Bakal Dikunjungi Presiden, Jalan Rusak Parah di Lampung Ganggu Ekonomi Warga
Kondisi Jalan Raya Rumbia di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, yang menurut rencana akan ditinjau Presiden Joko Widodo dalam kondisi rusak parah. Penimbunan di sejumlah lubang mulai dilakukan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
LAMPUNG TENGAH, KOMPAS — Kondisi Jalan Raya Rumbia di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, yang menurut rencana akan ditinjau Presiden Joko Widodo dalam kondisi rusak parah. Padahal, jalan itu menjadi akses vital untuk mengangkut hasil komoditas petani serta penghubung ke salah satu sentra tambak udang Bratasena di Kabupaten Tulang Bawang.
Berdasarkan pantauan Kompas, pada Rabu (3/5/2023), kerusakan parah nyaris merata di jalan sepanjang 25 kilometer mulai dari Simpang Randu hingga Seputih Surabaya. Kondisi jalan terparah tampak di Kecamatan Way Seputih hingga Kecamatan Rumbia sepanjang 10 kilometer.
Di sepanjang ruas jalan ini, sebagian besar aspal jalan tidak terlihat lagi dan menyisakan batu, kerikil, dan lubang-lubang besar menganga. Sebagian jalan berlubang masih digenangi air hujan, sementara sebagian lagi sudah kering menyisakan jalan berdebu.
”Jalan rusak ini membuat mobil sering rusak. Kerusakan paling sering per patah atau ban mobil sobek,” kata Dwi Wijayanto (33), sopir truk, saat sedang memperbaiki truknya yang mengalami pecah ban di Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah, Rabu siang.
Menurut dia, truk yang ia kemudikan mengalami pecah ban setelah melewati jalan berlubang dan berbatu di Jalan Raya Rumbia. Ban truk bagian belakangnya robek sepanjang 15 sentimeter.
Dwi mengatakan, ia sering mengangkut singkong dari Rumbia menuju Seputih Banyak. Dalam seminggu, ia setidaknya bisa tiga kali bolak-balik mengangkut singkong. ”Kalau mobil rusak begini, sudah pasti keluar biaya Rp 100.000 sampai Rp 300.000 untuk perbaikan,” kata Dwi.
Edimar (30), pelaku usaha di Pasar Rumbia, Lampung Tengah, juga mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah. Bahkan, gorong-gorong di depan toko mesin diesel miliknya juga ambles akibat diterobos truk yang menghindari jalan rusak.
”Kondisi jalan rusak parah seperti ini membuat pembeli malas mampir ke toko. Biaya operasional untuk perbaikan mobil angkutan mesin juga tinggi,” katanya.
Menurut dia, setiap bulan ia harus cek rutin kondisi mobil bak terbuka yang dipakai untuk mengangkut mesin pesanan konsumen. Biaya perawatan kendaraan berkisar Rp 100.000-Rp 500.000 karena berbagai komponen, khususnya per dan ban, sering rusak ketika melewati jalan berlubang dan berbatu setiap hari.
Edi menambahkan, kondisi jalan rusak di wilayah itu sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Ia menceritakan, kondisi jalan yang rusak parah tidak berubah sejak ia kecil hingga saat ini. Ia berharap kedatangan Presiden Joko Widodo ke Lampung Tengah benar-benar dapat membawa perbaikan jalan yang selama ini dinantikan warga.
Dua hari jelang rencana kunjungan Presiden Joko Widodo di lokasi itu, sebagian jalan berlubang mulai diperbaiki. Petugas menimbun lubang jalan menggunakan batu dan meratakannya dengan alat berat.
Sejumlah aparat kepolisian dan TNI terlihat berjaga di sejumlah lapangan terbuka yang akan digunakan sebagai lokasi pendaratan helikopter yang ditumpangi Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga berencana meninjau jalan rusak di lokasi itu menggunakan sepeda motor.
Kendati begitu, perbaikan jalan yang terkesan buru-buru dan seadanya jelang kunjungan Presiden itu mendapat kritik dari warga sekitar. ”Selama ini kondisi jalan seperti kubangan, baru kali ini diuruk, tapi kualitasnya tidak menjamin karena hanya dihamparkan batu,” kata Ambari (82), warga Desa Sido Binangun 14, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.
Ia berharap ruas jalan provinsi Simpang Randu hingga Seputih Surabaya bisa diperbaiki menggunakan konstruksi beton. Pasalnya, selama ini perbaikan jalan hanya menggunakan aspal tipis sehingga rentan rusak saat dilintasi kendaraan besar.
Selama ini kondisi jalan seperti kubangan, baru kali ini diuruk, tapi kualitasnya tidak menjamin karena hanya dihamparkan batu.
Gusti Nyoman (33), warga Desa Sido Binangun 13, Kecamatan Way Seputih, menuturkan, jalan rusak membuat berbagai komoditas perkebunan, seperti singkong dan karet, dibeli dengan harga murah. Saat ini, harga jual singkong di tingkat petani hanya sekitar Rp 800 per kilogram (kg), sementara harga jual karet Rp 9.000 per kg.