Selamatkan Keanekaragaman Hayati di Wilayah Wallacea
Penyelamatan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir daerah Wallacea kini menjadi fokus Burung Indonesia. Eksploitasi tak ramah lingkungan menimbulkan persoalan lingkungan di kawasan ini.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Ikan Cepungan Banggai
MAKASSAR, KOMPAS — Organisasi nirlaba Burung Indonesia menggandeng masyarakat pesisir melakukan upaya perlindungan ekosistem pesisir dan pemanfaatan berkelanjutan di wilayah Wallacea. Program ini tak lepas dari kondisi sejumlah pesisir dan wilayah laut yang mengalami kerusakan akibat praktik eksploitatif.
Program perlindungan ekosistem ini adalah bagian dari Program Kemitraan Wallacea yang dipusatkan di tujuh koridor, yakni Koridor Bentang Laut Buru, Koridor Pangkajene Kepulauan, Koridor Solor-Alor, Koridor Sulawesi Selatan, Koridor Sulawesi Tenggara, Koridor Sulawesi Utara, dan Koridor Togean-Banggai.
Manajer Program Wallacea Wahyu Teguh Prawira mengatakan, sampai saat ini praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan masih terus terjadi. Hal ini, di antaranya, penggunaan bom dan penangkapan ikan dilindungi, seperti hiu.
Penelitian dan fakta yang ditemukan menunjukkan praktik penangkapan seperti ini sangat berdampak pada siklus atau rantai makanan pada sebuah ekosistem. “Ketika terumbu karang rusak, ikan yang hidup di terumbu karang akan berkurang dan predator di atasnya juga akan kehilangan makanan. Lama kelamaan pada akhirnya tidak ada regenerasi," ujar Wahyu, di Makassar, Kamis (4/5/2023).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN
Manajer Program Wallacea Wahyu Teguh Prawira memberi penjelasan terkait program penyelamatan pesisir di wilayah Wallacea yang dilaksanakan oleh Burung Indonesia, di Makassar, Sulsel, Kamis (4/5/2023).
Wahyu mengungkapkan itu dalam evaluasi kegiatan Program Kemitraan Wallacea yang dipusatkan di Makassar. Dia menyebutkan, atas dasar kondisi itu, intervensi kegiatan yang dilakukan pun cukup luas dan beragam, termasuk terkait perlindungan padang lamun dan mangrove.
Direktur Eksekutif Burung Indonesia Dian Agista mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk menyelamatkan tempat-tempat penting untuk keanekaragaman hayati atau biodiversity. Selain itu juga mencakup koridor yang menjadi titik simpul keanekaragaman hayati di region Wallacea. Wallacea adalah kawasan ekologis yang mencakup wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
“Kegiatannya terutama untuk proteksi yang lebih baik terhadap spesies di laut. Kami juga melakukan peningkatan kapasitas masyarakat sipil dan kontribusi terhadap perbaikan kebijakan pemerintah," ucapnya.
Dia menambahkan, dalam kegiatan ini, masyarakat didampingi agar bisa mendapatkan keuntungan ekonomi tapi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatannya pun berbeda-beda, misalnya, ada yang fokus ke perlindungan gurita, dugong, termasuk pelibatan masyarakat adat dalam menjaga spesies.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Agus Latjuba berbicara dalam acara evaluasi program Kemitraan Wallacea di Makassar, Sulsel, Kamis (4/5/2023).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Agus Latjuba mengatakan, program ini cukup membantu di tengah keterbatasan pemerintah. Sulawesi Tengah memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 1.500 kilometer, tapi memiliki keterbatasan sumber daya manusia. Karena itu, pendampingan masyarakat butuh keterlibatan berbagai lembaga.
“Kami butuh lembaga yang bisa melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran agar tidak melakukan kerusakan, tapi dalam soal ekonomi juga tetap bisa berdaya," ujarnya.
Kami juga sudah melakukan upaya perikanan tambak dengan sistem yang lebih ramah lingkungan.
Dia menjelaskan, ada beberapa praktik, misalnya dengan melakukan jeda penangkapan gurita. Setelah masa jeda itu, hasil yang didapatkan lebih besar. Praktik ini cukup membangun kesadaran masyarakat untuk melihat pentingnya menjaga lingkungan di tengah upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi. "Kami juga sudah melakukan upaya perikanan tambak dengan sistem yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Program Kemitraan Wallacea II ini mendapat dukungan dari Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF). CEPF adalah program bersama l'Agence Française de Développement, Conservation International, the European Union, the Global Environment Facility, the Government of Japan, dan World Bank. CEPF bertujuan memperkuat keterlibatan dan efektivitas masyarakat sipil dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati yang penting secara global.
Capaian program ini mencakup berbagai aspek pengelolaan perikanan berkelanjutan, pengembangan mata pencaharian alternatif, pengelolaan kawasan konservasi perairan berbasis komunitas, dan penurunan ancaman terhadap spesies laut prioritas nasional.
Program ini diimplementasikan dalam 44 proyek yang dikerjakan oleh 38 mitra. Para mitra tersebar di koridor-koridor investasi prioritas, antara lain, Koridor Bentang Laut Buru, Koridor Pangkajene Kepulauan, Koridor Solor-Alor, Koridor Sulawesi Selatan, Koridor Sulawesi Tenggara, Koridor Sulawesi Utara, dan Koridor Togean-Banggai.