Ingin Cetak Ahli Kesehatan Mata, Universitas Ma Chung Buka Prodi Optometri
Di Indonesia, prodi pendidikan sarjana optometri saat ini hanya dimiliki oleh sedikit universitas dan akademi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Universitas Ma Chung membuka program studi baru, yaitu Prodi Optometri. Diharapkan, kampus tersebut ingin mencetak para ahli kesehatan mata yang saat ini dinilai masih jarang. Studi Optometri akan mulai menerima mahasiswa pada Juli 2023.
Di Indonesia, prodi pendidikan sarjana optometri saat ini hanya dimiliki oleh sedikit universitas dan akademi.
”Optometri merupakan profesi perawatan kesehatan yang melibatkan pemeriksaan mata dan sistem visual yang berlaku untuk cacat atau kelainan serta diagnosis medis dan manajemen penyakit mata lainnya,” kata Murpin Josua Sembiring, Rektor Universitas Ma Chung, Rabu (10/5/2023).
Menurut Murpin, studi optometri akan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mendidik masyarakat tentang kesehatan mata, dan memberikan solusi atas berbagai keluhan terkait pengelihatan. Khususnya akibat kelainan refraksi mata.
”Ma Chung ingin melindungi mata masyarakat Indonesia dari kerusakan fatal dari maraknya optik yang memperkerjakan tukang kacamata bukan ahli kacamata. Padahal, dalam Permenkes 2015 disebutkan bahwa optik seluruh Indonesia wajib merekrut ahli kacamata minimal lulusan D-3 ahli kacamata atau optometri,” kata Josua.
”Masyarakat banyak menghabiskan dananya untuk ganti lensa kacamata. Lantaran tiap kali periksa, minus matanya bertambah dan dianjurkan oleh tukang kacamata untuk membeli lensa kacamata baru,” kata Murpin.
Ketua Satgas Program Studi Optometri Stefanus Yufra M Taneo mengatakan bahwa Ma Chung mempersiapkan program studi baru itu sejak dua tahun lalu. Segala sarana dan prasarana serta laboratorium telah disiapkan, termasuk SK dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
”Optometris nantinya memiliki wewenang untuk memeriksa ketajaman penglihatan seseorang secara teratur, memeriksa masalah kesehatan mata atau gangguan pengelihatan seperti kondisi mata rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme, serta memperbaiki dan merehabilitasi kelainan refraksi dengan meresepkan kaca mata dan lensa kontak,” kata Yufra.
Yufra menambahkan, optometris juga bisa merekomendasikan perawatan untuk mencegah kerusakan mata lebih lanjut. Seperti diketahui, saat ini gangguan penglihatan sudah mulai muncul pada anak-anak karena faktor lingkungan dan juga genetik.
Universitas Ma Chung telah menghitung jumlah serapan lulusan D-3 Optometri. Dimulai dari rumah sakit yang mencapai ribuan di Indonesia hingga toko optik yang tersebar di berbagai sudut kota. ”Kami membuka diri untuk bekerjasama dengan seluruh optik yang ada di Indonesia untuk mengirimkan karyawannya dan dididik menjadi ahli kacamata,” kata Yufra.