Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan disiapkan menjadi Kota Sejuta Kopi, yang akan berfokus pada pengembangan industri kopi dari hulu sampai hilir.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan disiapkan menjadi ”Kota Sejuta Kopi”, yang akan berfokus pada pengembangan industri kopi dari hulu sampai hilir. Pemerintah kota bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyelaraskan keunggulan spesifik itu dengan program pemberdayaan warga kota yang sudah berjalan.
Kepala Perwakilan BPKPKalimantan Selatan Rudy M Harahap mengatakan, perumusan Banjarbaru sebagai Kota Sejuta Kopi digagas bersama Pemkot Banjarbaru. Penyiapan tersebut guna menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Jawa Barat, pada 17 Januari 2023.
Pada Rakornas di Bogor waktu itu, Presiden Jokowi memberikan arahan agar setiap daerah punya keunggulan spesifik. Misalnya, kota pisang seperti di negara lain. Semua fokus ke industri hilir dan hulu terkait pisang.
”BPKP hadir dan punya program pengawasan atas perencanaan dan penganggaran daerah. Karena itu, kami bersama wali kota merumuskan Banjarbaru menjadi Kota Sejuta Kopi. Hal itu karena Banjarbaru juga sudah punya program RT/RW Mandiri,” katanya saat dihubungi dari Banjarmasin, Minggu (7/5/2023).
Menurut Rudy, lahan di Banjarbaru sangat potensial untuk ditanami kopi. Penanaman kopi sudah dilakukan di beberapa lokasi. Bahkan, sejak tahun lalu, penanaman kopi juga dilakukan di lingkungan perkantoran BPKP. Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik dan membuat lingkungan menjadi lebih berkelanjutan.
”Kami akan mendorong gerakan penanaman kopi di Banjarbaru agar perekonomian Kalsel ke depan tidak hanya bergantung pada tambang batubara yang merusak lingkungan. Kami arahkan agar anggaran daerah dikerahkan untuk memungkinkan masyarakat menanam kopi secara massal,” katanya.
Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin menambahkan, Kota Sejuta Kopi Banjarbaru segera dicanangkan pada tahun ini. Dengan program ini, diharapkan perekonomian tumbuh, masyarakat sejahtera, dan perputaran ekonomi di Banjarbaru berjalan baik.
”Di Banjarbaru sudah ada Kampung Kopi, yang sangat bagus penjualannya. Banyak investor dan pembeli datang dari dalam maupun luar negeri untuk membeli kopi di Banjarbaru,” ungkapnya.
Menurut Aditya, program Banjarbaru Sejuta Kopi akan dipelopori oleh Kampung Kopi di Banjarbaru. Lewat program ini akan digencarkan penanaman kopi di sejumlah tempat di Banjarbaru, terutama di lahan-lahan yang belum digarap. Program ini akan diselaraskan dengan program RT/RW Mandiri yang sudah berjalan di 120 RT.
”Di Banjarbaru, kami sudah menjalankan program RT/RW Mandiri. Dalam program ini, pemkot menghibahkan dana Rp 75 juta ke setiap RT untuk menggali, mengeksploitasi segala potensi di lingkungan RT tersebut,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel Dwi Putra Kurniawan, yang juga pemilik Kedai Biji Kopi di Banjarbaru, menyambut dengan antusias rencana Pemkot Banjarbaru dan BPKP Kalsel mencanangkan Banjarbaru menjadi Kota Sejuta Kopi.
”Ini sebuah terobosan baru dalam pengembangan kopi di area perkotaan. Apalagi, Kampung Kopi di Banjarbaru juga sudah sering kedatangan pembeli kopi dari luar negeri. Bahkan, ada calon investor dari Qatar yang mau membangun perkebunan kopi dan bekerja sama dengan petani Kalsel,” katanya.
Dwi mengungkapkan, permintaan kopi lokal Kalsel yang terdata masuk di Kampung Kopi Banjarbaru sudah mencapai 200 ton per bulan. Permintaan tersebut belum sanggup dipenuhi karena bahan baku kopi dari petani kopi yang tergabung dalam SPI Kalsel masih sangat terbatas, yakni hanya 100-120 ton per tahun.
”Dukungan Pemkot Banjarbaru dan BPKP akan menjadi amunisi dan penyemangat kami untuk bisa mengakses lahan-lahan ruang terbuka hijau (RTH) dan lahan-lahan tidur di perkotaan untuk menjadi mesin penggerak ekonomi hijau Kalimantan,” katanya.