Terbakar, KMP Royce 1 Dievakuasi ke Pelabuhan Merak
Ke depan, perlu ada evaluasi dan sosialisasi terkait keamanan dan kalaikan kendaraan, edukasi keselamatan penumpang, hingga standar operasional kendaraan dan kapal.
Oleh
AGUIDO ADRI, Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
CILEGON, KOMPAS — Setelah proses penanganan evaluasi 456 penumpang Kapal Motor Penyeberangan Royce 1, mulai Minggu (7/5/2023), PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) bersama tim gabungan fokus mengevakuasi kapal yang terbakar. Kapal ditarik menggunakan tug boat ke Pelabuhan Merak.
KMP Royce 1 dilaporkan terbakar setelah 40 menit bertolak dari Dermaga III Pelabuhan Merak. Seluruh penumpang dilaporkan selamat. Sumber api diduga berasal dari sebuah bus yang kemudian membakar sekitar 13 unit kendaraan di dalam kapal. Saat ini, api berhasil dipadamkan dan kapal akan dievakuasi menuju Pelabuhan Merak.
General Manager PT ASDP Indonesia (Persero) Cabang Merak, Banten, Suharto menjelaskan, total jumlah penumpang Kapal Motor Penyeberangan Royce 1 yang berlayar dari Pelabuhan Merak, Banten, terdata mencapai 456 penumpang selamat.
Adapun data jumlah kendaraan mencapai 97 kendaraan. Diperkirakan ada 13 kendaraan terbakar di dek satu KMP Royce 1. Sumber kebakaran diduga dari sebuah bus.
Seluruh penumpang dipastikan selamat dalam proses evakuasi saat awal peristiwa kemunculan api di dek pertama kendaraan bis dan truk pada pukul sekitar 15.08, Sabtu (6/5/2023). Seluruh penumpang sudah selesai terevakuasi pada pukul 17.30.
”Evakuasi kemarin dari manifes ada 456 penumpang selamat. Kami terus mendata, tapi belum ada perubahan terutama yang belum terdata atau menghilang,” kata Suharto, Minggu (7/5/2023).
Dari total 456 penumpang tersebut, terdata ada 31 orang menjalani perawatan karena luka dan sakit bawaan seperti asma. Penumpang yang mengalami luka-luka itu karena situasi panik dari kemunculan asap hitam dan berusaha menjauhi sumber api untuk menyelamatkan diri.
Saat Kompas berkunjung ke Rumah Sakit Krakatau Medika dan Puskesmas Pulo Merak, seluruh penumpang luka dan sakit sudah selesai mendapatkan perawatan dan diizinkan untuk pulang.
Suharto mengatakan, dari pendataan lanjutan ada 55 penumpang telah diberangkatkan menggunakan kapal eksekutif menuju Pelabuhan Bakauheni. Pihaknya juga memberangkatkan sejumlah penumpang dengan tiga bus.
”Kami pastikan penanganan dengan baik. Tidak ada lagi penumpang yang dirawat. Kami fasilitasi juga penumpang yang ingin menginap di hotel. Begitu pula para penumpang yang mau bertahan di pelabuhan, kebanyakan mereka para pemilik kendaraan. Makan, selimut, tim medis, dan lainnya,” ujarnya.
Selain tetap memastikan pelayanan berjalan lancar bagi penyintas dan keseluruhan operasional penyelenggaran penyeberangan, pihaknya saat ini fokus pada evakuasi kapal. Tim gabungan akan mengevakuasi kapal bersandar di dermaga tiga atau empat.
”Jarak kapal ke dermaga sekitar 2,5-3 mil. Diperkirakan waktu tempuh satu-dua jam. Akan kami kosongkan dermaga sementara waktu. Seluruhnya sudah siap,” lanjutnya.
Evakuasi kapal mulai dilakukan pada pukul 13.00. Kompas berkesempatan mengikuti kapal patroli Patkamla TNI Angkatan Laut untuk melihat kondisi Kapal Motor Penyeberangan Royce 1 yang terbakar.
Rahmat, seorang anak buah kapal (ABK), menemani Kompas menyusuri kapal. Kondisi kapal tampak berantakan. Sejumlah barang-barang penumpang yang tak sempat dibawa itu berserakan di setiap sudut kapal.
Rahmat juga menunjukkan titik awal sumber api yang berasal dari sebuah bus berplat merah, di dek pertama. Bus berpelat merah itu hanya menyisakan kerangka. Begitu pula satu bus di sampingnya dan kendaraan truk di belakang bus berpelat merah ikut hangus terbakar. Beruntung kobaran api tidak menjalar ke bagian dek dua tempat mobil dan motor.
”Ada sekitar 13 kendaraan bus truk terbakar. Total ada 97 kendaraan di kapal ini. Saat itu kami lihat dari bus ini (bus berpelat merah). Kondisi mesin masih hidup,” kata Rachmat.
Dari beberapa cerita sejumlah ABK, ada seorang penumpang sedang mengisi daya baterai telepon seluler lalu ditinggal pergi.
Mitigasi
Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar; Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Dedi Komarudin; General Manager PT ASDP Indonesia (Persero) Cabang Merak, Banten, Suharto; dan Kepala Basarnas Banten Adil Triyanto ikut meninjau langsung kondisi KMP Royce 1.
Mereka ingin memastikan tidak ada lagi titik api di kapal sehingga evakuasi KMP Royce 1 bisa berjalan dengan aman sampai di dermaga Pelabuhan Merak.
”Harus segera dievakusi karena pemilik kendaraan sudah menunggu. Tapi kita harus pastikan tidak ada api lagi, semua sistemnya aman. Kapal akan ditarik dengan tug boat (kapal pemandu),” ujar Al Muktabar.
Sementara itu, Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Dedi Komarudin menyatakan telah mengerahkan lima kapal patroli untuk evakuasi penumpang hingga evakuasi kapal KMP Royce 1.
Hal itu untuk mematikan pelayaran navigasi dan jalur pelayaran kapal lainnya tetap aman dan lancar. Patroli juga untuk mengawasi dan memastikan kelancaran evakuasi KMP Royce 1 dapat berlabuh dengan aman di dermaga.
Dedi dan Al Muktabar sepakat, peristiwa kebakaran KMP Royce 1 menjadi pelajaran atas pentingnya mitigasi keselamatan perjalanan laut. Ke depan, perlu ada evaluasi dan sosialisasi terkait keamanan dan kalaikan kendaraan, edukasi keselamatan penumpang, hingga standar operasional kendaraan dan kapal.
Beberapa hal penting perlu diperhatikan, seperti baju pelampung, rescue boat, apar, alat pendeteksi asap, dan lainnya.
”Tidak ada penumpang yang tinggal di dalam kendaraan, kendaraan dalam keadaan mati, lalu jumlah kendaraan di kapal. Ini menjadi pelajar kita. Untuk penyebab kebakaran belum bisa disimpulkan karena harus dicek lagi oleh KNKT,” kata Dedi.