMPAS – Kejuaraan dunia MotoGP akan kembali digelar di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Oktober 2023. Balap motor paling bergengsi di dunia itu diharapkan bisa makin menggairahkan industri pariwisata, termasuk desa-desa wisata. Oleh karena itu, desa-desa wisata di Lombok pun mulai mempersiapkan diri menyambut MotoGP.
”Kami berharap, tahun ini adalah kebangkitan desa wisata (kembali) setelah pandemi Covid-19,” kata Kepala Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamarudin, saat dihubungi dari Mataram, Senin (15/5/2023).
Menurut Kamarudin, kejuaraan MotoGP yang digelar tahun lalu memang telah menggerakkan desa wisata di Lombok, termasuk Desa Setanggor. Namun, saat itu, Desa Setanggor hanya mendapat limpahan tamu yang menginap di homestay. Sementara itu, kegiatan atau paket pariwisata di desa tersebut belum terlalu diminati para tamu.
”Tahun ini, kami berharap paket-paket wisata juga dilirik oleh wisatawan yang datang untuk menonton MotoGP,” tutur Kamarudin.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Eko Putro Sandjojo (empat dari kiri) menyaksikan pertunjukan Gendang Belek saat kunjungan kerja ke Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Kamis (25/7/2019) siang
Kamarudin memaparkan, saat ini, Desa Setanggor mulai bersiap menyambut gelaran MotoGP. Persiapan yang dilakukan, antara lain, berkait infrastruktur, paket wisata, ataupun sumber daya manusia.
”Saat ini, kami juga sedang mempersiapkan diri untuk kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023. Setanggor masuk 75 besar. Jadi, satu kerja bisa dua sekaligus, misalnya untuk perbaikan akses dan atraksi,” kata Kamarudin.
Setanggor berada sekitar 29 kilometer barat laut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang merupakan lokasi Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika. Secara administratif, sirkuit tersebut masuk wilayah Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Sementara itu, Desa Setanggor yang mengandalkan wisata budaya termasuk salah satu desa penyangga KEK Mandalika. Menurut Kamarudin, pihaknya menyiapkan sejumlah atraksi wisata, seperti gendang beleq (musik tradisional Lombok) serta gamelan perempuan dan pemuda. Sejumlah paket wisata juga disiapkan.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Para perempuan di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, tengah menenun Kamis (25/7/2019) siang. Desa Setanggor, yang berada sekitar 9 kilometer barat Bandara Internasional Lombok, saat ini menjadi salah satu desa wisata di Lombok Tengah.
Selain itu, pelatihan bagi warga setempat juga dilaksanakan. ”Pelatihan yang akan digelar seperti pelatihan pemandu lokal, pelatihan bahasa Inggris, serta pelatihan pengelolaan homestay. Khusus homestay, kami sudah punya 24 kamar, tetapi bisa bertambah karena memanfaatkan rumah warga,” kata Kamarudin.
Selain Setanggor, desa penyangga KEK Mandalika yang turut mempersiapkan diri adalah Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah. Bilebante berada sekitar 44 kilometer utara KEK Mandalika atau sekitar 16 kilometer tenggara Mataram, ibu Kota Nusa Tenggara Barat.
Tahun ini, kami berharap paket-paket wisata juga dilirik oleh wisatawan yang datang untuk menonton MotoGP
Menurut Direktur Desa Wisata Hijau Bilebante, Pahrul Azim, salah satu persiapan mereka untuk MotoGP 2023 Mandalika adalah melakukan sertifikasi terapis. Para terapis itu bekerja di layanan spa yang ditawarkan Desa Wisata Hijau Bilebante
”Hari ini, bersama Badan Nasional Sertifikasi Profesi, kami mengadakan sertifikasi kompetensi kerja terapis. Sebanyak 20 terapis ikut ambil bagian dalam kegiatan ini yang terdiri dari pelatihan, tes tulis dan praktik,” kata Pahrul.
DOKUMENTASI DWH BILEBANTE
Para terapis mengikuti tes dalam rangka sertifikasi kompetensi kerja yang diselenggarakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi di Desa Wisata Hijau Bilebante, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/5/2023). Sertifikasi itu dilakukan dalam rangka menyambut gelaran MotoGP 2023 di Mandalika pada Oktober mendatang.
Menurut Pahrul, layanan spa memang menjadi salah satu andalan Desa Wisata Hijau Bilebante. Pada MotoGP 2022, peminat layanan itu cukup tinggi, terutama dari tamu yang menginap selama gelaran tersebut.
”Sekarang, kami coba meningkatkan kelasnya melalui sertifikasi atau uji kompetensi. Selain spa, kami juga melakukan standardisasi untuk homestay dan outbond,” tutur Pahrul.
Dampak
Desa wisata memang diharapkan bisa menjadi salah satu pihak yang merasakan manfaat dari gelaran internasional di Mandalika, seperti MotoGP dan WSBK. Apalagi, jika melihat data tahun sebelumnya, gelaran MotoGP ternyata berdampak pada berbagai sektor.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik NTB Najamuddin mengatakan, berdasarkan kajian Litbang Kompas, MotoGP 2022 mendatangkan 102.801 penonton. Sementara itu, perputaran uang penonton selama tiga hari penyelenggaraan MotoGP 2022 mencapai Rp 697,88 miliar.
Calon penonton menunjukkan gelang khusus yang baru diperoleh dari penukaran tiket di kawasan eks Bandara Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/3/2022). Gelang khusus itu akan dipakai sebagai akses masuk saat menonton MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika 18-20 Maret 2022. Penukaran tiket dilakukan lebih awal di dua tempat, yakni eks Bandara Selaparang dan eks Embarkasi Haji Bandara Internasional Lombok guna memecah antrean penukaran tiket pada hari pelaksanaan balapan.
Khusus untuk akomodasi, perputaran uangnya sebesar Rp 42,7 miliar. Adapun perputaran uang di bidang penjualan makanan serta minuman oleh usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar Rp 23,08 miliar.
Menurut Najamuddin, berdasarkan hasil kajian tersebut, penyelenggaraan MotoGP 2022 dapat memberikan dampak ekonomi secara nasional sebesar Rp 4,5 triliun dan memberikan dampak ekonomi lokal bagi NTB sebesar Rp 3,57 triliun.
Penghitungan tersebut dilakukan dengan mengambil tujuh indikator yang memberikan kontribusi ekonomi, yakni jumlah penonton, serapan tenaga kerja, estimasi belanja penonton, perputaran uang penonton, biaya promosi, akomodasi, hingga penjualan makanan dan minuman oleh UMKM.